… banyak yang bilang (& mengalaminya sendiri), kalau habis makan sayur kangkung tu jadi ngantuuuuk-tuk-tuk.
Bener gak sih ?
Iseng gue cari infonya di internet dan inilah yang gue dapatkan :
Kangkung (Ipomoea aquatica) adalah sayuran yang mengandung kadar serat tinggi. Sebetulnya rasa ngantuk itu bukan dari kangkung, tapi lebih tepat berasal dari faktor rasa kenyang yang umum timbul setelah kebanyakan makan.
You see, tumbuhan bisa tumbuh tegak & memiliki struktur rigid karena adanya senyawa-senyawa polisakarida non pati (senyawa gula kompleks berrantai sangat-sangat-sangat panjang) seperti selulosa & lignin. Kedua senyawa tersebut kemudian lebih sering dikenal & disebut sebagai serat. Serat ini menyusun hampir 98% bagian anatomi tumbuhan, terdapat pada bagian-bagian seperti batang, daun & kulit buah.
Sistem pencernaan manusia tidak memiliki enzim selulase (enzim pencerna selulosa, yang banyak dihasilkan dalam sistem pencernaan hewan2 herbivora & rayap), sehingga manusia nggak benar-benar mampu pun nggak efisien mencerna serat2tumbuhan yang dimakannya. Saat serat berada dalam sistem pencernaan manusia, serat nyaris tak tercerna… selebihnya, menjadi cenderung bersifat menyerap air & lemak. Inilah yang menjadikan serat mampu “mengembang”; analoginya, sama seperti spons yang menyerap air.
“Mengembang”nya serat saat dicerna inilah yang kemudian menimbulkan rasa “penuh” atau kenyang. Tapii… selain “mengembang”, karena serat tidak banyak dicerna tubuh, maka serat ini hanya akan “numpang-lewat” aja dalam saluran pencernaan sehingga mempercepat proses pembuangan kotoran (defecation). Biasanya sih beberapa jam kemudian bakal jadi laper lagi, hehehe. Oleh para nutritionist, sifat serat inilah yang dimanfaatkan untuk membuat makanan-makanan diet (karena serat itu cepat bikin kenyang & “penuh”, plus almost-zero calorie pula karena nyaris tak tercerna sehingga tidak menghasilkan lepasan energi).
Sekarang, kita konsen ke kata “kenyang”. Ketika perut kenyang alias penuh (baik itu kenyang karena BANYAK makan serat ATAUPUN kenyang karena kebanyakan makan Whopper BK), saraf di perut mengirim “signal” ke otak bahwa “tangki energi” kita dalam kondisi penuh (full-tank !). Otak yang menerima “signal” tersebut bakal mengeluarkan perintah “re-check!” untuk mengetahui apakah stok energi yang ada masih cukup dipakai untuk jantung memompa darah yang berisi nutrisi, ke jaringan2 tubuh lainnya.
Kalau jawabannya “tidak“, maka otak mengirim signal lewat beberapa hormon, memerintahkan jaringan2 yang terdapat pada bagian tubuh yang biasa bergerak aktif untuk “slow down”, demi mengoptimalkan kerja sistem pencernaan yang dikontrol otot-otot polos (yang kerjanya involuntary alias pelan-pelan-dan-nggak-dikontrol-kesadaran). Akibatnya, badan dibuat rileks & ngantuk biar manusia yg punya badan jadi nggak banyak gerak, supaya proses pencernaan berjalan mulus (nggak goclak-goclek keganggu aktivitas high-impact seperti jalan kesana-kemari nyari gorengan di cubicle rekan sekerja, atau lari2 dibudakin bos, hehe). Saat badan rileks (yang suka disalahartikan sebagai keadaan “otak-tumpul”, padahal sih siapa suruh makan banyak-banyak pas lagi jam istirahat kerja ??) dan mencerna makanan inilah darah, enzim-enzim pencernaan serta perangkat (organ) pencernaan lainnya bisa bekerja optimal menutrisi sel-sel & memperbaiki jaringan2 tubuh yang rusak.
Gitu deh ceritanya…
(^_____^)
PS : memanfaatkan sifat serat yang cepat-bikin-kenyang-tapi-nyaris-zero-calorie ini, kenapa nggak coba memperbanyak konsumsi serat pas makan malam ? Pas malam hari kan tetap butuh perut kenyang supaya bisa tidur nyenyak… tapi aktifitas di malam hari cenderung nggak sesibuk seperti pagi & siang hari (karena manusia didesain untuk beristirahat pada malam hari); thus, gak perlu makan makanan dengan kalori sebanyak makan pagi & siang…
😉
1 Comment
Vidy
Wow..Tnyata begitu yaa