Nggak tahu yah gimana dengan orang lain, tapi… gue sendiri mulai agak malas berbagi privasi via blog. Privasi disini maksudnya kayak cerita-cerita panjang-lebar tentang kehidupan rumahtangga & dinamikanya, deskripsi mendetil tentang kehidupan & polah tingkah anak gue, dan semacamnya. Nggak usah di blog, di twitter atau facebook aja males nulisnya.

Beberapa orang memang menggunakan blog sebagai sarana buat berbagi, buat curhat, buat nuang isi-pikiran, atau untuk menyimpan catatan secara online. Nggak sedikit juga yang memilih buat mengabadikan karya-karya mereka dalam bentuk online. Hare gene gitu loh, siapa yang nggak terhubung secara online ? Bahkan mungkin bisa jadi lebih sering komunikasi di dunia maya daripada dunia nyata. Tapi apa saja & seberapa banyakkah yang patut untuk dibagi di dunia maya ?

Sebenarnya cerita teman-lah yang bikin gue memutuskan untuk mengurangi porsi privasi & kehidupan pribadi di blog ini. Termasuk bagian curhat-mencurhat & memajang foto anak. Jadi waktu itu teman cerita bahwa dari statistic blognya dia perhatiin ada pengunjung blog yang itu-itu lagi, datang & ngopi-ngopiin foto anak-anaknya. Jangan tanya gue gimana cara dia tahu, cuma insting orangtua pastilah ujung-ujungnya waspada, takut anaknya kenapa-kenapa. Mana kita tahu orang yang ngopiin foto itu orang baik apa jahat. Dan apa maksudnya pula ngopi-ngopiin foto anak-anak. Hiiiy. Akhirnya semua entry tentang anak-anaknya diproteksi, dikasih password. Gue jadi mikir… yah wajar aja temen gue itu takut. Secara tinggal di rantau, anaknya dititipin di daycare pula. Amit-amit, kalo sampe ada orang yang memanfaatkan informasi tentang anaknya itu gimana ? Sama aja kayak kondisi disini; kalau Baim lagi tugas ke luar kota atau sedang ngelembur & gue berdua saja dengan Alma di rumah, ogah banget gue “membagi” info tersebut, meski dengan nada mengeluh : “Duuuh di rumah aja nih berdua Alma… sepi deh. Pak suami pulangnya jam berapa ya ?”. Too much information, I think. Mana gue tahu itu tweetnya dibaca siapa aja ? Se-diprotect-protectnya account lo, orang bisa aja baca dari link lain, dengan googling nama lo (apa sih sekarang yang gak bisa dicari via google), dan cara lainnya yang mungkin nggak pernah kepikiran sama kita. Jadi kalau sekarang cerita & info seputar kehidupan & tumbuh-kembang Alma mulai minim, ya jadi tahu-lah alasannya kenapa. Palingan cuma beberapa foto & cerita lucu aja yang kadang dibagi disini. Kalo foto, masih sih banci-ngeksis upload foto ini-itu di twitter, hehe. Cerita sebaris-dua baris tentang Alma juga masih, tapi nggak pernah sampai detil. Tapi di facebook udah jarang banget taro foto Alma disana… ada kali sejak Alma usia 6 bulan, sejak ada orang dikenal-yang-tidak-terlalu-dekat yang suka ngetag namanya di foto anak gue. Bukannya gimana-gimana, tapi aneh aja, sodara bukan apa bukan, kok main ngetag. Mbok ya ngetag fotonya sendiri aja gitu. Akhirnya tak hapus aja tag yang dia bikin.

Tentang kehidupan rumah tangga. Ahem. Ngebulnya “dapur” yang satu ini kayaknya mending buat diri sendiri & pasangan deh. Agak jengah aja rasanya curhat tentang kehidupan pernikahan & tentang suami di blog atau twitter. Oke lah kalo tentang yang hepi-hepi ato yang roman-roman dikit… siapa sih yang nggak senang baca kisah yang happy ? 🙂  Tapi kalo yang grundelan-grundelan atau yang agak ehem-ehem ? Nanti dulu itu. Kalo ada grundelan, mending diomongin langsung kale. Dunia nggak harus tahu kok semua grundelan di hidup kita. I mean, grundelan ada di antara kita & pasangan, apa iya mau ngajak dunia buat ikutan nyelesaiin ? Atau ikut nontonin dramanya (ini mah attention seeker ya) ? Ya terserah sih kalo pengen (pengen puyeng, hehe). Jadi inget pernah ada temen juga yang nggrundel curhat tentang suaminya di di status facebook. Trus di-post. Trus gue baca. Trus besoknya status itu udah gak ada. Iseng gue tanya di inbox, udah baikan ampe statusnya di-delete ? Temen gue bilang : nggak, setelah kepalanya agak dingin, dia jadi malu sendiri baca statusnya yang marah berkobar-kobar. Nyahahahaaa 😛 Penyesalan memang selalu datang belakangan, sodara-sodara. Kalau yang ehem-ehem ? Yakin lo mau buka ‘aurat’ pasangan ? 😆 Salah satu kewajiban seseorang terhadap pasangannya ya menjaga aurat pasangan; dan menurut gue, semua bedroom stories & deskripsi seputar aktivitas intensifikasi penyerbukan serta pengontrolan kegiatan reproduksi termasuk aurat juga. Ehtapi ini menurut gue lho ya. Kayak waktu itu ada yang minta gue sharing tentang… jenis kontrasepsi pilihan yang dipake selepas melahirkan. Euh, agak-agak gimanaaa gitu ya kalo mau cerita tentang ini. Dan jadi mikir juga, agak-agak horror gak sih kalo misalnya semua orang jadi (nyaris) tahu tentang kehidupan pribadi lo ? Errr. Cari opini tentang pilihan alat kontrasepsi ? Mending tanya langsung ke dokter kali yeee… lagipula kondisi kesehatan tiap orang kan beda-beda. Ato kalo mau tanya langsung ke seseorang kan bisa lewat japri.

Makanya gue lebih suka baca mereka yang berbagi pendapat & pikiran tentang common issues, apalagi mereka yang suka bikin review, tips, sharing resep, bikin art-craft & tutorial. Salut deh sama mereka karena semua itu butuh ketekunan ekstra & kesukaan yang mendalam. Nggak bakal mereka bisa/mau rutin bikin postingan review, tips atau tutorial kalo mereka nggak ngikutin perkembangan produk/topiknya, rajin cari ide & mikir kedepan. Gue pribadi sih pengeeeen banget bisa begini : membagi ilmu & info yang jelas manfaatnya, secara rutin & kreatif. Soalnya dari ngerjain itu semua jadi kepicu buat terus mikir & belajar. Dan para blogger nan rajin ini berhasil sekali membuktikan bahwa eksistensi di dunia maya itu dibangun dengan membagi info-info yang penting & bermanfaat buat pembaca… bukan membagi-bagikan privasi.

Jadi, sejauh mana info pribadi yang bisa dibagi di dunia maya ? Balik lagi ke masing-masing orang. Semisalnya ada semilyar orang yang pake blog buat sharing, ada semilyar pendapat juga mengenai kepatutan tersebut. As for me, sesedikit mungkin lebih baik 😉 Ya semoga bisa deh. Hehe.