Preserving Traditions ini adalah proyek ‘gak resmi’ antara bokap-nyokap & gue : mendokumentasikan masakan rumahan yang selama ini ‘tercipta’ dari tangan ibu-ayah (dan Agam, juga ? Ayo Agaaam… bikin sambel tempe-mu yang terkenal ituh !) 😀 Yup, yang didokumentasikan disini adalah resep-resep masakan ‘pengikat’ lidah & ‘penambat’ hati para anggota keluarga, yang sukses memanggil-manggil kami untuk pulang & menikmatinya bersama-sama 😆
Sebagai model pertama, dijepretlah salah satu resep sarapan andalan keluarga : Bubur Tinotuan a.k.a Bubur Manado.
Kalo di rumah lagi kumpul formasi lengkap, bokap suka bikin bubur ini untuk sarapan… dan cemilan sebelum makan siang 😆 Iya lah, setiap kali bikin, bokap selalu masak sepanci gede. Bahannya tinggal dicemplungin & digodok bersama, dan masih jadi misteri bagi gue kenapa daun jahe bisa menciptakan aroma harum yang menggoda untuk bubur sayur ini. Gue suka banget sensasi kletus-kletus mengunyah jagung & empuk-empuk ubinya, trus makannya pake ikan asin goreng/cumi asin & sambal (may it be sambal terasi atau dabu-dabu). Dijamin bikin nagih, makan semangkok nggak pernah cukup ! 😆
Eia, project ini juga sekaligus jadi media buat gue mempraktekkan pelajaran dari uni Sefa & mbak Vania saat kelas TUM Food Photography silam. Jadi kalo hasil fotonya agak-agak eyesore atau gimanaaa gitu, mohon maap & mohon saran yang membangun ya’ 😀
Untuk 4 porsi, bahan & bumbu :
2 cups beras (dianjurkan pakai beras yang pulen supaya kalau sudah matang disimpan, airnya nggak keluar dari bubur)
6 cups air
3 bawang merah
2 bawang putih
1 lembar daun kunyit, ikat
1 ikat bayam, pakai daunnya
1 ikat kangkung, pakai daunnya
2 ikat daun kemangi, pakai daunnya
1 ubi jalar merah ukuran besar, potong dadu-dadu, direbus terpisah
1 jagung manis, dipipil
garam secukupnya
ikan asin goreng (yang enak sih jambal roti atau ikan asin kapas2/bulu ayam)
sambal dabu-dabu atau sambal tomat-terasi
Cara bikinnya :
-Masak beras+air+bawang+daun kunyit terlebih dahulu menjadi bubur dengan api kecil, sambil terus diaduk agar nggak gosong.
-Rebus ubi terpisah sampai nyaris-matang (mulai empuk)
-Kalau udah, masukkan daun bayam, kangkung, kemangi, ubi rebus, jagung. Masak dengan api kecil, sampai ubi empuk matang & bubur mengental. Tambahkan garam sesuai selera, aduk.
-Sajikan hangat-hangat dengan sambal & ikan asin 😀
untuk sambal dabu-dabu : aduk rata 4 buah cabe merah (iris tipis), 6 buah cabe rawit (iris tipis), 4 butir bawang merah (iris kasar), 1 buah tomat merah mengkal (iris dadu), 2 sdm air jeruk nipis & 1/2 sdt garam.
Nantikan edisi Preserving Traditions selanjutnya 😉
2 Comments
Grei
nyam nyam enyak banget nih aku juga suka bikin ini nih mbak, ketularan sama temen yg orang manado hihihiih
aini
Kadang kalo abis makan masakan Manado, gw suka ngebatin: No wonder orang Manado happy-happy yah, lha masakannya enak-enak begituuuu 😀
Enak banget kan yah? Apalagi kalo makannya pake sambel terasi ulek sama perkedel kentang & ikan asin bulu… Aduuuu…