Kalau menilik isi daftar-belanjaan perlengkapan bayi a la Indonesia, biasanya benda bernama gurita masih diikutsertakan πŸ˜€ Tahu kan, kain bebat gurita yang bentuknya begini :

… bukan Gurita-Cikeas lho, apalagi gurita yang ini :

*ngeri abisss* πŸ˜†

Masih inget deh pas jaman dulu adik-adik gue baru lahir, gue suka ngeliatin Ibu memakaikan gurita tersebut. Talinya itu loh… buanyak bangettt πŸ˜† Dan kalau pas gurita ini lagi dijemur, gue suka banget melihat tali-talinya yang putih itu berkibar-kibar ditiup angin dengan latar belakang langit biru cerah… persis kayak hiasan Koinobori di Jepang sana πŸ˜†

Anyhoo… karena si baby (insyaAllah) bakal lahir 4 bulan lagi, maka penyusunan shopping-list & survey barang-barangnya sudah dimulai dari sekarang. Salah satu benda yang ikut disurvey adalah si gurita ini. Dapat info dari Ibu, para sodara & temen2 (yang udah punya anak), katanya gurita dipakai selama pusar belum puput dan untuk menjaga area pusar tetap kering, bersih & nggak kegesek-gesek. Tapi… setelah baca di beberapa sumber & artikel kedokteran, kayaknya sekarang udah banyak ortu & dokter yang nggak setuju dengan pemakaian gurita. Alasannya lebih merujuk ke kesehatan; beberapa diantaranya menyebutkan kalau pemakaian gurita bisa mengganggu pernapasan & kerja jantung si baby, menekan lambung & menambah intensitas gumoh/reflux, juga menyebabkan iritasi di kulit bayi karena kepanasan. In my opinion, make-sense sih… apalagi kalau bebatan guritanya dipakaikan tebal & (agak) kencang.

Kalau ditilik lebih lanjut, pemakaian gurita ini lebih cenderung seperti tradisi & ada karena disertai maksud-baik dari para ortu jaman dulu… seperti takut pusar bayinya ntar jadi bodong (sehingga pusar-baru-puput yang sedikit popped-out itu ditahan dengan koin-bungkus-kain-kasa & bebatan gurita), takut bayinya kedinginan, atau takut bayinya kembung & masuk angin. Untuk fenomena masuk angin ini, mungkin dulu belum ada penjelasan ilmiahnya; hanya dari melihat bayinya kembung (katanya karena kemasukan angin), trus muntah setelah minum susu. Akhirnya dibungkuslah si bayi dengan gurita supaya nggak kedinginan kena angin. Sekarang kembung-masuk-angin & muntah-gumoh ini bisa dijelaskan secara ilmiah akibat tertekannya lambung, sehingga susu yang udah masuk ke lambung tertekan keluar menuju esofagus & mulut/termuntahkan lagi (reflux). Dan salah satu penyebab tertekannya lambung ini adalah akibat bebatan kain gurita (…katanya sih gitu).

Teman-teman di Penang (yang udh punya anak) & mamas @forum urbanmama juga banyak yang cerita kalau DSA sekarang tidak lagi menganjurkan pemakaian gurita untuk bayi (karena alasan kesehatan yg disebutkan di atas). Tapi, masih ada pertentangan pendapat dari para eyang yang keukeuh-sumekeuh ingin memakaikan gurita ke cucunya πŸ˜† Ada teman gue disini yang diomelin sama DSA karena pakein gurita ke anaknya yang berusia 7 hari (oleh DSAnya, langsung disuruh lepasin guritanya saat itu juga). Karena si teman tersebut lelah menghadapi “pertentangan-pemakaian-gurita” dari sang nenek, akhirnya pas kontrol selanjutnya dia ajaklah sang nenek menemui DSA supaya mendengarkan langsung alasan dari DSA-nya πŸ˜› Kalau nanti untuk si-baby, sepertinya (so far) kami lebih memilih untuk tidak memakaikan gurita. Dipakein bedong OK-lah… karena bedong kan nggak seketat gurita & nggak menempel langsung ke badan bayi, tapi (katanya) cukup untuk membuat bayi merasa hangat saat tidur.Β  Trus, jalan tengahnya gimana ya ?

Kebetulan pas kemarin jalan-jalan survey ke Jusco, gue & Baim melihat sebuat benda bernama baby-binder. Pas baca keterangan di bungkusnya, disebutkan :

“…baby-binder is specially designed to keep newborn baby’s navel area clean.”

…wah, kalo gitu fungsinya mirip-mirip sama gurita ya ? πŸ™‚ Bentuknya sih mirip bando kain yang dipakai saat facial, tapi lebih tipis , lebihΒ  lebar & nggak pakai lapisan busa. Kayak begini nih :

Alih-alih pakai sejibun tali, baby-binder ini menggunakan perekat velcro yang perlekatannya bisa disesuaikan dengan ukuran keliling perut bayi (tinggal digeser-geser aja). Sepertinya kalau pakai banyak tali-temali kan repot juga, ya. Baby-binder ini juga terbuat dari bahan katun yang halus & lentur. Boleh juga nih, nanti siapin stok beberapa lembar baby-binder sebagai pengganti gurita… lagipula selama survey perlengkapan bayi disini, nggak pernah aja kami menemukan benda bernama gurita tersebut (kayaknya cuma dijual di Indonesia aja ya ? Tapi untung ada baby-binder !). Kalau sudah dekat-dekat due-date, nanti mau tanya2 lagi ke dokter/nurse untuk minta pendapat medisnya tentang baby-binder ini πŸ™‚

Akhirnya pemakaian gurita ini kembali lagi ke preferensi & pilihan masing-masing orang tua. Tapi kalo dipikir-pikir… sepertinya baby-binder bisa menjadi “jalan-tengah” untuk mengakali perdebatan antara para ortu & para eyang(pada umumnya), tentang boleh-tidaknya menggunakan gurita pada bayi *just my 2 cents* πŸ˜†

Para mamas, kalau kebetulan membaca info tentang baby-binder ini & pernah pakai baby-binder juga, boleh dong sharing pengalamannya ? Atau boleh juga sharing tentang suka-duka pemakaian gurita, hehee… πŸ˜‰ Thanks ya !