Saat melirik ke sudut kanan bawah layar laptop, tampak penanda waktu menunjukkan jam 23.58 waktu setempat.
2008 sudah mendekati akhir.
Iseng gue meninggalkan laptop & menuju jendela balkon rumah, berdiri menghadap dinginnya udara malam Penang & keheningan yang mengisi jalan-jalan sekitar kompleks rumah. Sepi. Senyap. Dingin. Tapi gue yakin, beberapa menit lagi, keheningan itu akan pecah oleh riuhnya suara-suara menyambut kedatangan 2009.
Benar saja. Beberapa menit kemudian, tiba-tiba saja sebuah bola cahaya merah yang terang-benderang tampak melejit dari kejauhan. Melesat tinggi ke langit & pecah tumpah ruah menjadi sebentuk kembang api yang menerangi langit malam, lalu ditutup oleh suara letupan yang bertalu-talu. Serentak, ledakan kembang api menyusul dari berbagai arah, menerangi langit malam yang sebelumnya nyaris mati oleh sunyi. Suara letupan semakin terdengar riuh mengisi malam, bersahut-sahutan dengan suara klakson & derum mesin mobil di kejauhan. Malam yang sepi menjadi “hidup” oleh suara-suara kemeriahan menyambut tahun baru 2009 ini.
Ah… entah kenapa, gue jadi kangen dengan suara terompet-tahun-baru yang biasa dijual abang-abang di pinggir jalan… yang suaranya amit-amit kencang-banget & selalu kompak ditiup seantero penghuni Jakarta saat jam berdentang di pukul 00.00, memasuki hari baru & tahun baru menurut penanggalan internasional. Di otak gue, suara terompet-sember itu entah kenapa melekat sekali asosiasinya dengan kemeriahan menyambut awal tahun yang baru.
Kemeriahan. Kesenangan. Kegembiraan.
Hampir semua orang menyambut tahun baru dengan perayaan, kemeriahan, kesenangan, kegembiraan. Yah, mungkin ada juga yang memilih untuk nggak merayakan dengan alasan malam tahun baru itu sama aja kayak malam-malam biasa lainnya; atau ada juga merayakan pergantian tahun sambil ngendon di kamar berteman laptop, acara TV, film DVD, dan cemilan… apapunlah. As for me, saat menuju pergantian tahun baru ini, yang gue lihat di sekeliling gua adalah kesenangan, kegembiraan, dan… harapan.
Semua kegembiraan & kebahagiaan yang tercurah saat menyambut tahun baru ini salah satunya adalah bentuk dari adanya harapan (selain hedonisme yaaa :-P). Harapan untuk memulai tahun baru ini sebagai awal yang lebih baik. Harapan untuk keadaan yang lebih menjanjikan & stabil. Harapan yang masih & selalu disimpan dalam sebentuk doa, yang entah mengalir lewat kiriman sms-sms ke sesama teman; atau, tersimpan rapat dalam kompartemen hati masing-masing & hanya Tuhan & diri sendiri yang tahu.
Harapan dalam sebentuk doa memohon keberkahan dari-Nya, memohon kehidupan yang lebih baik selama setahun kedepan, dalam setiap hari-hari yang akan dilalui.
Ya, Harapan itu masih ada. Selalu ada.
Happy New Year 2009… All the best for the coming year.
(^______^)