Sejak hamil Alma sampai dia lahir, pengen deh mengadakan selametan macam pengajian 4 bulanan, nujuh-bulan, selapanan, dkk. Apadaya, yang kesampean baru aqiqah; tapi ini sih wajib hukumnya ya, meski nggak pakai acara kumpul-kumpul selametan, yang penting potong kambing + cukur rambut (plus foto-foto) aja. Alasannya simpel : selama hamil sampai Alma berusia 4 bulan, kami masih di Penang. Mau ngerayain selametan bareng siapa juga kalau cuma bertiga 😆 Tapi tetap nandain di kalender sih tanggal kandungan masuk usia empat bulan, kapan masuk tujuh bulan, kapan hari pasarannya Alma. Sebagai gantinya, untuk memperingati momen-momen tersebut kami doa bersama keluarga aja & memperbanyak doa wirid.

Setelah Alma lahir & diboyong ke Indonesia… kami mulai berpikir, mungkin ada baiknya juga ‘mengenalkan’ Alma ke keluarga besar dengan bikin acara selametan. Iya sih, Alma sudah dibawa ketemu dengan keluarga besar saat Idul Fitri 2010 kemarin. Tapi momennya kok kurang pas & saat lebaran pun bukan kami yang jadi host-nya. Saat kedua kalinya Alma pulang ke Indonesia, ibu ngasih pesan-sponsor : “Bikin acara Tedak Siti buat Alma yuk, Kak ! Syarat aja… kan lucu, kak. Sekalian ngundang sodara-sodara buat kumpul & ketemu Alma lagi !”

Sekilas tentang Tedak Siti : arti harfiahnya adalah ‘turun’ atau ‘menapaki’ ‘tanah’, merupakan upacara adat jawa yang diadakan saat bayi berusia 7 selapan (selapan = 35 hari, dihitung dari weton atau hari lahir yang berulang tiap 35 hari). Gue nggak bisa ngitung pastinya gimana yah umur 7 selapan itu, yang pasti nggak ngitung 245 hari sambil nyoretin kalender dari hari sejak Alma lahir 😆 Jadi dengan ngasalnya kami ngitung weton dimana Alma berumur 7 selapan itu jatuh pas 8 bulan + 1 hari (masehi). Ngasal abissss, tapiiii… begitu di-cek : eh ternyata bener lho 😆 Wooohoo…  untuk orang yang kemampuan matematisnya cekak, , not bad lah ketepatan hasil hitungannya.

Eniwei… di usia segitu, umumnya anak mulai menapakkan kaki ke tanah ; may it be merangkak atau ngerambat, yang merupakan awal dari proses belajar jalan. Kalau udah bisa jalan, mulailah sang anak menapaki dunia luar & mempelajari kemandiriannya setahap demi setahap. Setahap demi setahap, karena kemandirian tidak datang sepaket dengan kemudahan, melainkan dengan pelajaran & tantangan yang saat berhasil dilewati, si anak akan belajar mandiri. Inilah yang diperingati oleh budaya jawa dalam upacara Tedak Siti : berisi simbol-simbol pengharapan orangtua terhadap anaknya agar kelak sang anak siap & berhasil menapaki kehidupan dengan segala upside-down-nya (tentunya tidak lepas dari bimbingan orangtua). This rite of passage merayakan masuknya si anak ke kemandirian, dalam bentuk belajar jalan (menapaki tanah; tedak siti sendiri berarti “menapaki tanah”), setelah sebelumnya sedari lahir ditimang orangtua & digendong dalam buaian. Lebih lengkapnya tentang ritual upacara tedak siti, silakan googling aza ya 😉

Balik lagi ke cerita utama. Mengenai tanggal, kok ndilalah Alma batuk-pilek pas tanggal 24 Desember. Jadilah acara diundur seminggu sampai Alma sehat lagi; toh tidak akan mengurangi esensinya. So, di hari  terakhir 2010, acara tedak siti Alma dilaksanakan 😀

Karena lingkup acaranya acara keluarga & dadakan, jadi kami sekeluarga siapkan semuanya sendiri (a la SKS 😛 ). Ibu belanja bunga, siapin wardrobe, catering & segala perlengkapan (yang paling super mah si Ibu), Ayah & Ali beberes rumah, Baim nyiapin arena bermain buat Alma (in case kalau nanti pas acara hari-H, Alma mendadak takut dimasukin ke kurungan ayam :lol; ), gue & Agam menghias kurungan ayam & tangga tebu ireng. Bahkan Rian, sepupu gw yang masih SD,  ikut bareng pak Min (caretaker rumah) nyariin kurungan ayam 😛 Setelah semalaman gedubrakan, begitu paginya di hari-H…

… Rumah udah rapih 😉 Tumpeng yang dipesan sudah datang, begitupula jajan pasar yang ceritanya buat dessert table tradisional (eh biar simpel, tapi minimal sekaliiii aja gue eksis dong bikin dessert table :-P). Air tujuh sumber untuk  siraman pun sudah disiapkan. Eia, kami nggak pasang segala sesajen sih, tapi katanya tumpeng buat tedak siti ini isinya  khusus : tumpeng sendiri bentuknya kerucut menjulang sebagai  perlambang memanjatkan doa setinggi-tingginya kepada Tuhan, agar sang anak “diangkat” ke/diberikan kehidupan yang baik. Lalu ada urap sayur kacang panjang (perlambang panjang umur) dipakein tauge (perlambang kesuburan) & kangkung (bisa hidup kuat dimana saja), juga ada lauk ayamnya (hidup mandiri, rajin & tidak putus asa mencari rezeki).

Sebelum acara dimulai, first thing first : Alma harus dikenyangin dulu 😆

Beres Alma makan sampai kenyang & dibersihkan, gantian mama-papanya Alma yang mengenyangkan diri 😛 Setelah semuanya kenyang, yangtiq memakaikan kain batik ke Alma dibantu oleh boppa. Kata ibu, anak-anak itu dipakaikan batik dengan model sabuk wolo : modelnya serupa kemben (cuma ditahan dengan sabuk/tali) tapi nggak ketat sehingga anak-anak masih bisa bebas bergerak (katanya ini ada filosofinya juga kenapa pakai sabuk wolo : karena sesuai dengan jiwa anak-anak yang masih bebas tanpa beban tanggungan).

Saudara-saudarapun mulai berdatangan. Rumah mulai ramai, Alma bertemu oom tante & eyang-eyangnya, oom Agam & Ali kesana sini dengan kamera  handycam di tangan, lalu kue-kue pun mulai dilahap (HOREE !). Saat menunggu kedatangan beberapa sesepuh, eh tiba-tiba… bintangnya acara malah rewel. Oh rupanya ngantuk 😛 Demi kelancaran acara & menjaga mood-nya Alma, Alma biar tidur dulu… hihi.

Nggak lama bobonya, eh si pwincess melek lagi. Yaudah, langsung dimulai aja yuuk acaranya 😀

Pertama-tama, Alma dititah jalan oleh Baim & gue untuk menginjak ketan jadah tujuh warna : hitam, coklat, hijau, merah, jingga, kuning & putih. Warna jadah ini merupakan simbol tahapan kehidupan yang dilalui si anak : dari kegelapan rahim ibu, lalu kelahirannya & menjalani hidup di dunia yang terang ini. Urutan warna jadah juga memaknai bahwa semoga hidup si anak selalu diterangkan oleh Tuhan, mengarah kepada kebaikan & selalu menemukan titik terang di setiap tantangan yang dihadapi. Alma seneng banget nginjek-injek jadah empuk ini 😆

Selanjutnya, Alma dibimbing menaiki tangga yang terbuat dari tebu ireng (tebu arjuna). Diharapkan sang anak nanti menjalani hidupnya dengan lurus & seteguh Arjuna (cieeeh… sukur-sukur jago panah juga ya kayak Arjuna (eh, kalo cewek kayak Srikandi dong), ntar jadi atlet panah sekalian 😉 ). Dalam bahasa jawa, kata “tebu” adalah ringkasnya dari istilah antebing kalbu (= bertekad kuat), jadi semoga Alma menjadi anak yang tekadnya kuat & berhati mantap 🙂 InsyaAllah. Ini aja pas naik tangga, langkahnya mantep bener pengen segera sampai di atas 😛

Next… inilah bagian yang paling seru : masuk ke dalam kurungan ayam. Gue & Baim udah degdegan aja, kuatir Alma takut & nangis pas dimasukkan ke kurungan. Iya sih, kurungannya dihias-hias… tapi mana kita tahu. Bahkan udah disiapkan juga playpen cadangan sebagai plan-B pengganti kurungan ayam 😆 Biar Almanya enjoy dulu, si kurungan nggak segera dipasang. Alma kita taro di alas empuk yang udah ditata dengan buku, pensil, mainan-mainan macam alat musik, stetoskop, handphone bo’ongan & laptop mainan anak-anak (gak berani taro’ handphone & laptop beneran 😆 ). Hihii, iseng pula disitu ditaro kotak perhiasan & parfume. Trus… lihat tanda panah warna merah itu ? Yup, ditaroin duit juga 😆 yang ini adalah hasil keisengan emaknya Alma, yang pagi-pagi pas beberes bilang ke yangtiq “Kita taroin duit yuk didalam kurungan ayam !”, trus dijabanin beneran sama yangtiq pakai duit warna ijo itu 😆

Barang-barang didalam kurungan melambangkan pilihan minat & bidang pekerjaan di masa depan, sedangkan kurungannya melambangkan kefokusan sang anak dalam menentukan minat/jalan kehidupan di masa mendatang. Pas ditaro di alas, Alma langsung asik nggratak benda-benda yang tersebar disana. Lucunya, benda pertama yang disambarnya adalah… pensil 😀 Trus karena seruan disana-sini yang nyodorin barang-barang lain ke Alma, sempet Alma nyolek-nyolek botol parfume & kotak perhiasan. Alma, nanti kamu jangan kaget kalau banyak orang yang akan menyodorkan pilihan ini-itu kepada kamu, karena mereka berpikir itulah yang terbaik buatmu(menurut mereka)… Tapi mama papa mendoakan semoga Allah menunjukkan pilihan yang terbaik ke Alma & Alma mampu memilih yang baik-baik.

Alma tampaknya sudah mulai enjoy & asik sendiri bermain. Kurungan pun diangkat & ditutup ke sekeliling Alma…

Mari kita lihat, benda apakah yang menarik minat Alma & dipilihnya sendiri ?

Ternyata… Alma memilih si duit asing yang warnanya ijo itu 😆

Semua ngakak lihat pilihan Alma… duit ijo, gitu loh ! 😆 Pintar kamu, Alma ! Pilihan yang tepat, kamu benar-benar anak mama 😆 Itu duit ijo terus dipegangnya. Eh sempet dilepas bentar sih buat ngambil stetoskop, tapi langsung diambil lagi sama Alma; foto-foto sama sodarapun masih megang si duit ijo, sampai-sampai duitnya harus dilepasin karena udah mau acara siraman 😆 Baidewei… pertanda apakah ini, Alma ngambilnya benda-benda tersebut ? Hehee, apapun itu, yang terpenting Alma berakhlak baik & memilih jalan hidup di atas rahmat & kebaikan Allah swt 🙂

Prosesi terakhir adalah siraman : Alma dicuci kaki-muka-tangannya & dimandikan dengan air kembang, lalu dipakaikan baju bersih. Maknanya agar kelak sang anak selalu bersih & sehat, serta mengharumkan nama keluarga, agama & bangsa (amiiin… semua makna ini kan adalah doa pula yang selalu dipanjatkan buat kebaikan Alma).

Tapi yah namanya Alma… pengen bergerak terus, cuma betah sebentar dipakein kebaya & kain 😆 Kayaknya dia lebih hepi pas pake sabuk wolo. Daripada kesrimpet, kebayanya disimpen lagi & Alma balik kembenan pakai kain, hihii. Udah deh, alhamdulillah acaranya berjalan lancar & selepas Jumatan, kembali lanjut dengan kumpul-kumpul makan siang 😀

Eh kayaknya setelah perayaan tedak siti ini, jadi “gatel” deh pengen bikin perayaan yang lain. Hummm… ngerayain Alma’s first birthday, perhaps ? Hahahaaa… mari kita sebar-sebar proposal dananya sedari sekarang 😆