Kegiatan baking selama di Tromsø ini adalah salah satu hobi lama bersemi kembali. Maklum, akhirnya dapet kompor yang ada ovennya setelah empat tahun di Penang pake kompor single-burner 😆

Kebanyakan eboebo wong Indo disini begitu tahu gue belum kerja, komennya adalah “LU NGGAK BOSEN?“, pake ekspresi muka dizoom in-zoom out a la sinetron. Ya nggak dong, mana bosen selama masih punya project sendiri bersama si oven: nyoba baking segala kue-kue khas Norwegia 😉 Salah satu percobaannya adalah bikin Gulrotkake.

Gulrotkake kalo diterjemahkan artinya 'carrot cake' (gulrot = wortel, kake = cake). Selama ini, gue punya Goldilocks Syndrome sama resep-resep carrot cake manapun yang pernah dicoba. Ada aja nggak yang nggak pas: kuenya terlalu moist-lah, terlalu padat-lah, kurang springy-lah, nggak crumbly-lah. Iya sih, baca resep dimana-mana katanya carrot cake ini memang kue yang moist & dense. But, nope… I want my carrot cake to be a bit light & springy, kayak carrot cake buatannya pak Iwan head chef-nya sekolah yang dulu, yang sering bikin carrot cake buat snacknya murid-murid di sekolah.

Waktu jalan-jalan ke supermarket dekat rumah, disana ada jual gulrotkake udah jadi. Mahal bok, sebungkusnya NOK 60,-, kecil pula. Nggak mau rugi, iseng-iseng cari resepnya di internet & coba versi di sini karena katanya jadinya lebih light. Norwegians suka sekali makan kue-kue yang berrempah. Masih ingat kali pertama nyampe ke Oslo, beli sjokoladeboller yang ada wangi-wangi rempahnya. Ternyata pakai cardamom alias kapulaga. Nah… Rahasia kelezatan gulrotkake adalah campuran rempahnya pakai kapulaga. Nyaris semua kue loyangan & roti disini suka ditambahin kapulaga. Dan memang enak banget, ternyata. Kalau pagi-pagi lewatin bakery atau kantin pas rotinya baru matang, masha Allah itu wanginya… Ditengah udara dingin aromanya menari-nari di udara, campur sama wangi kopi. Mungkin seperti itulah wanginya surga 😆

Dari resep yang di-link tersebut gue coba bikin 1/2 resep dulu untuk percobaan & bahannya dimodif dikit. Yang bikin carrot cake ini lebih light adalah telurnya dikocok speed tinggi sampai berjejak (kalo mixernya diangkat, adonannya jatoh kayak pita). Means, banyak udara yang 'terperangkap' dalam adonan yang nantinya bikin kue mengembang cantik tanpa harus pakai banyak-banyak baking soda. Tapi jangan bayangin mengembang kayak chiffon cake atau bolu ya; ini mengembangnya yah mengembang secukupnya aja, hehe.

  • 2 butir telur ayam (kalau telur kecil pakai 3)
  • 1/2 cup gula pasir halus
  • 1/4 cup brown sugar
  • 1 cup + 1 sdm tepung terigu serbaguna
  • 1/2 sdt garam
  • 1 sdt baking powder
  • 1 sdt baking soda
  • 1/4 sdt bubuk kayumanis ground cinnamon
  • 1/4 sdt bubuk pala
  • 1-2 butir cengkeh, haluskan
  • 1/4 sdt bubuk kapulaga (pakai kapulaga kering-utuh diulek sampai halus)
  • 3 buah wortel ukuran sedang, parut kasar
  • 1 cup minyak canola atau minyak sayur (minyak zaitun juga bisa; pakai yang classic, jangan extra virgin)

Cream cheese frosting:

  • 100 gr mentega
  • 250 gr cream cheese (kalau nggak ada yang @nchor atau Kr*ft Philadelphia, pakai Y*mmy yang neufchatel atau ricotta. Maaf nyebut merk, tapi cream cheesenya y*mmy terlalu basah)
  • 1/2 sampai 1/3 cup icing sugar
  • 1 sdm air perasan lemon

———-

Dalam wadah plastik, masukkan terigu, garam, baking-soda-baking powder & bubuk rempah-rempah, tutup rapat lalu kocok. Ini lebih cepat daripada diayak 😛

Dengan mixer speed tinggi, kocok gula & telur sampai berjejak.

Masukkan campuran terigu bergantian dengan parutan wortel ke kocokan telur-gula, aduk. Terakhir masukkan minyak, aduk secukupnya sampai tercampur semua. Kalau kelamaan atau terlalu semangat diaduk, buih dari kocokan telurnya bakal hilang & kuenya jadi bantet.

Tuang adonan ke loyang yang sudah dialasi baking sheet, panggang 180'C selama 30-35 menit atau lidinya kering saat kue di-tes tusuk.

Untuk frosting: kocok mentega, cream cheese & air lemon sampai fluffy,. Tambahkan gula, kocok lagi sampai nyampur rata.

Dinginkan kue di suhu ruang lalu oles dengan frosting. Potong-potong & silakan dilahaaapp 😀

 

Baru aja kuenya matang, Baim pulang ke rumah bawa espresso dari lab. Tambahin air panas jadilah 2 cangkir americano, diminum sore-sore sambil merem-melek ngemilin gulrotkake. Alma makan sepotong gede bareng segelas susu. Sore itu seisi rumah wanginya udah macam wangi kafe aja. Setarbak mah lewat!!

Dari semua resep carrot cake yang pernah dicoba, hands down this is the best carrot cake recipe evaaaahhh!