Sebagai konfirmasi atas berita yang selama ini beredar, dengan ini kami menyatakan bahwa :

Yes, we’re expecting ๐Ÿ˜‰

Pertanyaan yang pertama kali tercetus pasti “Udah berapa bulan ??”. Well… Untuk penjelasan lebih lanjut, mari kita flashback sebentar ke suatu Rabu di bulan… Agustus.

Tengah Agustus kala itu, ada satu hal yang agak mengusik pikiran : kok udah nyaris dua minggu ini ‘telat’ ? Harusnya sih nggak terusik ya, secara sejak jaman kuliah sampai saat kerja siklus haid gue tu langganan mulur-mulur. Tapi nggak tahu kenapa, Agustus kemarin tu kok jadi kepikiran aja. Sekedar untuk “melegakan” pikiran, akhirnya gue cerita ke Baim. Sorenya, Baim menawarkan sebuah opsi : dibeliin testpack. “Coba aja dulu”, katanya sembari memberikanย  testpack tersebut, “dipakainya boleh besok pagi aja”.

Gue mengangguk & meletakkan testpack tersebut di meja makan. Semalaman, benda berkotak pink itu tetap ngejogrok disana,ย  samasekali nggak disentuh.

Ada alasan kenapa selama ini gue nggak sering buru-buru membeli testpack manakala haid gue masih telat dalam hitungan hari :ย  selain siklusnya langganan mulur, harga testpack disini pun cukup mahal. Gue pikir, “telat-telat” dikit mah biasa, nggak diambil pusing & nggak langsung menyerbu apotek terdekat buat beli testpack. Nggak tahu kenapa, gue selalu merasa kalau misalnya ntar gue hamil, tanda-tandanya akan lebih dari sekedar telat haid saja.

Keesokan paginya, barulah testpack tersebut disentuh. Pagi-pagi, pas Baim masih tidur, diam-diam gue coba tu testpack di toilet. EH… akhirnya ketahuan juga sama Baim ๐Ÿ˜† Sambil memegang testpack yang sedang bereaksi dengan sampel urine-segar-di-pagi-hari, gue cuma nyengir-garing pas melihat Baim protes : “Kok kamu nggak bangunin aku, sih ??”

“Lah… ini aku baru mau bangunin kamu.”

“Hasilnya gimana ?”

Gue menyorongkan testpack yang masih “segerrr” itu & bareng2 melihat hasilnya.

Satu garis merah.

Kami terdiam. Saling berpandangan.

“Eh, tapiย  bentar deh,” ucap gue, “Kok kayaknya keluar dua garis merah ya, Im ? Lihat nih, garisย  yang sebelah kanan nggak sejelas garis merah di sebelah kiri… “

“Testpack-nya udah kelamaan kamu diemin ‘kali, sayang…” jawab Baim, “Kalo minggu depan kamu masih belum dapet, kita coba tes lagi deh. Tidur lagi aja yuk, aku masih ngantuk nih.

Ya sudah, kemudian dengan santainya gue buang ajah itu testpack bekas-pakai ๐Ÿ˜›

Tiga hari kemudian, gue diserang mual & pusing yang hebat saat bangun pagi. Ditambah sekujur badan terasa sakiiit ngilu-ngilu. Baru mau turun dari tempat tidur… whiiii, badan langsung limbung. Karena mualnya terasa semakin “mencengkram”, akhirnya dibuatin secangkir teh manis hangat sama Baim. Ajaib, setelah menyesap teh, dunia pun terasa lebih indah ๐Ÿ˜† Baim sempat kuatir & bertanya : “Kamu yakin, nggak mau istirahat di rumah aja ?”

“Nggak. Aku udah enakan kok. Aku pengen makan di Tapak-Konvo, nyobainย  Laksam yang kamu bilang kemarin itu. Sama Nasi Kerabu juga. Trus, kamu bilang disana ada yang jual kebab enak itu kan ? Nah, aku mau makan itu juga.”

“. . .”

“Trus, sekalian kita beli Baskin & Robbins ya. Boleh kan ??”

Baim menatap gue. Gue balik menatap Baim.

“OK,” ucap Baim kemudian, “Kamu udah sembuh.”

Sejam kemudian, 2 scoops Vanilla-Butter Almond sudah habis dilahap nggak bersisa ๐Ÿ˜† Sesampainya di bazaar kampus, gue langsung kalap melahap seporsi Nasi Kerabu, setusuk crab-cake & segelas es kelapa muda. Selesai nasi kerabu, Chicken Kebab pun gue gasak (kali ini rada-rada nggak ikhlas karena sharing sama Baim ๐Ÿ˜† ). Tiga jam kemudian, giliran sepiring Laksam & segelas teh krisan sukses gue gasak. Saat itu gue mikir : “Giling, ini PMS terparah yang pernah gue alami… Udah sakitnya amit-amit, makannya rakus pula.” ๐Ÿ˜†

Hari itu berlangsung indah & menyenangkan… sampai saat sepulangnya dari kampus, gue mendapati ada flek-flek keluar layaknya tanda haid hari-pertama. Tetapi keesokan paginya… flek-flek tersebut malah berkurang, alih-alih bertambah pekat layaknya haid. Warnanya pun semakin menipis. Senin pagi, sudah tidak ada flek sama sekali. Bingung gue.

Di tengah kebingungan ini, seketika “sebuah pikiran” menyeruak muncul. Semuanya membentuk hubungan yang jelas, dari mulai irregularities yang terjadi, semua tanda-tanda & keanehan pada tubuh seminggu belakangan itu &ย  pola siklus haid yang sengaja gue catat pada kalender (untuk urusan catat-mencatat siklus ini, gue cukup rajin). Kemudian gue ceritakan ke Baim & ibu (via sms). Baim hanya diam & mendengarkan dengan khusyuk.

Sepertinya Baim punya “pikiran” yang sama karena usai gue bercerita, dia langsung bilang, “Besok pagi kita periksa ke Klinik Universiti ya.”

*****

Senin pagi, Baim menemani gue ke Klinik Universiti. Saat diperiksa, dokternya mengajukan pertanyaan seperti gejala yang gue rasakan, kapan haid terakhir gue, etc. etc. Kemudian dokter menyuruh gue untuk di-USG (that was my first USG !! ๐Ÿ˜† ). Saat perut gue diperiksa, Dr. Choong berhenti sebentar di sebuah titik di perut kiri bawah. Keningnya mengernyit. Kemudian dia memanggil Baim untuk mendekat.

Sambil menggerakan alat USG & menunjuk ke sebuah lingkaran hitam yang terpampang di monitor USG, Dr.Choong berkata : “Ini, saya mau kasih lihat… Ada ketumbuhan di daerah sekitar ovarium sebelah kiri.”

Selanjutnya yang gue dengar hanyalah kata-kata kista, delapan sentimeter, harus diangkat, serta cek ke hospital. Baim kemudian cerita kalau Januari 2009 kemarin perut sebelah kiri gue pernah terasa sangat-sangat-sakit,ย  tetapi reda setelah diberi antibiotik & obat pereda rasa sakit. Sambil terus memeriksa perut gue, Dr.Choong bilang bahwa sakitnya bisa jadi karena pertumbuhan kista tersebut. Waktu gue tanya apakah kista ini menjadi penyebab ketidakteraturan siklus haid, Dr.Choong mengiyakannya sekaligus bilang kalau gue tidak perlu khawatir karena kista ini ada di dekat ovarium, bukan di rahim. Hummm… dimanapun letaknya, tetap aja itu kista bikin gue kuatir.

Sambil menaruh kembali alat USG-nya, Dr.Choong berkata dia concerned dengan tanggal haid terakhir gue yang datang di awal Juli kemarin. So, disuruhlah gue untuk ambil sampel urine untuk di-tes. Limabelas menit kemudian, suster memanggil nama gue lagi. Kami masuk ke ruang praktek & Dr. Choong mempersilahkan kami untuk duduk. Sambil melongok ke sebuah kit di atas sampel urine gue, Dr. Choong berkata :

“Ini saya lihat disini, positif hamil… tapi dia punya hormon masih sedikit sekali.”

Baim & gue berpandang-pandangan, melongo… Lama.

Serius, baru kali itu gue melihat Baim terlongo, selebar-lebarnya ๐Ÿ˜†

“Tapi, lima hari yang lalu saya coba alat testpack, hasilnya negatif,” ucap gue bingung, “Itu maksudnya bagaimana, dokter ?”

Dr. Choong menjelaskan bahwa sedikitnya kadar hormon kehamilan yang terdeteksi itu wajar terjadi di minggu-minggu awal kehamilan. Plus, sepertinya home pregnancy test (HPT) yang dilakukan di rumah hasilnya false negative; dimana alat HPT-nya kurang sensitif sehingga tidak bisa mendeteksi hormon yang meskipun sudah ada, tetapi kadarnya masih sedikit.

Saat Dr. Choong memeriksa dengan USG untuk kedua kalinya, Dr. Choong menduga kalau embrio calon-baby kami masih dalam perjalanan menuju rahim karena belum ada tanda-tanda implantasi apapun didalam rahim. Meskipun begitu, normalnya hCG sudah mulai dihasilkan oleh embrio calon-baby soon after the conception, dan akan bertambah terus di minggu-minggu berikutnya. Nggak heran… ini menjelaskan sekali kenapa seminggu kemarin gue merasa mual-mual, pusing, pegal-pegal ngilu, keluar flek-flek (spotting), tetapi juga merasa cepat lelah, nafsu makannya menggila & emosinya serupa jalur Rollercoaster : naik-turun penuh tikungan maut ๐Ÿ˜†

Untuk ketumbuhan kista-nya, Dr. Choong berpendapat kalau kista tersebut sebaiknya diangkat,ย  tetapi sebaiknya kami menemui dokter spesialis Obgyn terlebih dahulu. Dr.Choong bertanya apakah kami punya rujukan khusus ke dokter di rumah sakit tertentu. Baim & gue saling berpandangan, bingung. “How about General Hospital, doctor ?” tanya Baim kemudian, tetapi buru-buru meralat, “Or any hospital-lah, doctor… Just give me the best obgyn specialist in Penang.”

“Saya buatkan surat rujukan untuk ke LWE Hospital, kalau begitu.”

*****

Dari Klinik Universiti, kami mampir ke kampus dulu; sementara Baim survey info tentang LWE Hospital di internet, gue mengisi perut dengan dua potong roti & sebotol susu (laper, pas mau keย  klinik belum sarapan). Usai makan siang & shalat, kami berangkat menuju LWE Hospital menemui spesialis obgyn. Di LWE Hospital, ternyata Dr. Quah (yang dirujuk oleh Dr. Choong) sedang tidak masuk. Daripada bolak-balik, kami setuju untuk konsultasi dengan dokter yang hari itu sedang praktek : Dr. Lau.

Di ruang praktek, tekanan darah gue diperiksa & tinggi-berat badan diukur. Dr. Lau juga menanyakan beberapa hal sehubungan dengan siklus haid (kapan hari pertamaย  haid terakhir, panjang siklusnya) & bertanya mengenai sakit yang Januari lalu pernah dirasakan di perut kiri bawah. Kemudian gue diminta untuk tes urine (lagi), lalu diperiksa dengan USG.

hasilnya : Kadar hCG dalam sampel urine = positif. Dr. Lau menyatakan hal yang sama dengan Dr. Choong :ย  merujuk ke hasil pencitraan USG kondisi rahim, embrio calon-baby kami belum terlihat; kemungkinannya masih dalam perjalanan menuju rahim. Dr.Lau memperkirakan umur kehamilan ini masih belum sampai 4 minggu. Setelah mengecek kondisi rahim, giliran si kista diukur & diperiksa : dia menyatakan bahwa kistanya bukan jenis yang berbahaya, bukan pula cancer maupun tumor (alhamdulillah…), tetapi diperkirakan sudah tumbuh sekitar 2-3 tahun belakangan (!!!). Dr. Lau memutuskan untuk tidak mengambil tindakan agresif apapun terhadap si kista (seperti removal surgery ataupun laparoskopi) sampai embrio bayinya benar-benar settled. Oleh karena itu, selama tiga bulan berikutnya (trimester pertama) kondisi gue & si calon baby akan ekstra dipantau.

Sehubungan dengan kondisi calon-baby kami, gue diminta datang seminggu lagi untuk dilihat apakah embrio bayinya sudah melekat di rahim. Setelah di-USG, gue juga menjalani tes darah untuk mengukur kadar hormon beta-hCG dalam darah (yang mana menambah akurasi hasil positif kehamilan dari test urine). Hasil tes darah ini akan diberitahukan keesokan paginya oleh Dr. Lau.

*****

Malam harinya, gue & Baim nyaris nggak bisa tidur. Kami ngobrol sepanjang malam, membahas semua “keajaiban” yang terjadi selama seharian tadi. Rasanya masih nggak percaya aja… Lha wong beberapa hari sebelumnya, hasil HPT-nya cuma segaris alias negatif. Jujur, kami masih deg-degan menanti saat selanjutnya untuk mencoba HPT-kit lagi. Plus, dua minggu sebelumnya kami masih jejingkrakan merayakan 1st Anniversary kami, makan bekicot-bumbu-mentega & jalan-jalan keliling kota (jalan kaki & naik bus, lho)… belum lagi sempat ada rencana untuk ngebobol tabungan & backpacking-berdua ke negara-negara tetangga. Tapi ternyata, datanglah si babyย  ๐Ÿ˜† Gak apa-apa, deh… tabungannya nggak jadi dibobol dulu, disimpan buat si baby ๐Ÿ˜† Nak… kamu datang di saat yang tepat, kok. Siapa tahu nanti kami bertiga malah backpacking bersama ke luar negeri ?? ๐Ÿ˜‰

Keesokan paginya Baim menelepon Dr. Lau disela-sela break acara training. Usai menelepon, Baim langsung mengabari gue & bilang : “Hasil tes darahnya Alhamdulillah positif, sayang… dokternya bilang, hormon hCG-nya sekitar 620-an”. Baim kemudian juga memberitahukan estimasi Dr. Lau terhadap usia kehamilan ini (berdasarkan kadar hormon hCG) & bilang jadwal kunjungan kami dimajukan dua hari. Kata dokternya, kemungkinan besar kurang dari seminggu, si calon-baby kami sudah bisa terlihat.

Sabtu siang tanggal 22 Agustus, hari pertama puasa Ramadhan. Kami datang lagi ke LWE Hospital. Usai nimbang berat badan (langsung naik 4 kilogram !! ๐Ÿ˜† ), diukur tekanan darahnya & sampling buat tes urine, Dr. Lau memeriksa lagi dengan USG. Rasanya harap-harap cemas menanti kehadiran pertama calon baby kami. Pas gue lirik Baim… hehe, wajahnya juga tampak tegang ๐Ÿ˜†

Pertama-tama Dr. Lau memeriksa kondisi kistanya, yang mana ternyata sedikit bertambah besar. Dan saat ovarium kanannya diperiksa, ternyata juga terbentuk kista kecil, tetapi menurut Dr. Lau masih normal & memang terbentuk setiap kali ada ovum (sel telur) yang dihasilkan. Usai memeriksa kistanya, barulah Dr. Lau mengarahkan USGnya ke tengah perut, mencari-cari sejenak, dan…

“Ah, there it is…” ucap Dr. Lau sambil menunjuk sebuah bulatan kecil di layar monitor USG, “You see this ? This is the sac, where the baby will grow inside.”

…dan terlihatlah bakal-calon baby kami ๐Ÿ™‚

Manakala melihat bulatan kecil itu, spontan terucap “Alhamdulillah…”. Beneran, rasanya legaaa ajah. Kalo nggak ingat disitu lagi ada Dr. Lau, rasanya gue udah pengen mewek nangis-nangis lagi (dasar bumil ๐Ÿ˜† ). Kantung embrionya kemudian diukur, keciiil sekali, kira-kira seukuran sebutir bulir beras. Subhanallah, rasanya takjub aja saat melihat kehidupan kecil yang tumbuh didalam perut gue. So, it was our first meeting with our future baby ๐Ÿ™‚ Actually, it is still too early to see the baby, though… That’s why all we saw was the sac. Tapi lihat sac-nya aja rasanya gembiraaaaaaaaaaa tiada tara, dan perlahan semua kekhawatiran & ketegangan kami terangkat lepas. Alhamdulillah ๐Ÿ˜‰

Di akhir kunjungan hari itu, Dr.Lau kembali menegaskan kalau kondisi gue & calon-baby kami akan terus ekstra-dipantau sampai memasuki usia kehamilan empat bulan; begitu pula dengan pertumbuhan kistanya.ย  Tes TORCH & tes antenatal pun akan dilakukan saat kehamilan memasuki usia tiga bulan. Meskipun begitu, diharapkan bayinya tumbuh sehat-kuat & tidak ada keluhan rasa sakitย  dari kistanya.

Oleh dokter, gue diberikan resep vitamin (Obimin) & asam folat untuk dikonsumsi setiap hari. Obimin ini adalah multivitamin dengan ekstra zat besi; di awal-awal kehamilan saat embrionya masih menyerupai gumpalan darah, asupan zat besi berperan penting dalam proses pembentukan embrio (mind that zat besi juga merupakan inti dari hemoglobin, zat pengangkut oksigen di dalam sel darah merah). Mengenai susu kehamilan, kata Dr. Lau susu sapi UHT bagus dikonsumsi untuk kesehatan ibu & pertumbuhan si baby. Nggak harus terikat minum susu hamil, karena sebenarnya supply protein & kalsium-lah yang dicari dari susu.ย  Boleh juga meminum Yogurt, makan keju, ataupun produk susu lainnya asalkan yang sudah dipasteurisasi.ย  Kalaupun sudah minum susu & multivitamin, yang paling utama adalah selalu mengasupi diri dengan makanan alami yang bergizi baik & benar-benar matang dimasak (bye-bye maguro-sushi, sashimi & homemade mayonnaise ๐Ÿ™ ).ย  Selain itu Dr. Lau juga bilang untuk tetap tenang, positif, santai & moderately active ๐Ÿ˜‰

Wiiiihii, rasanya nggak sabar lagi deh untuk check-up selanjutnya & berjumpa dengan our little precious ๐Ÿ˜€ Benar-benar nggak menyangka… our little precious datang sebagai berkahNya di awal bulan Ramadhan ini, alhamdulillah. Ada beberapa cerita seru juga yang terjadi selama Ramadhan kemarin sehubungan dengan kehamilan ini… tapi ntar aja diceritain di lain posting ๐Ÿ˜‰

Perubahan yang paling terasa adalah… pada pembawaan & pikiran. Sebenarnya kuatir juga pas tahu ada si kista, tapiii nggak mau mikirin yang jelek-jelek maupun larut berspekulasi “What if…”. Instead, segera diniatkan kembali berpikir positif. Harus. Baru kerasa pentingnya terus selalu berpikiran positif & stay happy. Allah itu Maha Pengasih, Maha Memelihara & menciptakan semuanya dengan bentuk yang bagus & sesempurna-sempurnanya. Berkali-kali gue katakan kepada sang-baby : โ€Nak, insya Allah kamu akan tumbuh sehat & kuat… Dan kita bisa melewati semua ini bersama-sama, ya. Semuanya akan baik-baik sajaโ€. Lumayan ampuh memberi sugesti positif untuk pikiran ๐Ÿ˜‰ Diatas semuanya, yang membuat gue sangat-sangat bersyukur adalah gue dikelilingi ortu, keluarga & sahabat yang sangat suportif, serta suami tercinta yang sangat memperhatikan keadaan kami. Memang, nggak ada yang lebih menenangkan selain dikelilingi oleh benteng-positif bernama cinta & semangat ๐Ÿ˜‰ Yes, we all know fear… but passion leads us to courage.

Actually we’ve been holding back the news of my pregnancy. Bukannya kami nggak excited lho (oh, we’re SOOO excited ! In fact we can’t wait to grab the megaphone & spread the news ๐Ÿ˜† ). We kept the news during the first trimester because it’s the most “crucial” period, and there’s a lot of uncertainty regarding to the health issues. But sinceย  we’re now at the second trimester (…yes ๐Ÿ˜† ), we think that now is the right time to announce it ๐Ÿ˜‰

We still have many months to go & hopefully we could go through all the challenges & excitements facing us. Mohon doa’nya ya kawan-kawan, semoga kami bertiga sehat-sehat selalu… jugaย  semuanya berjalan lancar & selamat ๐Ÿ™‚