Pernah nyicipin saus butterscotch ? Creamy caramel sauce yang manis lembut nan legit itu ?

Jaman SD, ada permen kotak dibungkus kertas perak bernama Chester. Gue cinta mati sama permen ini… rasanya manis-manis gurih buttery bersusu, yang ternyata adalah rasa butterscotch. Kok bisa tahu rasa butterscotch ? Pan ditulis di bungkusnya 😛 Eniweeeeiii, permen karamel jaman sekarang nggak ada yang seenak Chester. Alpenliebe & Werthers mah lewat ! Sayangnya itu permen ngilang aja dari pasaran. Hiks, citarasa yang tinggal memori saja.

Sama halnya dengan Baim, dia juga suka rasa butterscotch… tapi karena hasil godaan gue 😆 Jadi di bakery supermarket Tesco itu jual roti kentang bersiram saus butterscotch. Dan siraman butterscotch-nya royal gitu sampai nyaris mbleber. Karena tahu Baim suka roti manis-manis, gue bilang : “Cobain ini deh, butterscotch tu enak lho !”

“Masa sih ? Kamu pernah nyobain ?”

“Rotinya ? Nggak. Tapi butterscotchnya udaaah… enak loh.”

“Mentega bukannya rasanya gurih-gurih eneg kalo kebanyakan ?” tanya Baim balik, agak-agak skeptical melihat lumuran saus buttrrscotch yang menyelubungi roti diluar batas kewajaran.

“Tau darimana ? Udah laa, beli aza. Aku jamin kamu pasti suka !”

Begitu dilahap di rumah sambil ngopi-ngopi… sepotong pun kagak disisain buat gue, cobaaa !!? Sejak saat itu tiap kali belanja di Tesco, Baim mewanti-wanti  “Beli roti butterscotch ya sayang, jangan lupa !” 😆 Setiap si roti lagi ada di rumah, pas tengah malam suka ada suara-suara misterius gitu dari dapur… yang ternyata adalah suara Baim, khusyuk jilatin saus butterscotch yang tersisa di wadah roti sambil mematuti kerjaannya di laptop 😆

Sayangnya nggak sampai 6 bulan, roti butterscotch inipun nasipnya sama kayak si permen Chester : menghilang dari pasaran. Huksss 🙁

Ada yang bilang butterscotch ini tergolong sauce… ada yang bilang syrup. Nggak penting mau disebut apa, yang penting enaaaak  😆 Kalau di negaranya wong londo sana, butterscotch suka dipakai buat bikin compote, siraman cheesecake, saus topping eskrim, atau dibikin jadi cookies & pudding.

Minggu lalu pas balik dari Tesco, sambil nunggu bus Baim nyeletuk, “Tesco udah nggak jual roti butterscotch lagi ya.”

“Kamu lagi pengen ya ?”

Baim nyengir, “Hehee… iya.”

Penasaran, malamnya gue googling deh resep bikin butterscotch. Pengen tau aja, bikinnya susah apa nggak. Gue takut aja kalo bikinnya ternyata malah susye; kayak bikin caramel atau spun-sugar gitu kan susye tuh, critical pointnya di titik leleh si gula yang sulit dikontrol. Kalo baca di wiki, dibilangnya resep aseli buat bikin saus butterscotch itu kayak gini :

the real recipe for “making Doncaster butterscotch is one pound of butter, one pound of sugar and a quarter of a pound of treacle (golden syrup), boiled together.”

Ebuseeet… beli mentega 1 pound mah mahal 😆 Lagipula gue pengen butterscotch yang creamy. OK cari resep lain lagi, dan… voila, dapatlah resepnya di sini. Lihat-lihat bahannya… ah, boleh juga nih bikin 😀 Jadi begitu Alma tidur pulas, langsung gue ngibrit ke dapur nyiapin bahan-bahannya :

  • 4 sdm mentega (gue pakai salted butter)
  • 1 cup dark brown sugar atau gula jawa yang sudah diserut (yup, bisa dibikin pake gula jawa 😆 )
  • 1 cup susu fullcream
  • 1 sdm vanilla extract (optional)
  • Garam secukupnya (optional)

Cara bikinnya, gue ikuti plek-ketiplek dari resep yang di simplyrecipes.com itu. Dan yang paling penting sebelum mulai memasak butterscotch : semua bahan harus sudah ditakar & siap buat dicemplungin. Nggak akan ada waktu cukup buat nakar ini-itu sementara sausnya asal diaduk atau ditinggal… kecuali kalau mau sausnya gosong.

  • Dalam panci (sebaiknya panci yang agak tebal; gue pakai panci teflon), lelehkan mentega dengan api kecil-sedang. Sesaaat sebelum semua menteganya meleleh, masukkan gula sekaligus. Aduk dengan sendok kayu sampai semua gula basah oleh mentega (seperti pasir basah)
  • Aduk terus campuran ‘pasir basah’ tadi sampai mulai meleleh & menyerupai cairan kental yang menggelegak lembut, biasanya sekitar 4-5 menit. Pastikan cairan yang menempel di dinding panci dikerok oleh sendok & ikut dimasak (kalo nggak jadinya gosong). Perhatikan terus perubahan tekstur gula+butter ini
  • Setelah 5 menit, begitu teksturnya jadi semakin encer, masukkan susu sekaligus. Ganti sendok kayu dengan balloon-whisk, kecilkan api kompor, kocok sampai merata. Saat sausnya mulai tercampur merata, besarkan sedikiiit api kompor, aduk tiap beberapa menit selama 10 menit. Jangan ditinggal tanpa diaduk… dikau nggak akan mau tahu apa yang bakal terjadi kalau ditinggal, bahkan kalo cuma semenit-dua menit.
  • Saat cairan saus sudah mendidih, matikan api kompor & diamkan saus barang 2-3 menit sebelum dipindahkan ke dalam wadah untuk disimpan. Karena panas, paling bagus menyimpan saus butterscotch ini dalam botol kaca atau stainless steel. Gue pakai botol bekas selai. Setelah diwadahi, letakkan saus di suhu ruang untuk mendingin secara alami.
  • Setelah turun suhunya sampai ke suhu ruang, lihat & cicipi. Warna saus butterscotch itu cokelat keeemasan lembut & kalau sudah dingin akan kental dengan sendirinya & menempel di punggung sendok dengan 1-2 tetesan. Rasa mentega-wi dari saus butterscotch akan terasa justru saat sausnya sudah nggak panas lagi. Beneran. Kalau kurang gurih-asin atau kurang wangi, di saat inilah silahkan ditambahkan garam & vanilla sedikit-sedikiiit, aduk, lalu cicipi lagi. Kalau masih kurang, boleh ditambah lagi, tapi jangan sampai vanillanya mengalahkan wangi mentega-wi & aroma manis gula yang caramelized. Well, selera juga sih; kalo gue sukanya yang masih mentega-wi 😛
  • Setelah nggak panas lagi, tutup rapat saus butterscotch & boleh dismpan didalam kulkas. Yummo… butterscotch keemasan yang menggoda buat dijilat… *slurrrrpp !*

Resepnya ternyata ciamik & mudah diikuti karena petunjuk gambar di websitenya jelas ngasih lihat penampakan step-by-step memasak si butterscotch. Untuk takaran 1 resep di atas, katanya sih kalau disimpan di kulkas, saus butterscotch ini bisa tahan sampai sebulan. Kenyataannya, belum sampai seminggu pun sausnya sudah berkurang tinggal seperempat botol 😆

Oia, di resep simplyrecipes dibilangnya pake heavy cream ya ? Gue ganti pakai susu fullcream karena… karena di kulkas adanya cuma susu fulkrim 😛 Tapi rasanya tetap sesuai ekspektasi kok, cuma less creamy & more buttery. Kalau pakai heavy cream sepertinya akan lebih creamy & lebih kental lagi. Tapi kalau takut eneg, pakai half and half juga bisa (susu : cream = 1 : 1).

Trus kalo udah punya butterscotch, enaknya dibikin apa ? Apapun ! 😆 Googling aja, ada segala macam resep yang pakai butterscotch dari mulai yang standar kayak cookies, cupcake, pudding, cheesecake… sampai yang simpel-simpel aja kayak dibuat compote pisang, buat topping pancake & roti bakar, disiram diatas eskrim, atau buat pemanis bubur oats/havermut juga OK !

Eia… sama kata Baim : sesendok teh saus butterscotch diaduk dengan Milo atau capuccino panas juga enak lho, percayalah ! 😆