Pertama kali gue mencicipi teh ini adalah waktu gue & murid-murid pergi ke Subang untuk acara Community Work, Februari 2007. U see, program sekolah ini bertujuan mengajak murid2 melakukan kerja social di sebuah komunitas penduduk di luar Jakarta, sekalian memperlihatkan pada murid-murid bahwa Indonesia bukan hanya Jakarta, Sency, PS atau PI Mall 😉
Anywaaaay, acara Fieldtrip-nya selain ke Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Sagalaherang milik Ibu Tri Mumpuni (kami memanggilnya Bu Puni), kami juga melakukan kerja sosial di madrasah Millenia Salsabila binaan Yayasan Al-Bairuhaa milik Pak Kosim, yang terletak ditengah perkebunan teh (milik Pak Kosim juga). Di tahun 60an, Pak Kosim ini adalah pegawai perkebunan teh tersebut, saat masih dikelola oleh perusahaan eksportir teh asal Inggris (figures, the brits memang maniak sama teh). Setelah perusahaan tersebut berhenti mengelola , Pak Kosim selaku pegawai pribumi yang paling lama bekerja disitu diberi reward perkebunan teh, entah-berapa-hektar-pokoknya-luas-banget, yang sampe sekarang masih produktif. Kemudian, beliau membangun sebuah madrasah di salah satu area perkebunan teh itu; sampai sekarang beliau masih mengelola keduanya, kebun teh & madrasah.
Di madrasah milik Pak Kosim ini, murid2 melakukan kerja sosial berupa mengajar bahasa Inggris & math. Selesai itu, kami semua diajak Pak Kosim & para santri ciliknya menyusuri perkebunan teh yang terhampar mengelilingi madrasah. Bayangin, sehat amat yah anak-anak disini, hidup di tengah udara bersih pegunungan teh… puas main-main di lapangan2 yang luas…
Oia, di kebun teh ini, kami diajari cara memilih dan memetik pucuk daun teh kualitas prima yang cocok diolah menjadi teh hijau. Setelah itu, semua daun teh hasil petikan murid-murid dikumpulkan, dan diolah dengan cara tradisional : diaduk dalam wajan yang dipanaskan oleh tungku api (kalau petikan daun tehnya mencapai ratusan kilogram, diolahnya pake mesin-lah). Murid2 gue excited menyaksikan pengolahan teh yang sebelumnya mereka nggak pernah tahu… karena yang mereka tahu hanyalah teh itu adalah teh celup, keluarnya dari dalam boks kemasan teh celup.
Saat sedang menyaksikan proses pengolahan daun teh, istri Pak Kosim (untuk selanjutnya mari kita sebut … Bu Kosim) menawari kami minuman es teh dingin. Padahal udaranya dingin2 sejuk tuh, tapi yah namanya haus, yaudah tenggak ajah. Saking kehausannya… titik2 embun di gelasnya tampak menggoda banget. Pas gue menyesap teh-nya… hmmm ! ada wangi jahe bercampur rasa teh yang sheer… pas banget rasanya. Gulanya juga pas, nggak kemanisan. Gue bilang ke Bu Kosim kalau teh-nya enak banget, “… Pake jahe ya, bu ?” tanya gue, menebak.
Tanpa dinyana, si ibu mengiyakan dan langsung ngasih bocoran resepnya buat gue, hehehehe…(Ibu Kosim, hatur nuhun ya bu…). Katanya bu Kosim, es-teh jahe disitu jadi enak karena khusus pakai daun teh hasil perkebunan teh milik Pak Kosim. Deuuhh… bisa aja si ibu, sekalian promosi yah.
Biar pembaca gak keburu banjir iler, ini resep es-teh jahenya . Selamat praktek 😀
Bahan :
* 4 sdm teh asli atau teh hijau seduh (Bisa diganti dengan 2 kantong teh celup, tapi rasanya akan beda)
* 1 liter Air matang , atau berapapun sesuai keenceran yang diinginkan)
* 2 buah jahe sepanjang jempol, cuci bersih, lalu geprak pake ulekan agar aromanya keluar (jahenya, bukan jempolnya)
* Gula pasir secukupnya.
Cara membuat :
1. Dalam panci, Panaskan air sampai mulai mendidih, lalu masukkan teh seduh. Seduh dengan api sedang. Aduk, hingga warna teh keluar.
2. Jika warna teh mulai keluar, masukkan jahe-geprak . Aduk sesekali, hingga wangi jahe-nya tercium samar & warna seduhan teh semakin pekat
3. Saat aroma jahe mulai tercium jelas, matikan api kompor. Tutup panci selama 5 menit.
4. Buka tutup-nya si panci. Masukkan gula pasir sesuai selera (lebihkan sedikit kalau mau menikmatinya sebagai es teh karena derajat kemanisan teh akan berkurang saat es batu yang ditambahkan mencair), aduk seduhan teh-jahe sampai gula pasir larut. Bagi yang menggunakan gula diet, TAMBAHKAN GULA DIET-NYA SESAAT SEBELUM TEH DIMINUM, jadi jangan tambahkan gula diet saat sedang menyeduh teh-jahe ini… karena rasanya akan KACAU).
5. Tutup kembali pancinya. Diamkan teh sebelum disaring.
6. Setelah seduhan cukup hangat, saring teh-nya. Pada seduhan teh-jahe yang sudah disaring, masukkan potongan jahe yang tadi ikut direbus (pastikan sudah bersih dari ampas daun teh). Jahe ini membuat aroma the-jahe menjadi lebih lama terasa dan segar. Sebaiknya tampung seduhan teh-jahe ini dalam wadah/botol gelas, bukan plastik.
7. Masukkan 2-3 es batu, nikmati selagi dingin dan segarrrrrrr….
8. …atau, jika ingin menikmatinya dingin-dingin tanpa menambahkan es batu, dinginkan seduhan teh-jahe tadi selama 30-45 menit dalam kulkas, baru kemudian dinikmati… sabar menunggu, ya.. 🙂