Salut sama ibu-ibu yang bisa nyusun menu seminggu & taat mengikuti list menunya. Tiga hari gue nyoba begitu, yang ada pusing 😆 Akhirnya gue kembali ke sistem 'mari-kita-lihat-sayur-daging-apa-aja-yang-promo-di-toko-trus-nyetok-&-masak-itu-aja'. Seperti minggu lalu ikan lagi promo, yaudah nyetok ikan beku buat dua minggu kedepan & hidangannya banyak berlauk ikan. Dimasak apa? Semunculnya ide aja.

Nah minggu ini yang promo itu sayur-sayuran segar. Pulang ke rumah membawa terong, jamur, tomat, paprika, wortel & zucchini. Begitu dijejer… Bingung mau dimasak apa 😆 Di-sop? Ditumis? Lagi?

Iseng saya googling resep yang pake semua sayuran tersebut. Yang keluar adalah… Resep ratatouille. Jreng jreeeengg, masakan Perancis! Ehtapi kirain susah bikinnya, ternyata relatif gampang. Baca di wiki sesuai asal kata namanya, ratatouille ini masakan sayur 'aduk-dan-campur'. Tapi kemudian mahzab cara bikinnya ada banyak: ada yang sesimpel semua bahannya ditumis sekaligus, atau tomat, bawang & paprikanya dimasak jadi saus sementara zucchini & terongnya ditumis terpisah lalu ditata lapis-demi-lapis & dipanggang, atau dimasak serupa stew aja dalam panci besar. Mahzab yang kedua itu kemudian dimodifikasi jadi confit byaldi (sayurannya dipotong tipis-tipis, disusun rapi disiram saus lalu dipanggang); karena presentasinya cantik kemudian dipopulerkan dalam film kartu Ratatouille.

Cieeeh… Si Aini sok-sok pengen coba mahzab yang kedua. Akhirnya bikin dong ratatouille confit byaldi. Pas baca di salah satu blog, disebutkan kalau potong sayurannya biar tipis-tipis harus pakai pisau mandolin. APA PULA ITU PISAU MANDOLIN? Mandolin yang gue tahu mah cuma alat musik.

Yaudah lah, mari dicoba potong sayurannya tipis-tipis pakai pisau dapur santoku biasa. TERNYATA SUSAAAHHH BANGET 😆 Ya iya lah Ai, skill motong-motong a la chef pun kan elo gak punya. Yaudah lah potong-potong melintang yang nggak tebel tapi nggak tipis juga, beres!

Cobaan selanjutnya adalah saat menyusun potongan sayurannya. Kalau googling kata kunci ratatouille, bakal tampil deh gambar-gambar ratatouille yang sayurannya disusun melingkar konsentris cantik & rapih. Baiklah, ambil pyrex, lumuri minyak & tuang sausnya, lalu mari kita coba susun sayurannya serapih itu. Seabad kemudian, inilah hasilnya:

 

 

…peyang 😆 Boro-boro konsentris, ini mah tumpang-tindih, hihii. Yaudah lah, yang penting kesusun. Langkah selanjutnya tinggal tutup bagian atas ratatouille dengan kertas roti, lalu panggang di suhu 130'C selama DUA JAM.

Ya Tuhan, kenapa harus dua jam? DUA JAM menunggu sepinggan sayur-mayur kuah tomat beraroma harum surgawi matang??? Ini cobaan hebat tiada tara! 😆 Gak tahan menunggu selama itu akhirnya suhu oven gue naikin jadi 150'C, dipanggangnya cukup 1 jam 30 menit. Cuma segitu doang toleransi dari perut laper kami bertiga, 30 menit.

Selama ratatouille dipanggang, itu aromanya benar-benar surgawi. Entah karena pakai herbs yang baru sekali gue coba (hi, tarragon & marjoram! Kamu ternyata wangiiii!), atau karena benar-benar kelaparan. Begitu matang, oven dimatiin lalu masukin baguette oles mentega & bawang putih ke rak bawah oven. Trus tutup lagi sembari tunggu ratatouille-nya menghangat. Sepuluh menit kemudian… et voilà :

 

Trus rasanya gimana Ai?

Banyak yang bilang kalau ratatouille ini adalah masakan perancis klasik yang “luxuriously rich, smooth and flavorful”, dan “one of the world's great vegetable dishes”. Gue setuju dengan pernyataan pertama: ini memang makanan berbahan sederhana yang bikinnya sumpah susah banget dan citarasanya legit, segar & penuh. Dimakan pakai garlic bread aja udah enak banget, nggak bakal kepikiran tambah lauk ina-itu. Ternyata sayuran thok bisa seenak ini.

 

Gue suka skeptis sama rasa masakan yang pake paprika. Sempat penasaran apakah paprikanya ratatouille bakal terasa aneh. Ternyata jadi manis gurih setelah dipanggang bersama saus. Serius, manis. Alma aja makan dan minta nambah 😆 Sebelumnya kalau dikasih paprika & zucchini, dia histeris lebay nggak mau makan.

Tapi untuk pernyataan kedua, errrr… Seriously, one of the world's great vegetable dishes? Masih enakan balado terong kemana-mana. Atau gulai daun singkong tumbuk. Atau lalapan sayur seger & ulukutek leunca. Atau ketupat sayur padang 😆

Susah kalo ngobrol makanan londo sama lidah selera kampung, hihihii…