Waktu 2012 lalu dapat kabar bakal pindah ke Tromsø, yang terbayang pertama kali adalah… Tinggal di igloo atau tenda kulit & tetanggaan sama beruang kutub, hihi. Dan baru saja kepikiran tentang satu fenomena alam yang biasa ditemui di langit kutub utara, tiba-tiba Baim nyeletuk, “Disana kita bisa lihat aurora borealis lho. Nih: …Tromsø is in the middle of the aurora-zone, and is one of the best places in the world to observe the aurora.“. So… yes, we are living our dream 😛

20131221-225737.jpg

20131221-225842.jpg

Dalam bahasa norsk, aurora atau northern lights disebutnya nordlys. Apa itu aurora & kenapa hanya bisa terlihat di daerah kutub utara & selatan bumi, penjelasannya ada disini dan disini. Talk about location, location & location. Ada empat hal yang jadi rumus untuk munculnya penampakan aurora:

1. Langit malam yang cerah; bersih dari awan, hujan, salju, polusi cahaya perkotaan & sinar bulan apalagi kalau purnama (yup! Meski bukan tidak mungkin tetap akan terlihat sih… Beberapa malam yang lalu di atas Tromsø terjadi aurora yang cukup besar bersamaan dengan bulan purnama). Pokoknya faktor cuaca termasuk menentukan,

2. Atom-atom gas unsur di atmosfer, yang bikin warna auroranya muncul dalam gradasi yang berubah-ubah (oksigen untuk warna hijau atau merah-kecoklatan, nitrogen untuk warna biru, ungu kemerahan atau pink),

3. Solar wind, yang berasal dari matahari. Ada siklus dimana Corona atau lapisan terluar permukaan matahari mengeluarkan semburan partikel berenergi tinggi, yang kemudian terbang terbawa sampai ke bumi & planet-planet lain di tata surya. Ketika partikel-partikel solar wind bertumbukan dengan atom-atom gas di lapisan atmosfer bumi, akan dihasilkan energi dalam bentuk cahaya. Saat milyaran tumbukan partikel terjadi sekaligus dalam waktu yang bersamaan, terjadilah si aurora. Kalau terjadi semburan solar wind yang sangat kuat dari coronal mass ejection (CME), penampakan auroranya bisa lebih besar & lebih bright lagi.

4. Luck. No, seriously. Kadang langit udah bersih gelap cerah, ramalan cuacanya bagus, trus ada berita rilisan NASA terjadi CME yang hembusan partikelnya bisa sampai ke atmosfer bumi dalam waktu 48-72 jam meaning akan muncul penampakan aurora yang besar… Dan sampai tiga hari berikutnya nggak terjadi apa-apa. Dan seminggu setelahnya. Atau sebaliknya: seminggu hujan salju lebat langit berawan, bolak-balik cek aurora forecast nggak ada tanda-tanda munculnya aktivitas aurora, dan saat kita udah pesimis banget… Tiba-tiba di satu malam yang cerah, muncullah si aurora ini. Gede pula. Dan ini yang cukup sering terjadi. Bukan berarti penampakan aurora tidak bisa diprediksi, bisa sih… but with less confidence than weather prediction.

20131221-230041.jpg

20131221-230250.jpg

20131221-230153.jpg

Nggak heran, si nona aurora ini dijuluki the tricky lady. Nggak beda pula sama jelangkung: datang tak diundang, hilang tak bilang-bilang. Kali pertama kami ketemu the tricky lady ini adalah… Malam pertama setibanya di Tromsø. 28 Februari 2013, jam 9 malam di tengah udara musim dingin -7’C, keluar meriksa lampu balkon yang nggak nyala-nyala. Pas nengok ke atas… masha Allah, cahaya hijau serupa tirai besar tampak menari-nari di langit. Ada kali, waktu itu dengan daster jaket & sendalan doang di luar melongo beberapa menit sampai lupa sama rasa dingin yang menusuk. Baru kemudian ingat manggil Baim yang tepar di sofa ruang tengah 😆

20131221-230445.jpg

20131221-230658.jpg

Berikut-berikutnya untuk ketemu si tricky lady aurora lebih mirip ajang uji kesabaran. Ya faktor no.4 tadi itu. Cek di aurora forecast, ada notifikasi aktivitas auroranya bakal tinggi… Tapi pas lihat ke luar, salju turun lebat. Atau langit mendung berawan. Di lain waktu, langitnya bersih selama beberapa malam… Tapi auroranya nggak muncul-muncul. Lain waktu lagi, selama seminggu cuacanya nggak bagus, lalu di aurora forecast juga nggak ada tanda-tanda apapun, tiba-tiba muncullah aurora besar yang intensitasnya bisa sampai Kp 6, seperti Oktober lalu 😆 Gue lupa save link beritanya, tapi diliput di nordlys.no. Katanya waktu itu orang-orang yang lihat dari camping ground di Tromsdalen sampe lupa diri jejingkrakan girang. Ya wajar sih girang: udah muncul nggak terduga, auroranya besar pula 😆 Yang di utara Finlandia bisa sampai bela-belain tengah malam nunggu di tengah udara dingin below -10’C.

Waktu ngabarin mau ke Tromsø ke salah satu teman yang tahun lalu tinggal di Oslo (halooo, bu Tisa!), dia komen kalau beruntung banget ke Tromsø-nya 2013 karena menurut berita serempat, 2013 adalah puncak dari siklus 11-tahun aktivitas sunspot yang menghasilkan solar wind besar… Yang mana frekuensi penampakan auroranya akan lebih banyak & bervariasi. Di Tromsø sendiri, waktu paling bagus untuk melihat penampakan aurora adalah saat pertengahan musim gugur (akhir Agustus sampai Oktober) & mendekati akhir musim dingin (akhir Januari sampai April). Di bulan November-Desember kadang-kadang bisa terlihat, tapi cukup jarang karena di bulan-bulan turunnya salju ini langitnya sering mendung. Saat musim panas (Mei-Juli) aurora tidak terlihat karena langitnya terang terus 24 jam. Yang midnight sun ituloh. Makanya waktu ada beberapa warga Indonesia yang tanya-tanya kapan enaknya ke Tromsø untuk lihat aurora, lebih enak datang bukan di pertengahan musim dingin… meskipun ada peluang terlihat, tapi relatif lebih kecil dibanding saat akhir musim gugur & akhir musim dingin. Dan enaknya sih tinggal barang seminggu. Sebenarnya kalau ke Tromsø yah go for the destination & experiences, jangan hanya untuk auroranya aja.

Sempat juga ada yang nanya: kalau pas bulan purnama, auroranya bisa kelihatan nggak? Maksudnya kan keren kalau kefoto aurora samping-sampingan sama si bulan purnama. Ya kelihatan sih, tapi pendaran auroranya saingan dengan pantulan sinar bulan. Jadi harus aurora yang intensitasnya tinggi (level Kp 4 or higher) supaya bisa terlihat saat purnama. Kebetulan 19 Desember kemarin amprokan tuh, bulan purnama & munculnya penampakan aurora. Sore sekitar jam 16.30, Baim (dalam perjalanan pulang sekalian abis jemput Alma) telepon ngabarin kalau dia di bukit belakang rumah & auroranya muncul bersamaan dengan keluarnya bulan purnama. Gue yang lagi nunggu masakan matang langsung matiin oven, pakai boots & jaket di atas piyama & lari ke bukit belakang rumah. My cannelonni can wait! 😆 Kalau baru-baru muncul, intensitas auroranya masih kecil & penampakannya tipis:

20131221-232818.jpg

Kelihatan nggak, auroranya yang mana?
Enam jam berikutnya dari balkon rumah & pasang tripod, auroranya sudah sebesar ini:

20131221-233224.jpg

20131221-233318.jpg

20131221-233456.jpg

… jadi memang munculnya bertahap, baru mulai ‘seru’ saat menjelang tengah malam. Ya mirip-mirip rave party lah 😆 memang butuh upaya ekstra buat ketemu the tricky lady. Serasa ketemu diva apaaa gitu yang sok jual mahal & unpredictable. JLo atau Madonna mah lewat. Oh iya, foto-foto aurora yang dipasang disini adalah hasil jepretan dari balkon rumah selama 9 bulan belakangan. Kami belum pernah sampai aurora-hunting ke pegunungan atau lembah-lembah pedalaman yang langitnya bersih dari polusi cahaya; meskipun sebenarnya pengen banget. Melihat aurora dari stasiun cable car di Tromsdalen pun bisa. Tapi sebenarnya bisa juga aurora-hunting dari tepi danau di bukit belakang kampus UiTø. Tinggal mau apa nggak, nggotong tripod tengah malam ke tepi danau dalam gelap di tengah suhu -5’C? Kalau rame-rame sih gue mau 😆 Alternatif lain untuk melihat aurora adalah… Bisa juga dari tengah laut. Jadi dari Tromsø naik cruise Hurtigruten sehari-semalam ke Kirkenes, yang letaknya lebih utara lagi dari Tromsø. Saat tengah malam di tengah laut dari atas kapal, silakan menanti kemunculannya the tricky lady. Di tengah laut langit malamnya relatif bersih dari polusi cahaya lampu perkotaan. Bisa juga coba ke daerah pesisir pantai seperti Sommarøy atau ke tepi fjord seperti di Ersfjord. Kalau mau ikutan tur mengejar aurora juga bisa, paling seru sih yang sekalian bermalam di tenda a la Saami.

Trus mbak, udah bosen dong lihat aurora? Ehmmm… anehnya malah nggak. Justru dinanti-nanti. Ini bukan pengalaman relijius sih, tapi saat berdiri di bawah langit penuh ledakan cahaya hijau berlapis-lapis, diselingi semburat ungu, pink, putih dan sapuan biru cerah sebelum berpendar & meredup membuat diri merasa… kecil. Antara merinding, tidak berdaya sekaligus kagum & pasrah. Jadi ingat waktu kecil dibawa ayah naik kapal & berdiri di tengah hamparan laut luas, waktu itu seperti itulah rasanya. Hanya saja ini hamparan lautan cahaya, yang berada di atas kepala. Kalau istilah ‘nurun ‘ala nur’ diartikan letterlek, mungkin seperti ini kali yah… cahaya di atas cahaya yang berlapis-lapis. Mungkin sih 😛 Aurora isn’t just a pretty light show, it’s earth’s greatest show.