Dalam rangka berburu amunisi untuk misi Hijab Rehab-2012, gue punya tempat belanja favorit di dua dunia : dunia nyata & dunia maya πŸ˜› Mari kita bahas lebih dulu tempat belanja favorit di dunia nyata.

Mau cari segala rupa kerudung tjantik nan tjakeps di Jakarta ? Datanglah ke pusat pertokoan Thamrin City a.k.a Thamcit, deket Kebon Kacang sono. Tepatnya di lantai dasar-1,Β  pusat grosir busana muslim (seberangnya pusat grosir batik). Segala ada. Mau cari apa, segala jenis shawl & inner ? Mukena ? Kosmetik import seperti krim Glysolid, lipbalm Labello & sabun zaitun Syria ? Aksesoris peniti, bros, corsage sampai perintilan buat bergaya a la April Jasmine atau para dedengkot komunitas hijab ? Baju muslim yang lagi ngetrend macem celana aladdin, bloomy, maxi dress tie dye, wide leg pants sampai segala jenis kaftan untuk pesta ? Ada di Thamcit. Tips aja : datang dari pagi jam 8 atau 9, lalu berkeliaranlah di lantai dasar-1, lapak-hopping. Begitu jam makan siang udah puas deh, dapat segala. Biasanya kalo kesana itu bareng Ibu; sementara ibu ke tempat batik, gue di tempat kerudung πŸ˜† Pulang-pulang tangan penuh oleh gembolan belanjaan, hihii. Kemarin sempat kesana sama Mia, kami sukses kalap ! Tapi kalapnya hepi, soalnya barang-barang di Thamcit cukup bagus & murmer semua. Kalau disana ternyata nggak menemukan apa yang dicari, barulah gue ke pasar Tenabang (Tanah Abang)… tapi ini jarang sih, mengingat biasanya apa yang dicari hampir selalu ada di Thamrin City. Harga pun beda-tipis-banget dari di Tenabang.

Sejujurnya, di Thamcit ini nggak ada toko-toko tertentu yang jadi langganan gue. In fact, Toko Ayang yang dielu-elukan itu menurut gue biasa aja karena meski bahannya lumayan enak, ukuran shawl yang mereka jual terbilang nanggung & nggak seragam. Dari sekian banyak warna, cuma satu shawl cokelat aja yang adem, shiny bagus & ukurannya cocok. Yang biasa gue lakukan adalah berkeliling di lantai dasar-1 Thamcit (kalau lagi niat bangeud sampai mblasuk-mblasuk), kadang mendatangi beberapa toko rekomendasi dari teman, melihat memegang langsung & menaksir shawls yang gue suka… kalo OK, beli deh. Kalo koleksinya bagus bakal dateng lagi kesana, seperti dua toko tanpa nama berikut :

Tempat ini jualannya nggak berupa toko, tapi lapak di pengkolan gitu depan toko mukena… yang mana gue lupa namanya πŸ˜› Pokoknya nama toko mukenanya berawalan huruf R
Kalau toko-tanpa-nama ini ada di blok C-15 no. 5 (ada tempelan nomornya tuh di dekat pintu).

Sebenarnya ada satu toko lagi yang jual tie-dye shawl bagus-bagus, beda dengan yang kebanyakan dijumpai di lapak-lapak Thamcit. Tapi gue lupa namanya *doeenggg* Trus kalau jeli memilih, bisa dapat inner hijab yang bagus & nggak panas, flowery scarf bahan voile yang murmer & scarf persegi model reversible. Iya, scarfnya bolak-balik beda motif (bukan beda warna ya). Ini shawl andalan kalo travelling karena ringan (nggak berat macam cotton shawl), nggak makan-tempat didalam koper & karena reversible jadi nggak perlu bawa banyak-banyak scarf πŸ˜† Baju gue kan kebanyakan polos… makanya lebih suka pakai kerudung yang bermotif. Trus toko-toko yang rada sepi itu kadang suka menyimpan ‘hidden gems’ dengan harga lebih manis. Triknya ya itu aja tadi : kelilingan mencari & terus majuΒ  menawar, pantang mundurrr !

Nah kalau belanja di dunia maya, ini adalah kesenangan tiada tara menjurus ke guilty-pleasure πŸ˜† Dari dunia maya-lah jadi kenal sama HijabEdge, Kamiidea & Cotton Island. Ini tiga merk yang menurut gue shawlnya paling bagus & super-adem maknyuuusss. Favorit #1 : Cotton Island. Bahan katunnya mantep, lentur & tebalnya pas, pinggirannya dineci rapi, warna-warnanya bagus. Gue suka warna-warna solid dari shawls Cotton Island : warnanya berani, banyak gradasinya, shawl motif garis-garisnya juga bagus. Huhuu, berharap banget mereka restock lagi shawls warna-warna solidnya *masih terbayang-bayang si magenta cantik… magenta impian gue* Kalau dicuci, permukaan shawl Cotton Island tetap mulus, nggak berbulu mbrudul. Cinta pertamaku deh πŸ˜† Pesannya bisa japri mereka disini atau fanpage EugeneEffectes, atau mention @Shinod0912 di twitter.

Favorit berikutnya : Kamiidea. Need I say more ? Ini juaranya tie-dye cotton shawl πŸ˜‰ Kombinasi warna & motif tie-dyenya OK. Cuma kalau kombinasinya lagi bluwek ya bluwek banget nyaris kusam… kalau bagus & cerah, bagus banget. Jadi untuk Kamiidea, gue selalu pilih yang warnanya cerah, biar wajah tampak segar. Bahannya lebih tipis & lebih lemas sehingga jatuhnya bagus untuk bikin hijab ber-drapery atau model turban. Pertama kali itu pesan di facebook, waktu mereka masih lebih banyak rilis shawl warna polos. Waktu itu pesan dusty pink (yang menurut gue lebih cocok disebut baby pink. Agak kecewa dengan pilihan warna polosnya, namun sekarang mereka improved koleksinya dengan pilihan warna & motif tie-dye yang keren-keren). Pas terima shawlnya, gue kaget… kok pinggirannya nggak dineci ya ? Trus ownernya bilang kalau bahan shawl Kamiidea ini pinggiran kainnya akan menggulung secara alami karena bahannya yang lentur. Setelah dipakai beberapa kali, benar juga sih, tepi kain di sisi panjang shawlnya akan menggulung alami (nglunthung) & khas banget…Β  namun tidak dengan sisi lebarnya. Bagusnya, sisi lebar shawl yang nggak menggulung itu tepi kainnya nggak mbrudul. Kamiidea sering sold out dimana-mana, belinya aja berasa macem rebutan πŸ˜† Di hijup.com aja begitu dirilis langsung ludes.

Favorit lainnya : HijabEdge. Ini belinya di fanpage mereka di facebook. Selain jualan segala rupa cotton shawl, mereka juga jual segala jenis inner, kerudung turki, pashmina, kerudung bandul… macem-macem deh. Beragam & termasuk murah beud ! πŸ˜€ *mata langsung bersinar-sinar baca kata murah* Dengan harga yang bikin senyum-lebar-sampe-ke-kuping, kualitas bahannya cukup bagus & beragam. Waktu awal-awal hunting koleksi baru untuk ber-hijab rehab, gue banyak beli dari sini. Oia, inner ninja yang gue beli di mereka enak banget bahannya… adem & megang. Semoga mereka resctock lagi deh dengan bahan yang sama.

Tempat baru yang nggak kalah menariknya buat belanja : The Urban Souk, pasarnya forum TheUrbanMuslimah. Kalau mau merasakan riuhnya pasar ini, join forumnya dulu yuuk πŸ˜€ Banyaaak banget benefitnya kalau join forum ini ! Di forum TUMuslimah sesama anggota saling berbagi tips berpakaian muslim yang trendy & tetap syar’i, cara mix-n-match koleksi pakaian yang udah ada, inspirasi hijab buat sehari-hari, ke pesta & pernikahan, serta tutorial hijabstyling. Udah puas mereguk ilmu, melipirlah ke The Urban Souk; silakan dipilih shawlnya, kakaaak πŸ˜† Segala model shawl, atasan-bawahan, dress & aksesoris hijab model terkini ada disana dengan harga terjangkau. Gue juga suka lihat-lihat flea marketnya, disana suka ada yang melego sepatu, shawl, tas, bahkan kosmetik-kosmetik yang bikin ngilerrr pengen dicoba (banyak yang masih brand new & sealed !).

Oia, gue belum pernah coba the-so-called chiffon shawl seperti Kaffah shawl maupun shawl keluaran butik Moshaict. Bagus gak sih ? Ada yang pernah coba ? Pernah sekali coba beli satu chiffon shawl, merk yang cukup ternama lah. Pas pegang bahannya… euh, ini mah bukan chiffon. Sayang sekali kalo ada yang menerjemahkan chiffon = bahan yang tipis. Lagipula nggak sembarangan bahan tipis bisa dijadikan kerudung untuk hijab. Kalau menerawang, ya apa fungsinya sebagai hijab. Jadi untuk yang chiffon-chiffonan itu sejauh ini lebih enak cari sendiri bahannya & gue bawa neci ke tukang jahit.

Tapi nggak semua shawl didalam lemari didomonasi oleh tiga merk tersebut. Justru gantungan di lemari lebih banyak diisi dengan hasil buruan di toko-toko online lainnya seperti di toko ini. Perintilan hijab dari beberapa toko yang notabene bukan toko busana muslim pun ada yang jadi favorit, seperti tubular shawl-nya CottonInk, shawl hasil buruan di Forever 21, scarf hasil hunting di pasar malam Penang & Kelantan, selendang batik jumputan, dan tentunya, pashmina yang ngganggur di dalam lemari bajunya Ibu πŸ˜†

Nggak ada aturan baku tentang harus pakai merk yang mana; selama itu nyaman, hayuklah dipakai. Palingan kalau mau sesedikit mungkin memakai jarum pentul, pilih bahan shawl/scarf yang teksturnya tidak licin. Bahan yang licin saat dililit-tumpuk di kepala harus ditahan dengan jarum pentul supaya tidak melorot. Menjelaskan sekali kenapa waktu didandanin pake satin shawl, begitu shawlnya dilepas ada sekitar segenggam jarum pentul & peniti yang ikut dilepas πŸ˜† Trus pilih bahan yang nyaman, bukan sekedar yang ngetrend. Bahan yang nyaman lebih bikin pede saat dipakai daripada bahan yang ngetrend tapi belum tentu nyaman; hanya bikin bolak-balik ke kamar mandi buat dibenerin & dikipasin, atau jadinya berdiri nggak jauh-jauh dari AC (kalo ada AC :-P).Β Ya sukur-sukur kalo bahan yang lagi ngetrend itu juga nyaman. Pemilihan bahan hijab ini lebih kerasa pentingnya kalau tidak menggunakan inner (daleman kerudung). Salah pilih bahan, rambut bakalan keluar-keluar dari segala penjuru, belum lagi hijabnya mencong-mencong. Hal yang sama berlaku juga untuk inner. Kalau lebih suka pakai inner, pilih yang bahannya adem, cek jahitan & kelimannya, ukurannya pas di kepala & wajah (tidak longgar & tidak terlalu ketat), serta kalau bagian belakangnya diikat/direkatkan tidak terasa mencekik. Gue pribadi lebih memilih inner model bandana atau inner ninja/maroko yang bagian belakangnya diikat. Itu aja sih. Selebihnya… yuk mareee kita jajal shawlnya !