…Tidak seperti di Indonesia dimana idul fitri dirayakan lebih meriah daripada idul adha (albeit acara nyate daging kambing yah), di Malaysia idul adha dirayakan lebih-lebih meriah, semeriah perayaan idul fitri di Indonesia. Di malam tanggal 10 Dzulhijjah (7/12), suara letusan petasan & kembang api dari pasar malam Pesta Pulau Pinang bercampur dengan suara tahlilan yang berkumandang dari banyak mesjid. Baim & gue menikmati kemeriahan suasana ini dari balkon rumah.
Kami tidak merayakan Idul Adha (atau disebut a la melayu sebagai Aidil-Adha) kali ini bersama keluarga Tante Ami & Om Husin di Kuala Krai-Kelantan. Instead, kami merayakannya di Penang saja karena kami baru sampai di Penang (dari KL) dua hari sebelum AidilAdha . Hufff… jadi kangen suasana perayaan Idul Adha di Jakarta & Bogor nih, kumpul-kumpul & makan-makan bersama keluarga besar. Di wilayah sekitar apartemen kami, sedikit sekali tertangkap suasana perayaan idul adha karena mayoritas tetangga sekitar kami adalah orang chinese & india (jadi, rame’nya hanya pas Tahun Baru Cina & Deepavali doang). Di kampus USM yang mesjidnya ramai & lebih dekat dengan tempat tinggal mahasiswa komunitas melayu, arab & Iran, baru-lah lebih terasa suasana perayaannya. Kebayang dong kalau di wilayah kami tinggal… seusai shalat idul adha cuma balik ke flat, trus manteng lagi di depan laptop, melanjutkan kehidupan di dunia maya. Gak asik banget. Plus, Desember ini sekolah & kampus lagi libur panjang; teman-teman & saudara-saudara sepupu kami yang kuliah di Penang banyak yg pulang ke IND. Ditambah sepulangnya dari KL, gue terserang flu berat sampe meler-meler & demam. Sebel, idul adha kok sakit. Ngapain gitu yah, biar idul adha-nya gak sepi ???
Terdorong oleh motivasi balas dendam karena lebaran tahun ini gak bisa makan opor ayam & semur betawi, akhirnya gue & Baim dapat ide untuk masak opor & semur, trus mengundang teman-teman yang ada untuk datang ke rumah, makan-makan. Open House gituh, niatnya 😛 Maka jadilah di Minggu pagi, gue & Baim belanja ke Tesco. Sorenya saat ngabuburit, gue mencari resep opor ayam & semur betawi di internet & Baim mengundang teman2 yang di Penang untuk ke rumah, via YM. Kata Baim, its confirmed kalau besok Bulet (gak pulang ke Perak), Joni (gak pulang ke Sarawak) & Rash (gak pulang ke Johor pun ke Negeri Sembilan untuk ketemu istrinya karena minggu lalu udah ambil cuti-panjang) mau datang ke rumah untuk makan siang. Sementara Maulana & Puspa (sobat2 kami sesama mahasiswa, newlywed yang sedang seru-serunya membangun hidup baru di Penang & merencanakan pindah dari asrama ke flat baru dalam waktu dekat) akan datang agak siangan setelah survey flat. Joni juga mengajak kami untuk “jalan-raya” ke rumah Ies & Zue seusai makan siang di rumah kami.
Malamnya seusai berbuka puasa, kami mulai memasak.
Bedeeeeeh… jangan ditanya gimana keadaan dapur rumah kami seusai masak opor-ayam & semur betawi. Berantakannya kayak habis dipake buat setting penyiksaan tentara gila kali yah 😛 Tapi gpp, kan bisa diberesin. Yang penting, opor ayam & semur betawi-nya udah sukses dibuat, dari dalam pancinya mengepul uap-hangat yang menguarkan aroma lezat ke seantero rumah !? Sedap-lah… ! 😀
Di pagi hari, Baim shalat idul-adha di mesjid dekat apartemen, bukan di mesjid kampus (pagi itu, jalanan sepi… bus pun jarang lewat). Setelah itu kami membereskan rumah & menghangatkan opor-semur yang dimasak semalam. Inilah opor ayam & semur betawi hasil godokan kami :
Malaysians juga punya makanan setipe Opor-Ayam, bernama Ayam Kurmah. Penampakannya benar-benar mirip, hanya saja menurut Rash, Joni & Bulet, opor ayam ini lebih enak karena gurih & spicy. Begitu pula dengan semur betawi yang rasa rempahnya “tebel”. Hehehe… bangga lagi deh gue akan kekayaan kuliner Indonesia. Sebelum pulang, mereka bertiga titip pesan : “Next time Pecel Lele ya, Aini…!?” Huahaha, kagak tahu mereka kalo gue jijay abis sama ikan lele. Sorry ya kawan-kawan, gue mau masakin kalian makanan apapun, asal jangan masak jeroan & Lele 😛 Maulana & Puspa yang datang kemudian juga lahap menggasak opor ayam & semurnya. Gue senang banget masak-masak trus ngundang teman-teman untuk makan bareng, seperti Idul Adha ini. Makan enak-enak, dinikmatinya bareng-bareng. Asal ngumpul. Ini yang nggak tergantikan dari hangatnya suasana Idul Adha 🙂
1 Comment
Say “MORE” for Semur ! | Catatan si Aini
[…] waktu Idul Adha tahun lalu, gue & Baim kangeeeeeeen bangetz menikmati kelezatan sajian khas hariraya di Indonesia, macam […]