Hohoho… bulan ini benar-benar bulan-nya kami berwisata kuliner π Adaaaa aja, acara makan-makan bareng… dari mulai Jalan-Jalan-Cari-Makan (JJCM) bareng gank-Parlimail, trus hunting kedai-kedai nasi kandar di Georgetown, mencicipi Sup Hameed (but NOT the ‘torpedo’ soup), makan seafood di SeaGate (warung seafood di tepi pantai Penang, modelnya kayak Muara Karang di Jakarta gituh)… kemudian kemarin pagi : mencicipi the BEST Roti Canai in Penang π
Thanks to Nando & Emme yang pas Jumat malam kemarin (saat kami semua begah-begah kekenyangan usai melahap kerang bakar, tomyam campur & ikan bakar) melontarkan ide jalan-jalan-sarapan-bareng untuk keesokan Sabtu paginya.Β Emang pada dasarnya kami semua doyan makan, maka ide Nando tersebut disambut dengan sangat-sangat antusias π Tempat makannya : Roti Canai Argyll Road.
Sekedar mengingatkan, inilah Roti Canai Transfer Road yang April silam kami kunjungi :
OK, silakan dihapus dulu itu ilernya, sebelum lanjut baca lagi… Hati-hati, jangan sampai netes ke keyboard π
Kalau pas acara JJCM bulan April lalu kami sarapan di Roti Canai Transfer Road, nah… kali ini kami menjajal kedai Roti CanaiΒ Argyll Road, sekitar 200m jalan kaki dari Transfer Road. Letak kedai roti canai ini “tersembunyi” dibalik belantara gedung & hotel di Penang Road, dalam sebuah jalan kecil bernama Argyll Road. Hehee, gue malah nggak sadar kalau ternyata Argyll Road ini sempat kami lewati saat mencari jalan menuju nasi kandar Line Clear, plus ternyata mudah-sekali dicapai dari arah Penang Road (mungkin karena waktu itu malam & gelap ya). How to get there : kalau naik mobil melewati Transfer Road, kita harus putar balik lewat jalan Seri Bahari, masuk Penang Road, trus baru deh belok kanan masuk ke Argyll Road. Bisa juga jalan dari Upper Penang Road, melewati Hotel Cititel & Bioskop Odeon… Few steps setelah Bioskop Odeon akan ada sebuah tikungan belok kanan (dengan kedai resto India di hoek-nya), belok kanan disitu deh, itulah Argyll Road. Teruuuus saja susuri Argyll Road, sampai ketemu sebuah gedung ruko berjendela hijau dengan tulisan : KLINIK WONG. Itu tandanya anda sudah berada di tempat yang benar π Oia, sekedar peringatan : berhati-hatilah saat jalan di sepanjang trotoar menuju kedai roti canai ini, karena banyak sekali “ranjau-droppings” dari hewan-hewan yang kalau malam berkeliaran di lorong jalan ini. Tapi gpp, just watch ur steps-lah kalau jalan disitu π
Letak kedai roti canai Argyll Road tu ditunjukkan oleh tanda panah merah π
Di pintu masuk kedai, kita langsung disambut oleh pemandangan dapur kedai, dimana kesibukan memasak roti canai, suara adonan roti yang mendesis-desis saat dipanggang, serta harum terigu terbakar bercampur dengan aroma kari yang bergolak di panci-panci besar, berkumpul disana. “Atraksi” yang seru deh, saat mengamati tangan-tangan para pria yang memasak roti canai dengan sigapnya… hanya saja mereka kayaknya gak terlalu suka untuk difoto saat sedang sibuk bekerja, hehee.
Tapi, tempat makannya dimana ? Hehee… untuk sampai disana, kita harus “melewati” dapur kedai dulu dengan masuk lewat sebuah pintu kecil. Nanti dibelakan dapur inilah baru terdapat banyak meja-meja makan dengan bangku2 plastik, tempat para pengunjung menikmati sarapan roti Canai mereka. Lumayan adem… karena letaknya dibawah pohon rindang plus (sudah) diberi atap seng sebagai peneduhnya. Nando, Emme, gue, Baim, Bang Azrul, Kak Ilah, Azleena & Zue langsung memilih tempat di pojok yang dekat dengan dapur pembuat minuman & kipas angin besar, hehee…
Seperti kedai makanan sidewalk di Malaysia pada umumnya, level kebersihannya belum tentu ada dalam list teratas… tapi yang pasti, makanannya ENAK-ENAK, booo’… π Pagi itu sebagai pembuka, kami memesan minuman favorit masing-masing (me : teh tarikkk panas !!! π ) dan roti canai kosongΒ plus kari ayam & kari daging sapi.
Huehehee… kelihatannya aja sedikit. Tapi begitu lidah mencicipi… HWAH, dijamin langsung lahap & nagih booo’ !!! π Kalau Roti Canai Transfer Road tu agak kering & crunchy (dengan sedikit aroma panggangan yang-entah gimana-bikin rasa rotinya tambah enak) , Roti Canai Argyll Road ini lebih lembut & gurih. Well, ini sih kembali ke preferensi masing2 lidah ya π Diatas semuanya, Kari daging sapinya, maaakkk… lezat banget !!! Lebih beefy, empuk & kuahnya gurih-segar. Pedas & spicy-nya juga lebih ‘mild’ untuk perut di pagi hari. Sementara kari ayam-nya lebih bersantan, mengingatkan gue akan kalio ayam a la Minang, cuma ditambah sedikit hint aroma daun kari (daun Temurui). Roti canai Argyll Road ini juga disajikan dengan semangkuk potongan kentang & terong yang dimasak dalam kari berkuah dhal.
Di menit-menit pertama saat melahap selembar roti canai HANYA-DENGAN kuah kari, gue udah “nagih” aja. Trus, gue lihat-lihatan ma Azleena. Kemudian Azleena nyeletuk : “Pesan lagi satu roti canai kosong, yuk ! Kita half-half, OK ??”
Gue nyengir girang. “OK !!!” sambut gue antusias π
Lima menit kemudian, selembar roti canai kosong (Plus semangkuk kuah campur) pun datang, lalu dibagi dua untuk gue & Azleena π Habis rotinya & piring udah licin-kosong, giliran gue lihat-lihatan ma Baim. Trus, Baim melirik ke roti Plaster yang dilahap Nando. Baim pun nyengir, “Mau cobain roti plaster, nggak ?”
Gue nyengir (lebih) lebar, “MAU !!”
Lalu kami berseru ke pelayan : “Roti Plaster satu,and kuah campur satu !!!”
Roti plaster ni berupa roti canai yang dimasak dengan “balutan”Β sebutir telur (kayak pake adonan-plaster). Jadinya kayak persilangan roti canai & telur ceplok. Rasanya : DOBEL-GURIH, and surely with added cholesterol π Makannya sama kayak roti canai, dilahap dengan kari & kuah dhal.
Gile, ini judulnya bener-bener “sarapan kalap” π
Minumnya yah biasa aja layaknya warung-warung di malay; walaupun gue berharap kalau teh tarikk disini aroma teh-nya bisa terasa lebih “kuat” & lebih sedikit memakai gula (gile, royal banget tuh ngasih gula & sweetened creamer). Lidah gue sih lebih pas dengan teh tarikk di roti canai Transfer Road… tapi soal roti canai & kari-kariannya, Argyll Road ini JUARA π Harga makanan disini juga cukup “bersahabat” : dua roti canai kosong, satu roti plaster, satu kari daging sapi, satu kari ayam, semangkuk kuah campur & 2 gelas teh tarikk dibandrol sekitar RM 10.
Benar-benar sarapan khas Penang-lah, favorit banget… pagi-pagi makan roti canai & kari, ditemani sruputan teh tarikk, dinikmati dibawah pohon rindang sambil sesekali dihembus angin sepoi-sepoi. Yah, pastinya sarapan macam ini tu dinikmati kalo lagi pengen aja… nggak tiap pagi-lah. Kalau tiap pagi sarapan macam ini, whuidiii… gak kebayang deh waistline jadi segede apa setelah seminggu. Saking kenyang-nya, saat 2 jam kemudian kami nonton Angels & Demons, kami nggak berminat ngemil popcorn… Lha wong sarapannya sebanyak itu π
Jadi, Baim, kapan lagi kita kesini…? Hahahaa π
.
.
P.S : btw, salute benerrr sama Nando & Emme… mereka ini benar-benar “Kamus-Berjalan”nya tempat-tempat makan enak di Penang π