…Bukan, itu bukan seruan-panik dari gue, bukan juga berarti account facebook gue diblokir (saya mah pengguna facebook yang sopan, tertib & rajin menabung ๐Ÿ˜› ).

Ceritanya, ada seorang teman yang di suatu sore nge-buzz gue via YM (maniacally), trus ngomel-ngomel panik. Setelah gue mampu “mencerna” omelannya, ternyata ngomelnya bukan ke gue, tapiii… diaย  BETE-SETENGAH-IDUP karena akun facebook-nya tiba-tiba diblokir (katanya, tanpa ada notifikasi/peringatan dari facebook). OK… nggak heran-lah teman gw ini jadi panik-suranik.

Namun apesnya, di sore itu gue (barangkali yang dikenalnya dg dekat) lagi online; maka jadilah dengan penuh kekesalan & kepanikan, dia mencerocos ke gue tentang betapa bete-nya dia karena account facebook-nya diblokir. Gue coba untuk memberi saran, tetapi dia malah semakin nggerundel.

Ehem. Betenya ke siapa, ngomelnya ke siapa.

Kayaknya sih saat itu, si teman lagi butuh untuk didengarkan ‘kali ya. Tapi kalo caranya dia curhat kayak ‘begitu’,ย  gue yang mendengarkannya pun juga ikutan BETE-SETENGAH-IDUP lah ๐Ÿ˜›

Akhirnya,ย  setelah saran-saran yang dibantah dengan kepanikan tiada henti, gue tinggalkan saja si teman yang sedang bercerocos ngomel. Gue makan pisang goreng & minum teh sama Baim, trus barengan shalat maghrib. Biarkan saja dia membuang semua “sampah-kekesalan”nya. Setelah bunyiย  “ding ! ding !” tanda pesan masuk sudah nggak kedengeran, gue langsung menutup halaman percakapan YM kami. Lalu, semua arsip percakapan (yang didominasi oleh omelan & cerocosan curhatnya) barusan, gue delete. Bukannya gue nggak mau berempati (gue tahu, mendapati account facebook tiba-tiba diblokir itu pasti bikin hati panik & pikiran nggak tenang, karena takut adanya kemungkinan account tersebut disabotase, etc. etc), tapi… i have to do this. Gue nggak mau menyimpan “sampah” orang lain, mendingan segera dibuang. Lagipula, sepanik apapun itu, curhat pun ada etikanya ๐Ÿ™‚

Lepas dari kejadian diatas, gue jadi penasaran. Yang gue tahu, memang facebook sendiri mengambil langkah kontroversial “setrekk-jebret-menonaktifkan user yang “rese” (dengan banyak alasan yang seringnya nggak teridentifikasi oleh user) untuk melindungi user lainnya. Yang timbul di benak gue adalah : apa yang teman gue lakukan sampai account-nya bisa diblokir oleh facebook ?ย  NOTE : In fact, istilah “dihapus” atau “diblokir” itu sebenarnya tidak benar-benar menghapus data profile/memblokir account profile, melainkan status keaktifannya yang diblokir (aturan ini ada dalam Terms of Use-nya Facebook). Kemudian gue cari infonya di google & mendapat jawabannya di sini. Well, bagi yang akun-nya udah pernah diblokir ma facebook (dan bingung kenapa bisa sampai diblokir), mungkin “dendam-penasaran” kalian bisa tertuntaskan setelah membaca info berikut; bagi yang akun-nya masih awet-awet saja, nggak ada salahnya info ini dibaca juga… dan diambil sebagai langkah preventif ๐Ÿ˜‰

Biar enak baca’nya, info tentang “Alasan kenapa account facebook bisa diblokir ???” dari sumber tersebut gue tulis-ulang (plus komentar ‘secukupnya’ ๐Ÿ˜‰ ) sebagai berikut :

1. Tidak menggunakan nama yang kamu sebenarnya & terlalu sering mengganti nama. Di menu Setting, para users memang diberi kebebasan untuk mengubah-ubah namanya; tapi ini tentu bukan untuk mengubah sembarang nama/untuk sembarang keperluan.ย  Sebenarnya, facebook akan mengecek setiap perubahan nama. Bayangkan misalnya kalau di dunia nyata, kita bertemu dengan orang yang sering gonta-ganti nama atau punya banyak nama-alias…ย  kan bikin curiga : ini orang sebenarnya siapa sih ??? Kok doyan gonta-ganti nama ? Bahkan, kalau ketahuan ada user yang pake’ nama palsu, maka account tersebut bisa langsung diblokir. Nama samaran atau nickname juga termasuk yang dilarang di sini (… tapi, kalau sampe’ ketahuan ๐Ÿ˜› ). Jadi yah usahakan untuk memakai nama aseli seperti yang tertera di KTP, ID card atau akta kelahiran kamu… lagipula kalau udah punya nama bagus-bagus kok ya malu sih untuk dipakai ? Kan nama itu “doa” pemberian orang tua juga… ๐Ÿ˜›

2. Terlalu banyak join/bergabung dalam group. Untuk setiap user, Facebook ngasih jatah-group-joining sebanyak maksimal 200 grup. Baiknya mungkin begini : sebelum meng-iya-kan ajakan user lain untuk bergabung dalam sebuah grup, pikirkan dahulu : apakah mau gabung karena memang benar-benar ingin gabung ? atau sekedar klik-iya-iya-in aja ? atau nggak enak karena yang mengajak join itu teman/sahabat dekat ? Trus, kalau semua ajakan untuk join ke grup diikuti, apa iya semua acara/notifikasi yang berkaitan dengan grup tersebut akan kamu datangi/gubris ? Nggak juga, kan ?? Hati-hati, karena terlalu banyak bergabung ke grup-grup di facebook (dan semakin mendekati kuota 200 grup; belum lagi kalau grup-grup-nya bersifat “meresahkan” publik) bisa membuatmu terlihat seperti “spamming” (selain membuatmu terlihat sangat-sangat-sangat DESPERATE. Dua ratus, booo’… itu aja jatahnya udah banyak ya. Masa’ iya sih kuota segitu banyaknya dipenuhi semua & semua ajakan join diikutin semua?)

3. “Menaruh” terlalu banyak message pada sebuah wall (wall milik sendiri & milik user lain) atau pada sebuah grup. Hey, inilah yang biasanya dilakukan oleh spammers : menaruh buanyaaak pesan, supaya keberadaanmu digubris oleh si pemilik wall / anggota grup yang lain. Dengan melakukan ini, Facebook akan menganggapmu melakukan spamming. Atau, bisa aja sampai dianggap terlalu fanatik terhadap hal yang berkaitan dengan grup yang kamu ikuti (whoalah… nggak ada kerjaan, apa ?). Apalagi kalau misalnya pesan/komen tersebut menjurus hal-hal SARA. Bayangkan kalau di kehidupan kehari-hari, kamu dikuntit oleh satu orang itu-ituuuuu aja yang terus berkomentar tiada hentinya… apa nggak kayak fanatik, nggriseni & (sekali lagi) terlihat desperate ? Kalau mau ngomongin banyak hal tetapi hanya ke satu orang saja, mendingan lewat fitur message atau online-chat yang juga disediakan oleh Facebook.

4. “Menaruh” terlalu banyak message di banyak wall atau di banyak group. OK, sekali lagi : inilah yang biasanya dilakukan oleh spammers (atau pilihan lainnya : orang yang berjualan produk secara “berantai”). Lagi-lagi, ini secara singkat bisa dikategorikan sebagai spamming. Sudah-lah, turuti saja peraturan-nggak-tertulis di facebook : lebih enak & lebih baik “dilihat” daripada “didengar” ๐Ÿ˜‰

5. Berteman dengan terlalu banyak orang/users. Katanya sih, inilah alasan utama kenapa akun facebook seorang user diblokir. Sekali lagi, ada batasan juga dari facebook untuk tiap user : tiap user hanya bisa “berteman” dengan maksimal 5000 orang. Lebih dari 5000 orang… buset, ini mau ngundang orang buat kondangan ya ?? ๐Ÿ˜› Sebagian orang ada yang beranggapan banyak teman = GAUWL. Banyak juga sih orang yang senang berkenalan/diajak kenalan (dalam artian… beneran seneng, bukan kepengen “keliatan” GAUWL). Tapi di facebook, kebanyakan teman justru akan terlihat mencurigakan, selain juga nggak aman. Ingat : “friends” yang berinteraksi denganmu via facebook atau orang-orang “penghuni” facebook ini belum tentu 100% semuanya menggunakan identitas aseli. Bedakan dengan bertemu “friend” asli yang saat ngobrol dengannya kadang bisa langsung kamu ajak makan ketoprak ato ngopi-ngopi bareng. Yah, u know lah bedanya. Tentang mencurigakan”nya, ini bukan hanya bagi tim Facebook, tapi juga bagi orang-orang yang kamu add sebagai teman.ย  Semakin jumlah teman-nya mendekati kuota 5000, makan akan semakin tampak mencurigakan. Iya sih… tujuannya facebook itu adalah untuk mempermudah interaksi dengan orang lain… tetapi IMHO, apa nggak lebih enak & aman untuk berakrab-ria dengan orang yang wujud-aselinya benar-benar (pernah) kitaย  kenal di dunia nyata ? Lagipula, kan disebutkan di halaman muka situsnya facebook, bahwa : “Facebook helps you connect and share with the people in your life” (not other people’s life, or any strangers out there) ๐Ÿ˜‰

6. Nama sekolah dan organisasi yang kamu ikuti mencurigakan / fiktif / tidak sesuai dengan kenyataan. Yah… keren sih kalau di user’s info-nya tertulis pernah sekolah di Harvard, ITB, atau sekolah, network serta perusahaan prestisius lainnya. Tapi kalau ternyata ketahuan tidak sesuai dengan kenyataan/bohong ? Silakan dijawab sendiri…

7. Terlalu banyak “poking”/nyolek orang lain. Tahu kan, kalau di facebook tu ada fitur poke atau “nyolek” yang difungsikan untuk sekedar “menarik-perhatian” teman-maya kita (dan mengeluarkan notifikasi khusus, tanpa harus mengirim pesan atau “berseru” di wall milik teman tersebut) ? Yah ibaratnya sih kalau dalam kehidupan sehari-hari, poking ini seperti misalnya kita pengen manggil temen dengan cara nyolek temen dulu, trus baru ngobrol. Gue sih pernah colek-colekan di facebook sama temen dekat gue… Nggak penting, memang ๐Ÿ˜› tapi ini murni buat bercanda doang & kami tidak merasa terganggu.ย  Fitur “poke” ini nggak bisa dipakai sembarangan dengan “nyolekin” banyak orang, berkali-kali pula. Apalagi kalo “iseng” mencolek orang yang gak dikenal. Hiiiiih, biar kebayang gimana analoginya, nih : bayangin aja kalau di dunia nyata, kamu dicolak-colek & ditowal-towel melulu oleh orang yang sama, yang sedari awalnya nggak pernah kamu colek 9atau bahkan nggak dikenal)… nyebelin gak sih ? Kalau gue pribadi (misalnya, sampai mengalami itu di dunia nyata), rasanya tu orang pengen ditabok kali ye saking celamitan-nya.; soalnya nggriseni tauuuk ๐Ÿ™ Atau, bayangkan kalau di dunia nyata, kamu iseng “nyolek”ย  seseorang yang gak kamu kenal… dan ternyata dia adalah… oh, let’s say, anak buahnya Hercules si kepala preman Tanah Abang ? Slameet yee.

8. Mengiklankan aplikasi pada wall banyak orang atau grup forum diskusi. Ini juga dikategorikan sebagai spam karena mengganggu orang lain. Bukannya dapat lebih banyak pengunjung yang menjajal aplikasi buatanmu, yang ada malah aplikasi kamu bisa dihapus dan akun diblokir. Mungkin karena komputer itu mesin, sehingga pengenalan batasan antara “spamming” dan beriklan-secara-berantai itu sangat-sangat tipis; sehingga keduanya digolongkan dalam kategori aktivitas yang sama : spamming. Intinya untuk perkembangan jumlah pengguna aplikasi : biar lambat asal selamat-lah.

9. Membuat pesan yang sama persis dan dikirim ke banyak orang. Mirip dengan pesan berantai yang suka di-copy-paste trus dikirim via e-mail yah ? Iya juga sih. Yah, copy-pastenya sih mudahย  & nggak ngerepotin ya… tinggal klik-klik-klik, jadi, trus sebarin deh. Tapi ini, lagi-lagi, dicirikan sebagai aktivitas spamming.

10. Kamu adalah sebuah gedung/tempat, amoeba, seekor sapi, komodo, kucing, atau hewan & benda lainnya selain manusia. Komentar berikut bagus untuk diingat (dikutip dari artikel aslinya) : โ€œBeing a ‘real’ person is not enough, you must be a Homo sapiensโ€ ๐Ÿ˜‰ So, kalo mau join di facebook, jadilah manusia yang utuh, dan terutama : BENERAN MANUSIA ya.ย  Please… facebook ini untuk kegiatan berinteraksi sesama manusia ๐Ÿ˜› Biar nggak mengecoh user lain, janganlah membuat account profile untuk hewan kesayanganmu, peliharaanmu (kecuali kalo “melihara” cewek/cowok ? ๐Ÿ˜› ), usaha yang kamu rintis atau segala hal yang tidak berbentuk (bukan berwujud) manusia. Kalau pengen “memajang” segala peliharaanmu & aktivitas-usahamu, buat aja accountย  page sendiri.

11. Berusia dibawah 18 tahun. Ini memang nggak relevan sih, karenaย  Facebook sendiri sudah menaruh opsi pemakaian tahun kelahiran 2009 ๐Ÿ˜› Tapi dalam Terms of Use di bagian Eligibility masih tertulis aturan bahwa mereka yang menggunakan facebook ini harus berumur 13 tahun ke atas; atau, berumur kurang dari 18 tahun tetapi berada di bangku SMA (high school) atau kuliah (menurut beberapa users). Memalsukan umur tu nggak keren kok… meskipun sekarang banyak anak-anak usia 12 tahun makin meyakinkan saat memalsukan usianya, karena “penampilan di fotonya” juga terlihat sangat-sangat menipu (gue pernah mengajar mereka, btw) ๐Ÿ˜›

12. Kamu menulis konten yang bersifat offensif. meskipun sedang berada di dunia maya, tapi yang namanya berbicara di “forum-umum” itu tetaplah : manners are matters. Ada etika & sopan santunnya. Mungkin kamu punya pendapat yang beda dengan orang lain, atau mungkin nggak suka sama orang lain/pendapat orang lain. Tapi janganlah sekali-sekali mengungkapkan ketidaksukaan itu secara kasar & frontal melalui ruang publik. Hey, ada beberapa remaja yang suka melakukan ini dan mereka tidak sadar kalau tindakan ofensif ini menjurus pada cyberbullying & pelakunya bisa ditindak pidana. Kalau di facebook sih pas ketahuan/ada yang lapor (ini adalah hak user untuk melapor karena terganggu oleh aktifitas ofensif ), bisa langsung diblokir. Jangan pula memasang foto2 yang memalukan pihak lain. Sebenarnya, aturan poin no.9 ini bukan hanya aturan umum di pergaulan dunia maya (netiquette) saja ya… tapi juga aturan universal di dunia nyata, bahwasanya : Kalo nggak pengen ‘ditabok’, ya jangan ‘nabok’.

13. Mengumpulkan informasi dari dan dengan menggunakan Facebook melalui script. Nah, ini udah nyerempet masalah “teknis” jadi gue tanyakan ke suami gue yang “makanan sehari-harinya” adalah komputer ๐Ÿ˜› Katanya beliau sih, maksudnya seperti orang memakai script (kata Baim, script = bahasa pemrograman tertentu; jangan tanyakan lebih lanjut detailnya seperti apa ke gue ๐Ÿ˜› ) ilegal untuk mengambil info atau data dari page user lain… misalnya, seperti pengen tahu siapa yang nulis di wall, tapi nggak mau login. Tidak ada toleransi dari Facebook kalau sampai ketahuan menggunakan script untuk hal semacam ini. Facebook juga ‘merekam’ semua aktivitas dan IP -address kamu (bisa dilacak), dan inilah yang mereka gunakan sebagai alasan untuk memblokir account profile.

Ketigabelas alasan diatas bukanlah alasan “ultimate” yang bisa membuat account profile diblokir; penggunaan facebook yang nggak sesuai aturan yang berlaku juga bisa membuat seorang user diblokir dari Facebook, bahkan dari hal sepele seperti menggunakan fitur dengan tidak seharusnya. Facebook lebih tegas dan tidak ragu untuk segera memblokir mereka yang telah melakukan penyalahgunaan atau bersikap ofensif, lalu dilaporkan oleh orang lain yang terganggu oleh tindakan ofensif & penyalahgunaan tersebut.

Kalau misalnya pernah melakukan salah satu atau beberapa penyalahgunaan di atas tetapi belum diblokir oleh facebook, jangan merasa aman & bangga dulu; Facebook kan dikelola oleh manusia dengan bantuan mesin, bisa saja tindakan penyalahgunaan tersebut belum terdeteksi. Tapi… balik lagi tadi : kalau sampai ada orang yang melaporkan kegiatanmu di Facebook sebagai ofensif atau menyalahgunakan facebook, yah… wassalam, pikir-pikir lagi untuk membanggakan diri.

Akhir kata, seperti kalimat di halaman muka situs facebook : “Facebook helps you connect and share with the people in your life“. Marilah kita menggunakan facebook untuk berinteraksi secara baik-baik, danย  “berbagi” hal-hal yang baik & positif.

๐Ÿ™‚