Yang akhir-akhir ini berkunjung ke rumahatiku mungkin pada bosen, lagi-lagi ada cerita tentang selendang ajaib bernama Sleepywrap.  Berhubung kemarin ada teman-teman bertanya, marilah direview sekalian aja. Jangan bosan yak 😛

Pilihan kami untuk ber-baby-wearing-ria udah pernah diceritakan sekilas disini. Sebenarnya ada banyak jenis & merk gendongan; tapi berhubung nggak gape’ menggendong pakai kain jarik, trus disini nemunya hanya sleepywrap, ya akhirnya jadi beli itu aja. Harganya ‘mayan bikin nyengir, tapi mending sekalian beli yang bagus biar awet. Setelah Alma lahir… nah, inilah saatnya untuk membuktikan kesaktian selendang ajaib ini.

Kalau baca di situsnya, sleepywrap bisa dipakai menggendong bayi dari baru lahir. Disebutkan juga mengenai batasan berat & usia : It is ideal for the first year of life, but you may use it as long as you and your baby are comfortable” 😉 Di minggu-minggu awal, pusarnya Alma belum puput & dijepit clamp kecil; akhirnya baru berani digendong pakai sleepywrap setelah pusarnya puput. Inget deh, waktu itu dipakai gendong Alma ke klinik DSA. Nggak perlu takut si bayi-merah banyak terekspos lingkungan luar yang nggak bersih-bersih banget. Nggak perlu bawa selimut tambahan ataupun jaket sweater. Cukup dicemplungin didalam kantung sleepywrap, Alma akan anteng & tertidur nyenyak selama berada dalamnya. Nyaman & aman untuk si bayi 😉

Makin kesini, si sleepywrap juga dipakai saat di rumah. Kalau gue harus mengerjakan pekerjaan rumahtangga sementara Alma nggak bisa ditinggal tidur sendirian (atau sedang super-rewel & maunya digendong terus), gendong aja pakai sleepywrap ini. Sementara gue mengeringkan cucian baju, cuci piring, atau hilir-mudik di rumah, Alma asyik sendiri mengamati sekitarnya dari dalam sleepywrap… atau tertidur nyenyak. Hands-free & bebas pegal-pegal 😛  TAPIII… sebagai catatan : gue nggak pernah memasak/menuang air panas/minum minuman panas pun makan sup hangat selagi menggendong Alma (baik itu dengan atau tanpa sleepywrap). Setebal apapun bahan si sleepywrap, se-aman apapun si bayi terbungkus dalam gendongannya & sebagus apapun koordinasi tangan ibunya, tetap saja hal-hal tersebut berbahaya untuk dilakukan sambil menggendong bayi/anak kecil.

Untuk cara pakainya, banyak teman yang bertanya : “Nggak ribet tuh pake’nya ?”. Saat awal-awal belajar cara pakainya memang butuh latihan & kesabaran. But, hey… practice makes perfect 😉 Dari yang sebelumnya butuh waktu lebih dari 5 menit untuk membuat ikatannya saja, sekarang 2-3 menitan sudah bisa memasang ikatan sleepywrap & sendirian memasukkan Alma kedalamnya. Palingan masih butuh bantuan Baim untuk masukin Alma yang sedang tidur ke dalam gendongan. Oia, pakai sleepywrap ini nggak perlu ceklak-ceklek pasang kancing atau adjusting ukurannya. One size fits all, lah. Besides, it grows with your baby. Agar nyaman & nggak gundal-gandul, pastikan saja kainnya menempel stretchy saat diikat/dipasang di badan (ketat, tapi tidak terlalu ketat). Jangan diikat longgar; bahan sleepywrap ini lentur, cukup lembut & akan mulur saat dipakai menggendong.

Bagaimana kalau dipakai saat jalan-jalan ? Nah, selama disini kami mengandalkan kaki sendiri & naik-turun bus untuk pergi kemana-mana; oleh karena itu lebih enak bawa Alma pakai gendongan ketimbang stroller. Nggak ngerepotin… malah enak, ringkas & bikin tangan bebas. Mau dipakai berjam-jam pun nggak bikin badan pegal, karena kain sleepywrap ini lebar & elastis sehingga berat bayi yang digendong terbagi merata ke seluruh tubuh ibunya (instead of menggantung berat di beberapa titik seperti bahu, punggung & pinggang). Nggak kebayang gimana repotnya kalau harus naik-turun bus sambil bawa stroller berisi Alma & diaper-bag… untuk saat ini, mendingan Alma-nya nempel digendong pakai sleepywrap. Dua tahun lagi barulah kami ber-stroller-ria 😛

Diatas semuanya… inilah yang juga bikin sleepywrap jadi juara : Alma bisa disusui sambil digendong dalam sleepywrap :-DCihuy dah ! Untuk Alma, sekarang dia lebih suka disusui sambil digendong dengan posisi vertikal (seperti  love-your-baby ini), karena dengan ini perutnya nggak tertekuk & jadi nggak gampang gumoh. Cukup ikatan-gendongannya dilonggarkan, lalu Alma menyusu… selesai menyusu, tinggal punggungnya ditepuk-tepuk sampai bersendawa, lalu ikatannya dikencangkan lagi. Udah 😉 Kalau misalnya Alma lagi pengen menyusu sambil tiduran, posisinya dirubah jadi hammock-hold… atau kain gendongan yang melintang di bahu diturunkan (kayak nurunin tali baju di pundak), lalu Alma dibaringkan dalam posisi biasa untuk menyusu.

Ini juga yang jadi kunci supaya nyaman memakai sleepywrap : perhatikan petunjuk dari bahasa tubuh si bayi. Kalau bayinya akan digendong saat masih tidur atau mau dininabobokan, lebih enak gendong pakai posisi hammock hold. Kalau bayinya masih usia 0-3 bulan atau belum aktif-aktif banget, lebih nyaman digendong semi meringkuk dengan posisi upright newborn hold. Kalau saat digendong kemudian bayinya menendang-nendang/menggeliat/memberontak… coba ubah ke posisi gendongan love-your-baby. Dicoba-coba aja untuk menemukan posisi gendongan yang pas 😉 Gue sendiri nggak terpaku pada 3 cara tersebut… seringkali jgue nyontek posisi menggendong dari buku manual baby-wrap merk lain 😆

Lalu untuk perawatannya bagaimana ? Cuci biasa saja seperti mencuci baju (dengan setengah takaran detergent), pakai air keran biasa, diperas-mesin selama 2 menit, lalu dijemur dengan diangin-anginkan. Nggak pernah direndam lama-lama, karena biasanya sleepywrap ini kotornya sedikit karena nggak sengaja kena lantai atau kena gumoh/ilernya Alma 😛 Nggak pernah disetrika pula;  setelah kering langsung dipakai lagi.  Cuci-pakai-cuci-pakai aja. Panjangnya hampir 5-meter bo’… Mau disetrika ? Bisa-bisa malah gue gempor duluan 😆

Yuk mari  kita ber-baby wearing-ria ! 😉