Beberapa hari ini, gue lagi senang mematuti sebuah foto sambil ketawa-ketawa geli. Foto lama, sih… flashback lagi ke tahun 80-an, berupa foto keluarga-besarnya Baim yang dimuat dalam album facebook tante Idus. Oleh tante Idus, nama gue ikut di-tagged dalam foto tersebut. Bukan, bukan di-tagged karena gue ikut difoto disitu yah, karena gue & Baim kan baru bertemu sekitar 18 tahun setelah acara itu berlangsung (jadi nggak mungkin laah gue “benar-benar” hadir & ikut diabadikan dalam foto tersebut) 😛
Instead, dalam foto tersebut, nama gue di-tagged pada gambar seorang anak laki-laki kecil memakai setelan kaus & celana pendek berwarna merah. Kalau gue terka, usianya sekitar tiga tahun-an. Rambutnya lurus, dipotong pendek, & berponi. Hihihi, jadul aja deh pokoknya. Anak laki-laki tersebut tengah memandang orang yang memotretnya lewat matanya yang lebar, berbalut kepolosan khas anak seusianya. Dia berdiri di antara seorang wanita & pria, yang gue kenali wajahnya sebagai wajah mama & abah.
Yep, anak laki-laki kecil dalam foto itu adalah… suami gue, yang sekarang ini sedang goler-goler di samping gue 😆 Sepertinya nama gue sengaja di-tagged pada foto tersebut karena… Baim nggak punya account Facebook (serius, Baim nggak punya account Facebook. Bagus deh sayang, cukup aku saja ya yang terjerat oleh pesona Facebook 😀 ). Waktu gue perlihatkan foto itu ke Baim, Baim ketawa geli & berkata kalau saat foto tersebut diambil waktu usianya sekitar tiga tahun-lebih. Iseng, gue berkomentar : “Sayang, kamu disitu jadul banget deh …”
“Biarin,” jawab Baim, “Biar jadul, yang penting imut !”
“Iya deh… yang kecilnya imut-imut. Trus udah gedenya jadi ganteng begini ya.”
“Siapa dulu dong… Baim !! Uooh !”
… ternyata memang yah, ‘sadar-diri’ dan ‘narsis’ itu beda-beda tipis 😆
Tiap kali melihat foto tersebut, gue jadi membayangkan kalau nanti, anak laki-laki atau perempuan kami akan memiliki raut wajah imut penuh rasa ingin tahu, seperti anak berbaju merah dalam foto tersebut…
… atau mungkin, juga berlesung pipi ? Lucu juga ‘kali yeee… 😉