Ternyata oh ternyata… nggak cuma di Penang aja Alma sering dikira sebagai bayi cowok. Begitu dibawa jalan-jalan di Jakarta, rata-rata komentar pertama yang terlontar adalah : “Iiii… bayinya ganteng deh !” atau “Cowok ya, bu ?”

… Gubrakkk.

Bahkan suaminya sahabat gue berkomentar gini waktu pertama kali lihat Alma : “Hmmm… mukanya agak-agak cantik ya.”

Sahabat gue yang lagi asik main-main sama Alma langsung mendelik sadis, “Eeeh, emang beneran ‘cantik’, lageee !!”

“OH, CEWEK THO ?” ujar si suami, kaget, “Gue kira cowok… abis matanya galak !”

😆

Nggak heran juga sih kalo si Alma sering dikirain bayi cowok, lha wong belom dipakein anting dari sejak lahir. Yah… mana kepikiran juga gue 5 bulan yang lalu nyiapin anting buat Alma. Gue pribadi nggak menganggap serius komentar orang-orang yang suka mengira Alma sebagai bayi cowok… malah dianggap buat lucu-lucuan aja. Lagipula kalau Alma mirip bayi cowok, nggak lantas bakal mengubah Alma beneran jadi cowok tho ? 😆 Lain halnya dengan Ibu, beliau langsung “bertindak” saat dengar cucunya ini keseringan dikira bayi cowok. Jadi saat kami bertiga pulang mudik, sesampainya di Jakarta beliao langsung mentitahkan : “Alma harus ditindik ! Secepatnya !! Kamu cari dokter atau rumah sakit yang bisa nindikin bayi !”. Hyaaaah…

Dan pencarian pun dimulai.

Tadinya mau bawa Alma ke dokter anak, untuk diimunisasi sekalian ditindik. Tapi pas mengimunisasi Alma… malah lupa tanya-tanya soal tindik-menindik ini. Selain itu, antingnya juga belum selesai dibuat. Mau ke dokter anak buat nindik doang, kok ya nanggung *emaknyapemalas* Ibu pun semakin sering nanya “Kapan Alma ditindik ?? Antingnya udah ibu siapkan, nih…”. Asiiik, Alma dikadoin anting bling-bling 😀 Makasih Yangtiq & Boppa !

Akhirnya gue kontak rumah sakit bersalin yang kepikiran pertama kali : RS Bersalin Asih di Panglima Polim. Kenapa rumah sakit bersalin, karena pasti ada laa susternya yang nanganin tindik-menindik untuk bayi baru lahir. Pas ngontak kesana & bilang mau tindik telinga bayi, gue disambungkan ke Ruang Bayi & ngobrol langsung ke susternya. Kata suster, silakan langsung ke Ruang Bayi, bawa bayinya & antingnya… nanti antingnya akan disterilkan sebelum telinga ditindik. Yo wes, keesokan paginya barulah gue, Baim, Alma & Ibu huyung-huyung ke RSB Asih.

.

Yang diperbolehkan masuk hanya gue, Ibu & Alma… sementara Baim nunggu diluar ruang bayi. Sampai didalam ruang bayi, yang boleh megangin Alma hanya gue aja 😛 As you see, Alma masih anteng-anteng saja saat digendong suster sebelum penindikan dimulai… sementara gue ngasih anting ke suster satunya lagi untuk disterilkan. Lepas itu, baju luaran Alma diminta untuk dilepas saja & Alma dibedong, “Biar nggak ngeberontak ya, bu…” jelas susternya.

Alma : "Lho kok aku dibedong ? Emangnya udah jam-nya tidur ?? Aku kan cuma dibedong pas mau tidur..."

Lucunya, saat Alma dibedong… kain bedongnya udah kependekan 😆 “Iya sih, ini kan bedong buat adek bayi baru lahir ya…” ucap susternya ke Alma sambil tersenyum. Suster sempat bertanya kenapa baru ditindik; gue jawab baru kepikiran sempatnya sekarang 😛 *jawabanemakhippie* Kemudian susternya menjelaskan kalau kemungkinan akan agak-sedikit-lebih sakit karena tulang rawan di daun telinganya sudah menebal, dibandingkan dengan kalau ditindik saat baru lahir. Doh… dengar penjelasan susternya, gue jadi merasa agak bersalah. Tapi ya mau gimana lagi, mendingan ditindik aja; masa’ iya mau ditunda lagi.

Alma : "Pada sibuk nyiapin apa sih ? Kok aku dicuekin ?"

Sampai disini, Alma masih celingak-celingukan nggak sadar, bahwa dia bakal ditindik. Beberapa saat kemudian… barulah dia curiga, menggeliat-geliat resah berusaha membebaskan dirinya dari belitan kain bedong. Hadoh. Gue usap2 kepalanya sambil dinyanyiin… gue alihkan perhatiannya dengan bernyanyi… tetap lho bo’, resah-gelisah. Bahkan makin panik & mulai mewek. Walah… *ngusapmuka*

Alma : "MOMMAAAAA... AKU MAU DIAPAIN, INI ? AKU MAU DIAPAIIIIN ??"

Aduh, serius deh… gue nggak tega lihat wajah Alma menangis kayak di foto di atas. Tapi dikuat-kuatin terus, sambil gue usap-usap kepalanya & gue ajak ngobrol, sementara suster-suster membersihkan peralatan tindik, menyiapkan jarum, mengusap es batu ke daun telinga Alma & membersihkan kulitnya pakai alkohol. Gue berdoa semoga Alma nggak terlalu kesakitan saat ditindik… gue harap nangisnya nggak histeris yang bikin susternya panik…

I can see how painful it is. Alma nangis menggerung-gerung keras, yang… saat dengar suara tangisnya aja gue jadi ikut mau nangis. Haduuuuh, dikuatin… dikuatin. Udah ah gak mau cerita lebih lanjut, masih ngilu kalau inget-inget itu. Pokoknya saking kerasnya Alma nangis, 2 bayi yang lagi bobo ikut terbangun & nangis juga 😛 Gue menoleh ke luar, di balik jendela tampak Baim meringis ngeri… sementara ibu menutup telinganya rapat-rapat dengan telapak tangan.  Melihat gue menoleh keluar, ibu bertanya : “Udah selesai ??”

“Belom, bu…  ini baru yang kanan. Yang kiri belom.”

“Aduh !” ibu meringis, lalu kembali menutup telinga saat Alma nangis melengking.

ALhamdulillah suster-susternya cekatan; selesai ditindik, anting langsung dipasang di telinga Alma. Karena Alma masih belum tenang & nangis sesenggrukan, gue minta time-out dulu ke para suster untuk menyusui Alma… agar sekedar tenang. Baru setelah itu, telinga kirinya ditindik. Suster pun mengiyakan & bilang untuk disusui saja sampai Alma kenyang & tenang.  Setelah limabelas menit minum susu seadanya, Alma kembali tenang & telinga kiri pun ditindik. Kali ini Alma tidak sehisteris sebelumnya; mungkin karena toleransi rasa sakitnya sudah terbentuk. Dan karena nangisnya tidak menggerung-gerung histeris, darah yang keluar saat daun telinga kiri ditindik tidak sebanyak saat yang kanan ditindik. Sedikit menangis, lalu diusap-usap & dinyanyikan… Alma pun tenang kembali & udah bisa cengengesan 😆  Fyuuuuh… *usapkeringatdijidat*

Lalu, bagaimana hasil tindikannya ? Kece mentelehe doooong :

Hehee… sekarang sudah terlihat seperti bayi cewek tulen, kan ? 😉 Awas aja kalo masih adaaa yang bilang/mengira Alma sebagai bayi cowok.

Mungkin ini adalah pelajaran pertama Alma mengenai “kecantikan” : beauty and agony lives side by side.  Tapi Alma, momma janji… momma nggak mau memaksa kamu kesakitan in order untuk menjadi cantik. Serius. Alma, tanpa ataupun dengan anting, adalah bayi tercantik kebanggaan momma poppa 😉