Rumahnya Aini

… ternyata, kalau proses membesarkan anak itu diibaratkan seperti bikin rumah, melahirkan tu baru kayak bikin kusen pintu doang. Selebihnya akan lebiiiiih dari sekedar melahirkan saja. Ini mungkin yang nyaris nggak kepikiran saat hamil : kepikirannya mostly hanya cari info tentang proses bersalin, proses menyusui, senam hamil, belanja-belanji ini-itu, etc. Padahal yang juga harus disiapkan “sesungguhnya” adalah cari info tentang hal-hal setelah bersalin… seperti newborn-101 ini 😛

… ternyata, kehadiran bayi bisa terasa sangat-sangaaat menggembirakan sekaligus melelahkan. It can bring much joy, but it can also challenge you in ways you never expected. Plus… ini anak pertama & (pastinya) nggak pernah punya pengalaman apapun sebelumnya dalam hal ngurus anak. Nggak heran-lah kalo gue jadi kebingungan.

… ternyata, kalau mau total ngasih ASI ke anak, dibutuhkan LEBIH dari sekedar tekad & niat baik. Belajar, banyak2 cari info, sabar, ikhlas, rendah-hati, minta dukungan suami+keluarga & nggak pantang menyerah adalah hal lain yang harus disiapin jauh-jauh hari sebelum melahirkan. Oia, sama kudu tahan sakit (bukannya nakutin sih).

… ternyata, menyusui itu bikin lapar ya ? Eh, ralat : bikin SANGAT LAPAR 😆

… ternyata, jika tidak diantisipasi, insting keibuan + oksitosin + kurang tidur + bayi kejerrr menangis + sakit pasca persalinan + ekspektasi tinggi terhadap kerjaan rumahtangga = ramuan tepat untuk memicu terjadinya baby blues.

… ternyata, baby-blues tidak se-enteng seperti penjelasan yang ditulis di situs-situs informasi kehamilan. Serius. Tapi seperti biasa, what doesn’t kill you will only makes you stronger. Selalu ada cara untuk keluar dari perangkap baby-blues : pengertian & bantuan dari suami-ibu-anggota keluarga, jujur kepada diri sendiri, pujian-pujian kecil, menerima semua hal dengan apa-adanya, serta kemauan untuk menerima bahwa semua butuh waktu & proses untuk bisa dibiasakan.

… Having a baby could bring out many additional skills; contoh : ngetik laptop/makan/minum/update status facebook-twitter via henpon/atau-melakukan-apapun pake’ satu tangan (tangan yang satunya lagi sambil nggendong bayi 😀 ); ngibrit secepat kilat ke kamar mandi  pas si bayi tidur & kembali lagi dengan kecepatan yang sama; pendengaran tambah sensitif; punya konsentrasi bagus & kekuatan super untuk ngebunuh nyamuk dengan sekali tepokan; mengganti popok dalam hitungan detik; dan lain-lainnya. Oia, additional skills ini akan bertambah seiring dengan jam terbang anda 😉

… ternyata, membangun bonding dengan anak pun bisa saja butuh waktu. And it’s normal.

… ternyata semua bayi itu memang lucu, imut, menggemaskan; tapi tidak selucu yang digambarkan di iklan2 popok bayi. Yah, iklan popok bayi nggak memuat gambar bayi lagi menjerit-jerit minta ASI/minta ganti popok/sedang rewel/menangis nonstop di tengah malam, kan ? 😛

… ternyata, bukan ide yang baik untuk meletakkan sprayer-air steril buat bersihin PD bersebelahan dengan antibacterial-spray buat bersihin perlak bekas ganti popok.  Serius.

… ternyata, ada yang lebih spektakuler daripada projectile vomitting; namanya projectile poo 😆

… ternyata, keterampilan mengurus bayi nggak diperoleh secara instan. Semuanya butuh waktu, butuh latihan & butuh kesabaran + ketenangan, pastinya 😛

… ternyata, para suami/para ayah punya banyak cara “jitu” untuk meninabobokan bayi, banyak stok lullaby ciptaan mereka sendiri (yang kadang-kadang terdengar -ehm- aneh) & banyak cara untuk menimang-nimang bayi dalam pelukan mereka. Dan kebanyakan dari cara tersebut berhasil 😀 Serius, kayaknya nggak perlu beli baby-bouncer nih… selama Baim kuat nggendong Alma setiap kali dia rewel 😛 *melirik ke Baim*

… ternyata, gue yang sebelumnya nggak pernah kebangun oleh suara alarm handphone (saking kebluknya pas tidur), sekarang bisa dengan mudahnya kebangun oleh suara rengekan Alma minta ASI di tengah malam.

… ternyata, saran untuk “ikut tidur pas bayinya tidur” itu bener banget. Jadi, tinggalin itu cucian kering yang belum dilipat, matiin itu henpon (ato pasang silent-mode) & ikutlah tidur  😛

… ternyata, kecanduan gue akan internet bisa sembuh oleh kesibukan mengurus Alma (terutama pas minggu-minggu awal). Sekarang sih udah kumat lagi 😆

… ternyata, meskipun sekarang sudah banyak info mutakhir dalam hal produk/kesehatan/cara mengurus bayi, masih ada kearifan-kearifan tradisional yang layak diteruskan dalam hal merawat bayi. Sumbernya : ibu kita. Pelajari saja & pilih mana yang cocok  🙂

… ternyata, setelah si bayi hadir, teknologi bisa mempermudah hidup kita : telepon/handphone untuk pesan-antar makanan atau nge-sms list belanjaan groceries ke suami buat dibeli di supermarket terdekat, microwave/magic-jar buat ngangetin makanan dingin sisa semalam, mesin cuci buat “menggiling” sekaligus merendam popok-popok kotor, webcam untuk videocalling saban malem bareng nenek-kakek tercinta (yang selaluuuu kangen sama cucu), vacuum cleaner sebagai pengganti sapu (bonusnya : suara derum vacuum-cleaner (white noise) ampuh bikin bayi tidur nyenyak  😛 ).

… ternata, kesibukan (& kelelahan) mengurus bayi bisa bikin lupa hari, lupa tanggal… bahkan lupa sikat gigi 😛

… now, taking a shower is a luxury 😆

… pesta diskon di mall atau diskon sepatu/tas branded tidak lagi tampak begitu menarik. Tapi sale di Mothercare & belanja pocket diapers atau baju-baju mungil itu terlalu sulit buat ditolak… 😆

… kehabisan stok breastpads sama menyebalkannya seperti kehabisan stok tissue toilet & pembalut.

… Alma nggak bakalan sakit kalau baju-baju & popoknya nggak disetrika (insyaAllah). Yang penting mah dicuci bersih-sih-sih & dikelantang dibawah sinar matahari 😛

… ternyata, selalu ada cara untuk memanfaatkan barang-barang di rumah : baskom plastik untuk tempat mandi bayi, popok ikat yang udah nggak dipakai dialih-fungsikan jadi celemek/tadah iler/alas ompol/alas ganti popok, atau bantal menyusui dipakai buat sandaran bayi & alas duduk ibunya (lumayan mengurangi rasa sakit bekas jahitan).

… ternyata, ajaib sekali apa yang tidur-15-menit bisa lakukan terhadap perbaikan mood anda 😆

… ternyata, sekarang pembagian waktu nggak lagi bergantung pada jam; tapi bergantung pada jadwal bioritmenya Alma (kapan harus ganti popok, kapan dia lapar minta susu, kapan dia tidur, kapan dia rewel & harus ditimang-timang…  Suka-suka dia, deh 😛 )

… ternyata, pergi kemana-mana bawa stok popok & babywipes yang cukup lebih penting daripada bawa make-up kit/alat ngelenong, atau (bahkan) bawa dompet sendiri.

… ternyata, masakan buatan suami (bahkan kalau itu cuma secangkir susu & setangkup roti) jadi hadiah yang sangat-sangaaaat menyenangkan ditengah keruwetan mengurus bayi.

… ternyata, selain serial The Big-Bang Theory & Fringe, sekarang ada tontonan baru yang nggak kalah asyiknya dinikmati berdua Baim : nonton Alma yang sedang tertidur pulas 😛

… ternyata, ngobrol sambil bisik-bisik jadi sering dilakukan setiap malam… but not in a romantic way, though. Ini supaya Alma nggak kebangun oleh suara kami 😆

Hmmmm, apa lagi yah ?

Surely, motherhood is a challenging task. Tapi nggak apa-apa; semuanya memang butuh proses, semuanya bisa dipelajari, semuanya bisa dijalani sambil bersama-sama mengamati tumbuh-kembangnya Alma & akan menempa diri untuk jadi orang yang lebih baik lagi. Insya Allah 🙂