Weekend kemaren, Nando (Akhmal) mencetuskan ide untuk jalan2 cari breakfast lagi di seputar kota tua, bersama anggota2 gank Parlimail. Waktu breakfast-hunting ini dijalankan Senin pagi; Sasaran berburu-breakfast kami kali ini adalah mencicipi Nasi Kandar dekat kedai kopi cina di daerah Jelutong. Hohohoo, nasi kandar for breakfast… sounds like a GRRREAT idea 😀
Menurut Nando sih, Nasi Kandar Jelutong ini kelezatannya layak dinobatkan sebagai peringkat #1 dalam “Nando’s Best Top-10 Nasi kandar Picks” 😀 Wah, makin penasaran aja nih pengen nyobain nasi kandar Jelutong ituh 😉 Yang akhirnya positip buat ikut adalah gue, Baim, Zue, Kak Ilah & Nando sendiri. Yo wis, jam 8.30 am kami langsung melesat menuju Jelutong 😀
Seperti biasa, jalan yang mengarah ke Georgetown itu kalo pagi-pagi macetnya tu… alamakjan 😛 Di dalam mobil, Nando udah gregetan pengen nge-habeg nasi kandar; terlihat dari betapa excited-nya Nando bercerita tentang pilihan hidangan lauk-lauk terlezat di Nasi Kandar Jelutong itu & keharuman nasi yang dimasak dalam belanga besar… *drooooools* Makasih, Nando… kayaknya kami nggak usah makan appetizer deh, karena mendengarkan penjelasan Nando aja air liur langsung terbit… appetizing banget ! 😀
Sori, nggak naro foto stall nasi kandar-nya; info yang berhasil gue temukan tentang Nasi Kandar Jelutong ini hanyalah sebuah artikel yang bisa dibaca di sini. Some people consider this Jelutong Nasi Kandar as one of the most authentic nasi kandar in Penang. Letak Nasi Kandar Jelutong ini dekat dengan sebuah pertigaan di jalan Jelutong, beroperasi di samping sebuah coffeeshop cina. Bukanya dari jam 6 pagi (setelah subuh) & biasanya jam 9 atau 10 pagi udah abis ! Wawawawawawaa, harus segera buruan nih… duh, mana macetnya merayap lambat pula, bikin gregetan 😛
Begitu sampai didepan tokonya, kami melihat kalau toko Nasi Kandarnya… TUTUP, sodara-sodara. Dari yang tadinya superexcited, langsung deh kami berlima tertunduk lesu. Nando lebih gregetan lagi, karena kemudian dia ngaku, kalo sejak semalam sebelumnya, dia udah terbayang-bayang & diniatin pengen makan Nasi kandar Jelutong ini for breakfast (hehe, sama… gue juga gitu kok 😛 ). Kadung pengen makan nasi kandar, Nando langsung menjalankan Backup-Plan : antara bergerak ke Nasi Kandar Kampung Melayu di Aer Itam, atau ke Nasi Kandar Old Merlin di tengah kota sana. OK, perjalanan pun kembali dilanjutkan !! 😀
Next, kami bergerak menuju downtown mencari Nasi Kandar Old Merlin. Masuk ke Penang Road, pas menyusuri jalannya, kok nggak ada yah ? 🙁 Karena udah keburu laper juga & Nando harus cabut bentar untuk menjemput Emme, akhirnya kami berlima banting setir untuk sarapan di… Roti Canai Argyll Road 😀 Hehehee, tetep yah balik-baliknya ke warung roti canai tercintah inih 😀
Maaak… itu kuahnya mbanjir sampe nyaris mbleberrr… 😛
Dengan segera, sepiring Roti plaster, kari daging sapi plus kuah campur & segelas teh tarikk langsung berpindah ke dalam perut 😀 Kenyang, bo’ !! Murah pula, RM 6.80 buat berdua. Selesai makan, Emme & Nando pun datang, Trus kita ngobrol2 sebentar & kemudian pulang (nebeng Zue 😛 hihi, gue jadi malu ni selalu menyandang prediket sebagai the nebengers). Berhubung mobilnya diparkir di Transfer Road (satu blok dari Argyll Road), maka kami harus berjalan sedikit lah… lumayan, burning calories 😀 Tapi baru beberapa langkah, mata kami menangkap billboard-nya bakery Ismailia (Maliia) di Transfer Road sana & berpikir… kayaknya enak juga nih beli roti buat ngemil 😀 Jyaaaa… ujung-ujungnya belanja makanan lagi deh.
Bakery Maliia ini terhitung berusia “uzur”, udah berdiri sejak tahun 1982 !! Tapi rasa rotinya… wah, abadi lezatnya 😀 Mungkin kalau di JKT, toko roti “antik” yang serupa kayak Maliia ini adalah Sakura ANpan, Tan Ek Tjoan & Roti Lauw (gue ingetnya ini doang 😛 Ada yang mau nambahin ? 😉 )Cerita lebih banyak tentang si Maliia bakery ini bisa dibaca di sini.
Baru berdiri didepan bakery-nya aja (belom sampai naik tangga), manis-harumnya aroma bakaran roti sudah hangat tercium. Aaaah… tahu sediri kan, bagaimana nikmatnya aroma roti hangat yang khas menguar dari dapur toko-toko roti itu ? 😀 Bakery Maliia ini terkenal akan kelezatan Roti Benggali-nya… crusty white-bread yang lembut2 kenyal & masih ada flakes kulit gandumnya itu, yang paling lezzzat disajikan dipanggang dengan isi butter-kaya jam sambil minum kopi, atau dimakan dengan Sup Hameed. Tapi bakery Maliia juga menjual beberapa roti-isi gaya jaman sekarang… ada roti kaya, kaya butter, roti pizza, roti keju… harganya RM 1 – RM 1.30 per buah. Roti tawar biasa & roti gandum wholewheat dibandrol RM 1.70 – RM 2, sementara roti-roti kecil (bun) berisi kelapa, kacang merah & kaya-jam sekantungnya (isi 8 atai 10 ya ?) bisa ditukar dengan harga RM 2 🙂 Harga satu loaf roti benggali sendiri (katanya) sekitar RM 1.50. Overall, roti-roti bakery Maliia ini murah, meriah & enaaaaak… khas-nya roti-roti bakery “antik” yang enak & terasa nostalgic. Gue & Baim pulang dengan membawa 1 loaf roti tawar, 1 roti keju, 1 roti kaya-butter & 1 kantung roti bun-kelapa; sebanyak itu (buat stok roti seminggu lebih nih) semuanya hanya RM 6, hehee. Oia, bener banget kata Zue… bun-kelapa nya memang JUARA ! 😀
Dan yang paling mantap… sorenya Baim pulang membawa oleh-oleh dari Uwa’ Kuin di Medan (dititipkan via Fajar) berupa…
… sekotak Bolu Gulung Meranti, ahahahahahahaaa !! 😀 Makasih buanyaaak ya Uwa’ Kuin & Fajar 😀
Kue mantap dari Medan ini melengkapi hari Senin kemarin yang sangat-sangat-sangat menyenangkan, jadi penutup-hari yang indah : menikmati sore bersama Baim, sambil minum teh Tong Tji hangat & melahap bolu gulung Meranti… Hmmmm !
I love my Monday 😀
2 Comments
fazot
what’s wortel?
aini
wortel is indonesian word for “carrot”, hehee 😀
klo disini, carrot disebutnya apa kak ?