Kemarin ke Hospital Lam Wah Ee (HLWE) lagi, untuk kontrol bulanan. Kali ini nyoba kesana naik bus; kebetulan cuaca bagus, agak mendung & sejuk… cocoklah buat jalan-jalan pagi 😆 Tapi ternyata… bus-nya berhenti agak jauh dari HLWE. Ekstra 20 menit jalan kaki deh. Nyampe HLWE langsung ke kantin, soalnya laper lagi 😛

Tumben, kemarin klinik ObGyn-nya rada sepiii… apa karena hari Senin, atau orang2 masih pada hangover setelah libur long-weekend ? 😆 Yang ada cuma gue-Baim yang asik mainan henpon (manfaatin wi-fi rumah sakit) & 3 pasangan lain yang lagi saling bersandar ketiduran, asik tuker-tukeran baca komik & main kartu remi-cina. Kocak juga ngeliat gimana pasangan2 killing the time nunggu giliran masuk klinik. Sebelum masuk, gue & Baim bikin list apa-apa yang mau ditanyakan ke dokter : penting-nggaknya untuk ambil USG 3D, screening/tes lanjutan apa yang gue & si baby perlukan, serta… jenis kelamin si baby 😀

Seperti biasa, begitu giliran masuk klinik, langsung sampel urine diperiksa, ukur tekanan darah & nimbang berat badan. 110/70, berat “cuma” nambah sekilo 😆 Tapi gpp, perawatnya bilang normal & sehat (ini yang terpenting).

Sesaat sebelum di-USG, sambil menyiapkan piranti alat USG, dokter sempet nanya apakah kami jadi ngambil pemeriksaan USG 3D. Yup, bulan lalu kami memang pernah kepikiran untuk ambil USG 3-D & meskipun Dr.Lau bilang nggak usah, beliau ngasih rekomendasi untuk melakukan pemeriksaan USG tersebut di rumahsakit lain. Gue & Baim kompak ngejawab : “Nope… ‘coz it’s too expensive!!”. Trus dokternya nanya berapa. Saat angka disebutkan, Dr.Lau langsung melongo kaget : “I thought it’s around 250 -or something !!” ucapnya, “But… 400 ?? Wow.”
…and later, during the examination, few times he still muttered to himself the word “400!!” 😆

Tapi saat kami tanya seberapa urgent-nya pemeriksaan USG 3D ini, Dr.Lau bilang itu optional… malah lebih disarankan untuk diambil kalau saat pemeriksaan USG 2D ditemukan tanda-tanda physical abnormalities pada si bayi; USG 3D-nya jadi sebagai pemeriksaan lanjutan untuk mengkonfirmasinya (*amitamitjabangbayi*gebrak-gebrakmeja). Kalau melihat kondisi baby kami, kata dokter cukup USG 2D saja karena semuanya (alhamdulillah) baik-baik saja & normal… Dokter kemudian ngasih lihat grafik berat badan, panjang tubuhnya & biometric measurements-nya si baby. Alhamdulillah masih dalam range grafik pertumbuhan yang normal & bagus. Pas diukur kemarin, usia kehamilan ada di minggu-24 ++, EDD masih tetap April 2010, berat si baby kira2 udah 600gr-an & panjangnya hampir 30 cm. Alhamdulillah. Tumbuh sehat & kuat ya, Nak… 🙂

Untuk tes antenatal lanjutan, kata dokter cukup sekali tes darah. Begitu pula untuk si baby, gak perlu ada tes-tes lain yang sifatnya invasive. Mengenai si kista… sudah nyaris tak-terlihat 😆 nyari-nya aja agak lama sampai kemudian krtemu & diukur. Kata dokter, memang posisinya udah melesak & ngumpet dibalik rahim yang berisi si baby. Baguslah kistanya anteng & nggak mengganggu. Oia, dokter bilang posisi plasenta ada agak kebawah, tapi tidak sampai menutup jalan lahir (fhiuuuhh…). Kata dokter, posisi plasentanya ini masih bisa naik (berubah). OK-lah kalau begitu, dibawa positif aja  😉

Dua pertanyaan sudah dijawab sang dokter. Masih saat periksa USG, dokter kemudian menunjuk sesuatu di pencitraan USG-nya sambil… menyebutkan jenis kelamin si baby 😆 Mendengarnya, sontak kami berseru kaget : “Oh, gitu ya dokter ??”

Gantian dokternya yang bingung melihat kami berreaksi kaget, “Eh…? You don’t want to know ??” , seru dokternya bingung sambil buru-buru mengecek file rekam-medis punya gue, “I thought you already knew… Last month saya belum bagi tahu ker ??”

“Ehmmm, actually belum, doc…”

Asli, gue pengen ngakak pas lihat wajah dokternya : kaget, bingung, bercampur dgn rasa-bersalah 😛 I mean, itu bukan ekspresi wajah-dokter pada umumnya saat memeriksa pasien mereka, bukan ? Tapi kami buru-buru bilang,  “It’s OK, doc… We want to know. We’re about to ask it, actually…” ucap Baim sambil cengar-cengir. Mendengarnya, muka sang dokter langsung lega & beliao memperbesar kontras-pencitraan USG supaya jenis-kelamin si baby terlihat jelas oleh kami 😆 ‘Mayan bikin kaget juga, sih… soalnya belom nanya, eh dokternya udah keceplosan. Mungkin beliau lupa ‘ngkali yaa 😆 Untungnya kami emang pengen tahu jenis kelaminnya si baby; coba kalo nggak… muka dokternya bisa tambah pias, ‘ngkali 😛

Kemudian dokter juga memeriksa tangan, kaki, wajah & menghitung jari-jemari si baby. Alhamdulillah bagus semua. Pencitraan bagian tangan si baby diperbesar, lalu… terlihatlah tangannya si baby yang bergerak-gerak, membuka-menutup & melambai-lambai !! Whuaaaa… si baby ngedadahin kami dari dalam perut *balesdadah-dadahkesibaby* 😀 Gantian sekarang gue kaget, excited sekaligus jadi mewek 😆 Bayangkan aja : gue, berbaring dengan perut mlendung, terekspos & berlapis gel, mewek nggak jelas karena lihat si baby waving hand dari dalam sana 😆 Tapi memang, momentnya terasa ajaib aja saat melihat langsung pergerakan si baby… setelah selama ini cuma bisa merasakan sundulan & tendangannya aja 😀

Yup, segitu dulu laporan perkembangannya si-baby. Sekarang tugas utama emak-bapaknya adalah… nyari wangsit, buat nama yang bagus untuk si baby 😀 Semoga kamu selalu tumbuh sehat & kuat ya, Nak 😀