Tetes-tetes air hujan memukul-mukul deras jendela pesawat saat pesawat mendarat dengan agak mulus (karena ban pesawat sempat bergeser sedikit, tergelincir saat menyentuh landasan) di Lapangan Terbang Antara Bangsa Bayan Lepas (L.T.A.B.B.L) – Penang. Hehe, nama yang cukup panjang ya buat sebuat airport 😛
Gue & Baim dijemput di bandara oleh Tio, teman se-flatnya Baim dulu di apartemen N-Par, Gelugor (disinyalir juga sebagai salah satu teman bobo-nya Baim, mengingat keterbatasan tempat tidur & kapling dalam flat yang ditinggali oleh 5 bujang :P). ALhamdulillah, mengingat banyaknya koper yang dibawa, gue berterimakasih kpd Tio yang berbaik hati menjemput kami saat hujan mengguyur Penang di malam itu.
Saat mobil meninggalkan parkiran airport, Tio bertanya ke gue, mau makan dimana. Lah, ke Penang aja baru sekarang, mana gue tahu mau makan di mana ? 😛 Gue menyerahkan keputusan mau–makan-malam-dimana ke Baim & Tio saja. Akhirnya, kami makan di restoran BB TomYam di daerah Tokong Ular, masih dekat dengan bandara.
Kenyang menggasak TomYam & teh tarikk, kami mengantar Tio pulang ke N-Park. Selanjutnya Baim membawa mobil menuju area asrama kampus, untuk mengambil kunci rumah kami yang dititipkan ke Puspa-mahasiswi Biologi USM. Setelah ngobrol-ngobrol bentar dengan Puspa & Maulana (saat itu, calon suaminya Puspa), gue & Baim langsung menuju ke rumah 😀
Begitu sampai di pintu rumah-flat yang berjeruji… hehe, penginnya sih kayak yang di pilem-pilem gitu, dimana dengan romantisnya si cowoknya menggendong masuk si cewek ke dalam rumah baru mereka. Tapiii… berhubung udah jam 11 malem, mata udah berat plus badan nyaris rontok setelah menggotong koper (oh, jangan lupakan acara ngejar-ngejar pesawat-sebelum-berangkat !!!) akhirnya kami masuk ke rumah kami dengan gaya “normal” saja. Lupakan romantisme !
Setelah koper ditaruh, semua lampu dinyalakan, maka hal pertama yang dilakukan adalah :
inspeksi kamar mandi. Hmmm… butuh dibersihkan.
Trus inspeksi kamar tidur. Hmmm… ALhamdulillah, ada kasur, ada lemari baju 2 tingkat… but still, perlu disapu & dipel segera.
Trus inspeksi dapur & ruang makan. Hmmm… definitely, the entire surface needs cleaning. Debu & sisa minyak bukan kombinasi yang bagus yah diatas permukaan keramik.
“Im, kita harus bersihin malam ini juga,” pinta gue.
Baim menatap gue dengan tatapan oh-lets-wait-until-tomorrow-morning.
“…atau,” lanjut gue, “ntar badan kita gatal-gatal besok pagi… Kita beli aja dulu pembersih lantai, sama sabun buat mandi…” pinta gue.
Dilema. Tapi akhirnya Baim mengiyakan, dengan syarat melihat kondisi keuangan kami dulu. Well, saat itu jam 11 malam dan gak ada money changer di sekitar tempat tinggal kami untuk menukar Rupiah yang kami bawa. Setelah berhasil mengumpulkan receh-receh uang ringgit di dompet gue & Baim, kami pergi ke supermarket-24 jam berjudul Sunshine-Lip Sin. Oh ya, supermarketnya tepat-persis-didepan gedung apartemen kami 🙂 Yah, jalan kaki semenit udah nyampe di Sunshine.
Jadilah jam 12 malem, disaat penghuni apartemen lainnya sedang pulas-pulasnya ngorok, gue & Baim ngibing ke supermarket, beli sabun, odol, sikat gigi, cairan pembersih serbaguna, lap, Clorox plus tisu toilet. Sebelum menuju kasir, kami menghitung-kasar jumlah harga belanjaan kami. Soalnya cuma bawa RM38. Huhu, Mengenaskan ? Bodo amat, daripada malu pas di kasir kalau uang belanja-nya kurang 😛 Selesai menghitung, kami baru nyadar akan satu hal : belum beli air minum & sarapan buat besok pagi. Sementara sisa uang kami tinggal RM2. Akhirnya kami sortir ulang barang-barang yang urgent dibeli agar bisa beli beberapa botol air minum & satu pak minuman yogurt untuk sarapan 😀
Sampai di rumah jam 1 dini hari. GUe & Baim memulai sesi menyapu & mengepel rumah. Disela-sela menyapu, Baim kembali berusaha meyakinkan gue untuk mengerjakan sesi-beres-beres-rumah keesokan paginya, tapi sumpah deh, gue gak nyaman aja kalau harus tidur di tempat baru dengan debu tebal masih menempel. Minimal gue sapu & pel, trus menyikat kamar mandi. Mendingan badan gue sekalian rontok dibakar “semangat-pembokat-bersihin-rumah” tapi setelah itu gue bisa bablas tidur nyenyak, daripada 5 jam berikutnya gue rebahan tapi gak bisa tidur karena bersin-bersin & gatel-gatel. Gue balik meyakinkan Baim kalau tidurnya juga gak akan nyenyak dengan gue disampingnya bersin2 dan garuk2 gatal. Akhirnya Baim menyerah, dengan sukarela kembali membantu gue membersihkan kamar tidur & kamar mandi, hehehe.
Sesi bersih-bersih rumah & mandi malam-malam baru selesai jam 2 dini hari. Lega rasanya, rumah jauh lebih bersih, badan udah bersih pula, udah isya…
Apa lagi yang dibutuhkan selain… tidur pulas ?
Zzz… ZzzzzzZz…