Dulu, Shakespeare yah yang ngomong gitu ?
Emang, saking butanya ma cinta & semangatnya menulis drama romantis, bisa-bisanya Shakespeare bilang gitu… coba beliau hidup di jaman sekarang, pasti dia bakal meralat pernyataannya tsb š
Buktinya, arti sebuah nama ini pentiiiiing banget bagi negara2 yang berurusan dengan merebaknya penyakit “swine-flu” alias “flu-babi” š menurut mereka ya pentingnya karena mempengaruhi ekonomi, kondisi geopolitik & pemasukan devisa dari turisme di negara2 tersebut juga.
Pagi ini waktu baca yahoo!news sambil ngucek2 mata, gue baca berita kalau WHO mengumumkan secara resmi untuk berhenti menggunakan sebutan “swine-flu” a.k.a flu babi dengan tujuan untuk melindungi babi. Instead, sebutan “swine flu” diganti jadi “H1N1 influenza A“. Bayangkan ilustrasi berikut :
petugas kesehatan (PK) : Dokter, kita menemukan lagi korban baru yang terjangkiti flu babi !
Dokter (D) : eh, namanya udah diganti
PK : Oia ? jadi apa ??
D : FLu H1N1 tipe influenza A
PK : Baiklah ! kalau gitu, kita harus cepat berupaya menolong korban yang terkena flu H1N1 tipe inflzzz… AAARGH, RIBET AMAT SIH NAMA INI FLU, TINGGAL SEBUT FLU-BABI AJA, KENAPA ??? NAMA PENYAKIT DOANG DIBIKIN SUSAH NYEBUTNYA !! TOH GUE NGGAK MAKAN BABINYA INI ???
š
Well, sehubungan dengan penyakit flu-babi ganti nama ini (udah pake upacara bubur merahputih, blom ??), gue mau nggak mau jadi mikir, apakah ini diumumkan karena sebelumnya ada protes dari Israel yang mengatakan kalau sebutan “swine-flu” itu ofensif ? Beritanya juga ada disini dan disini. Sehubungan dengan itu, Deputi kementerian kesehatan Israel ngasih usulan untuk menyebut flu-babi sebagai “Mexican-flu”, yang (pastinya) kemudian diprotes keberatan oleh negara Mexico.
Dari berita yg gw baca, memang flu babi ini merebak (dan ada kekuatiran untuk merebak) di negara2 pengkonsumsi babi terbesar, yang juga negara2 yang perekonomiannya kuat (AS, Cina, Jepang, Jerman, Inggris, Spanyol, Canada, etc) yang juga negara tujuan wisata (Mexico, ay caramba !). Israel juga protes karena penyebutan kata “babi” itu improper menurut agama Yahudi. Tapi coba yaaa… kalau yang ngomong “nama-flu-babi-itu-improper” dari kalangan Muslim, akankah WHO menanggapi usulan-ganti-nama-penyakit tersebut sampai separno & seserius ini (sampe jadi headline suratkabar lho) ? I don’t think so. Kalo Israel yang protes, baru deh seluruh dunia menengok. Baru kemudian menyatakan kalau in Jews –and muslim (yang ditambahkan kemudian), kata “babi” ini improper. lalu ada lagi alasan bahwa penggantian namaflu-babi ini sebagai upaya untuk melindungi babi, konsumsi babi & para konsumen babi di negara2 yang masyarakatnya banyak mengkonsumsi babi… Tapi saat keluar ide untuk menggantinya jadi “Mexican-flu”, Meksiko pun protes karena ini berarti sejumlah negara akan memberi travel-warning untuk Meksiko (dan juga Amerika), yang mana, kedua nama tersebut hidup-banget dari sektor turisme juga.
Hah, ribet banget. Coba sekarang kita bandingkan dengan kasus flu-burung beberapa tahun silam. Dulu pas Vietnam & Indonesia di-klaim sebagai sarangnya flu-burung, gak ada tuh yang seheboh kejadian flu-babi ini. Padahal skala penularan flu-nya lebih luas & tingkat bahayanya tinggi. Peternak2 ayam dari kelas pemasoknya Charoen Pokphand sampe peternak ayam di pedesaan pada bener-bener rugi, tapi upaya untuk membantu pulihnya peternakan ayam ini gak sesigap penanganan terhadap peternakan babi saat flu babi merebak. Instead, negara2 maju nan parno itu memberikan travel warning buat negara kita, meskipun udah ada panduan jelas untuk menangani daging ayam untuk masakan & tindakan pencegahan terhadap flu burung. Begitu pula waktu Singapura kena outbreak influenza serupa, malah dikasih nama “Singapore Flu”. Padahal Singapura lebih kecil dari meksiko dan sama2 hidup dari sektor pariwisata juga. Apa penamaan tersebut itu nggak merugikan negara Singapura juga, layaknya Meksiko ?? Apakah heboh penggantian nama flu babi ini karena yang duluan teriak-teriak heboh tuh negara2 perekonomian besar & tujuan wisata (yang juga pemakan/pengimpor/pengekspor & peternak babi) seperti Amerika & kroni (Israel), Meksiko, Jepang, etc ? Sampai segitunya-kah reaksi terhadap penyebutan-istilah-flu-babi ini ? Kalau yang terlibat adalah negara-negara besar : Iya, sampai segitunya. Gile, ini baru masalah penyebutan-istilah-flu-babi doang, belum sampai ke penanganan & bikin protokol pencegahan & pengobatannya lho.
Lagipula kalau Israel mengajukan alasan ganti-nama flu-babi tersebut karena kata-kata “babi” itu improper… menurut gue, nggak ada yang nggak improper tuh; gue sebagai muslim diharamkan untuk “makan babi”, itu aja. Bukan diharamkan untuk menyebutkan kata “babi” dalam konteks pemakaian untuk sebutan ilmiah atau penyampaian informasi ya (maksudnya, contohnya bukan untuk menghina orang seperti (maaf) “b*b1, lu..!!”). Emang kadang-kadang pada suka lebay…
Biarkanlah flu-babi merebak, kali ini giliran negara2 pengkonsumsi babi terbesar & peternak babi terbesar yang harus berpikir & bertindak lebih cepat, untuk mencegah flu babi ini masuk ke negara2 lain. Gue mau menikmati nugget ayam & saus barbeque dulu… (yang mana, nggak terjangkiti flu babi yah š )
P.S : tadi iseng2 ketik “flu babi” di pencarian twitter, ada komentar bol-jug ttg penamaan flu-babi ini
sayapunyer : swine flu? It is called selesema BABI in Malay..But I prefer it is called selesema KHINZIR
1 Comment
astari
Mangkanya .. pake nama FlaBiBu aje :p š or .. flu-oink .. hekekek…