Sebelumnya, gue mau mengucapkan : Ali, Selamat Hari Burung (=Happy Bird-day) ๐Ÿ˜€
Si Ali, adek gue, tanggal 18 kemarin merayakan ulangtahunnya yang ke… ke… ke berapa sih, Li ? Oh, gue cuma inget kalau usia Ali tu beda 5 tahun sama gue; jadi kalo Desember nanti umur gue 27, yah tolong dengan ikhlas itungin aja umurnya si Ali berapa… i’m not genetically prepared for math ๐Ÿ˜› **Jadi Li, cheesecake-nya udah abis dimakan ?? gak asik lu Li, cheesecake-nya dimakan sendiri… kagak bagi2 gue… (Lah, terpisah sejauh 1476 Km gini, mahalan ongkos kirim DHL daripada harga cheesecake-nya)

Lanjut ke cerita hari ini…

Oia, hari ini gue mau curhat aja : seharian lagi sakit perut… huhuhuu. Sakitnya mpe bikin badan merinding guling-guling menggelinding kayak trenggiling deh. Bukan sakit perut karena salah-makan (seperti biasanya), tapi memang… yah sakit aja. Ya udah, kalo udah begini sih, obatnya cuma satu : minum teh hangat.

Ada hal-hal kecil didunia ini yang kalau kita nikmati banget-banget, itu berasa seperti “a-sheer-heaven”…dan minum teh manis hangat adalah salah satunya ๐Ÿ˜€ Pas gue sedang nikmat-nikmatnya menyesap teh hangat buatan sendiri, tiba-tiba aja gue malah : kangen pengen makan pisang goreng.

Serius.

FYI, buat gue kombinasi : teh manis hangat + pisang goreng = a-sheer-heaven.

Gue sebagai penduduk aseli Jakarta yang menggemari jajanan gorengan, dengan sadar sesadar-sadarnya mendeklarasikan bahwa : pisang goreng adalah CEMILAN paling mantap, RAJA dari segala jenis GORENGAN, mwahahahahaaa…!! ๐Ÿ˜€

Menurut gue, pisang goreng yang enak itu adalah… pisang goreng biasa aja. Yang banyak dijual di gerobakย  gorengan. Yang kulit tepungnya kriuukkk-kriuuuukkk pas digigit. Yang pisangnya itu empuuuk, lumat & manis saat dikunyah.. Yang masih penuh oleh harum aroma pisang & terasa hangatnya di lidah karena pisang goreng itu baru diangkat dari wajan-penggorengan & sebentar ditiriskan minyaknya.

Apalagi, kalau dimakan sebagai teman minum teh hangat. Wuuuiiihhh, mantabh… ๐Ÿ˜€

Buat gue, pisang goreng ini adalah makanan “kumatan” : gue baru bisa menikmati & kumat nagih makan pisang goreng hanya kalau lagi pengen makan gorengan (…yang mana jarang banget. Serious, i’m not that kind of gorengan-snatcher who always look for tukang-gorengan around ’em & spend their time eating gorengan while working on some papers or tasks). Kalau nagih-makan-pisgor-nya lagi kumat, biasanya gue bakal beli satu pisang goreng dulu. Trus, gue cicipi (biarpun menggilai pisang goreng, gue hanya doyan makan pisang goreng yang tepungnya tipis-kriukk-kriukk dan yang pisangnya lumat, empuk & manis saat dikunyah). Kalo rasanya wueenak banget, baru deh gue beli lagi sepuluh biji ๐Ÿ˜› Tapi kalo rasanya sepet dikiiiit aja, gue hibahkan saja pisang goreng tersebut buat temen2 gue, atau gue buang. Gue juga nggak terlalu suka pisang goreng yang disajikan secara overrated, seperti pisang goreng pontianak, pisang goreng isi vla, pisang goreng kremesss, atau pisang goreng saus cokelat.ย  Soalnya rasa pisang gorengnya jadi hilang, selain harganya juga jadi nggak realistis. Pisang goreng ya pisang goreng. Paling-paling kalo mau dikiiit maksa, gue suka pisang goreng dengan taburan keju ajah.

That’s it.ย  I love pisang goreng, just the way it is.

OK kembali lagi ke hari ini. Sampai matahari semakin meninggi, teh di gelas sudah habis & sakit perut pun mereda, kok hasrat menggasak pisang goreng ini nggak kunjung mereda ya ? Apakah ini gara-gara kemaren gue melintas didepan tukang jual pisang goreng yang baru buka didekat supermarket ? Ato emang nagih-nya gue lagi kumat aja ? Ah, apapun itu, pokoknya gue MAU MAKAN PISANG GORENG, huaaa… huaaaa…

Beruntungnya gue punya suami-tampan-baik-hati-rajin-menabung-dan-tidak-sombong seperti Baim. Melihat gue semakin kerap mengucapkan kata “pisang goreng”, semakin gelisah & ngiler-ngiler (ternyata tanda-tandanya nagih pisang goreng & rabies itu mirip ya), maka Baim berinisiatif untuk sekalian beli pisang goreng saat turun untuk beli makan siang. Mungkin, inisiatif ini juga diambil Baim untuk mencegah kalo sewaktu-waktu gue bakal nyerang & gigit dia (graookkk !!), saking sakaw-nya pengen makan pisang goreng.

Nggak sampe 10 menit kemudian, dengan muka sumringah, Baim pun kembali membawa makan siang kami dan… sekantong plastikย  PISANG GORENG.

Di detik saat gue melihat pisang goreng tersebut, gue merasa hidup gue seperti menemukan cahaya di ujung lorong yang gelap. Daku begitu bahagia tidak terkira… ๐Ÿ˜›

Pas gue gigit pisang gorengnya… hmmmm, bener-bener surga. Pisangnya pake pisang barangan pula… manis, empuk, lumer, gurih. Kulit tepungnya kriuuuukk-kriuuuukkk, pertanda adonan tepung beras-nya pas. Setiap gigitan yang gue caplok (buset, kayak komodo aja maen caplok), membuat gue semakin ingin mengunyah dan mengunyah pisang goreng itu lagi. Man, inilah rasanya ketagihan.

Yang bikin gue makin menggila adalah waktu tahu kalau dalam seplastik yang Baim beli itu berisi enam-belas-buah pisang goreng. Enam belas buah pisang goreng, ditukar dengan RM2.ย  Saudara-saudara, ini benar-benar sebuah fakta yang akan membuat kecanduan gue terhadap pisang goreng semakin parah, di beberapa hari berikutnya. Kalopun gue maleh berpanas-panas-ria ke warung beli pisang goreng, gua bakal bikin sendiri aja, mwahahahahahaaa…! ๐Ÿ˜€

dsc07061
...Ups, sori tinggal 5 buah. Soalnya udah keburu dicaplok, mwehehehee... (Foto ini diambil setelah gue & Baim memindahkan ke-11 pisang goreng tersebut ke perut masing-masing)

Setelah mulut nggak berhenti mengunyah, baru kemudian gue sadar kalau… gue sudah melahap LIMA buah pisang goreng. Saat gue nyadar udah makan lima pisang goreng, barulah si Baim bilang, “Sayang, ini makan siangnya. Makan yuk, aku laper banget…”, sambil menyorongkan nasi bungkus yang dibelikannya untuk gue.

Pas melihat nasi bungkus itu… tiba-tiba saja, gue merasa begitu kenyang. Lima bo’, lima pisang goreng… kenyang-lah… (tapi ternyata, gue masih sanggup menghabiskan nasi bungkus tersebut ๐Ÿ˜€ Emang rejeki tuh nggak boleh ditolak)

Pastinya, makan pisang goreng = Selamat datang lemak jenuh, selamat tinggal makanan sehat… mwahahahahaaa..!! ๐Ÿ˜€ Kita doakan saja, semoga gue nggak lama-lama & nggak sering-sering nagih makan pisang goreng ini.

But still…ย  i [heart] pisang-goreng ๐Ÿ˜›