Di suatu malam (atau tepatnya : tengah-malam), saat sedang teler-telernya menggendong Alma yang seharian heboh-rewel, gue bengong… benak menerawang nggak jelas… dan tiba-tiba aja datang pikiran ini : alangkah nikmatnya kalau saja ada mesin pengurus bayi, yang bisa membuat gue lepas barang sejam dari Alma. Jadi gue bisa selonjorin kaki, menarik napas lega & santai sejenak, sementara itu mesin ‘megang’ Alma.

Serius.

Mesin ini haruslah canggih, berteknologi tinggi, tahan banting, mudah dibersihkan & mudah dioperasikan. Selain itu juga dilengkapi berbagai sensor yang mampu mendeteksi suara bayi, suhu tubuh, suhu ruangan, kecepatan respirasi, tonus otot voluntary & involuntary, serta  menerjemahkan pola aktivitas gelombang otak bayi. Kalau perlu sekalian dilengkapi alat penerjemah yang menerjemahkan segala tipe tangisan ke dalam bahasa verbal kita sehari-hari. Jadi tangisan “Oweeekkk !!” atau “Ihiks-ihiks…” langsung diterjemahkan jadi “Aku lapar, aku mau minum…” atau “Aku nggak nyaman, popokku basah, harus diganti”. Hasil terjemahan ini pula yang dipakai selanjutnya sebagai perintah untuk menjalankan berbagai fungsi pada mesin tersebut.

Kalau sensor mesinnya menangkap aktivitas mendekati REM-sleep dari gelombang otak si bayi, langsunglah mesinnya bergetar lembut & memutar suara lullaby ninabobo yang lembut. Kalau suhu ruangannya dingin, mesinnya bakal mengeluarkan selimut & membungkus tubuh si bayi;  sedangkan kalau suhu ruangan agak hangat, pendingin dari mesin langsung dinyalakan. Tidak lupa, mesin ini dilengkapi bantal empuk hangat & hugging-machine yang nyaman, menepuk-nepuk si bayi sampai tertidur nyenyak. Hungging machine-nya juga bisa di-set untuk meredakan bayi yang sedang rewel, membuat gerakan mengayun yang lembut & memutar bebunyian white noise. Bisa juga dimasukin file lagu anak-anak, film Pororo atau Barney & tayangan Playhouse Disney yang akan diputar si mesin saat bayinya bosan 😛

Begitu sensornya menangkap gerakan peristaltik keroncongan dari perut bayi disertai suara cecapan-cecapan haus & gerakan mulut bayi yang mencari sumber susu, langsunglah mesinnya ngasih susu dalam botol yang self-heated. Oia, botol ini juga harus bisa diisi-ulang dengan susu (either ASI-perasan atau formula) & makanan lembut pendamping ASI. Begitu gelombang otak bayinya ngasih tanda sudah kenyang, mulutnya nggak lagi mencecap & perutnya sudah nggak keroncongan, secara otomatis mesinnya membalik si bayi jadi tengkurap lalu menepuk-nepuk punggungnya sampai si bayi bersendawa. Kalau bayinya masih lapar, tinggal ulang lagi serangkaian proses diatas. Atau bisa juga di-set setiap 15 menit, si bayi ditengkurapkan & dibuat bersendawa, lalu boleh minum lagi.

Trus kalau tiba-tiba terdengar bunyi “prettt…” dari bokong bayi atau bayinya nangis  sambil wajahnya mengernyit-ngernyit nggak nyaman tanda habis poop, si bayi tinggal dimasukin kedalam mesin itu, let the machine do the job, lalu… “TING !!!”, keluar-keluar bayinya udah bersih, wangi & beres dipake’in popok baru 😆 Huaaah, indah banget deh impian tentang mesin ini.

Tiba-tiba, suara rengekan Alma minta susu menyadarkan gue dari mimpi indah itu. Gue gendong Alma, sambil ditimang-timang gue pandangi dia yang sedang lahap menyusu.

Yah… itu mesin cuma ada di mimpi, memang. Nggak ada-laaah manusia yang bisa bikin mesin secanggih itu. Tapi sebagai gantinya, Tuhan menciptakan “ciptaan” lain yang lebih canggih dari mesin impian tersebut, yang Dia bekali dengan satu bahan unggul, yaitu cinta.

Ciptaan tersebut Tuhan namakan sebagai : Ibu.