Disclaimer : hati-hati, postingan yang ini rada-rada serem… atau setidaknya lumayan serem kalo sambil dibayangin.

Jadi, tadi abis bales2an sama @nengdhita di twitter. Do’i nulis kalo anaknya semalem rewel setelah lama ngeliatin ke arah kamar mandi (cmiiw ya, Dhit).

Hmmm… gue jadi inget kalau Alma juga suka begitu. Dan biasanya menjelang magrib, dia suka ngeliatin langit2 sudut di kamar sebelum kemudian… nangis kejer. Nggak tahu kenapa, tiap magrib sering aja begitu. Lampu udah semua dinyalakan, suhu kamar dibuat nyaman, trus digendong-gendong peluk juga… tapi tetap aja mata Alma terpaku ke sudut itu, lamaaa kayak mengamati sesuatu, sebelum kemudian nangis kejer. Bingung dah gue.

Kalo lagi bingung kayak gitu, akhirnya gue cuma bisa baca-bacain surrah pendek & doa, sambil ditimang-timang. Kalau ternyata masih juga rewel, nah… saatnya poppa-Baim beraksi dengan jurus kanuragan menggendong-Alma-sampai-anteng-dan-tertidur. Dan oia… saat sesi-rewel-magrib itu, Alma juga baru anteng kalau dibawa keluar dari kamar.

Nah. One night waktu lagi videocalling sama bokap, bokap bilang sesuatu yang… ehm, agak bikin gue merinding. Katanya waktu gue tinggal keluar sebentar pas Alma lagi bobo di box, nggak jauh didekatnya kayak ada bayangan hitam besar. Entah-lah apa sebenarnya bayangan hitam itu, tapi… MAAAAAKKKK, GUE LANGSUNG MERINDING DISKO πŸ™ Dan itu bikin gue jadi bertanya-tanya “Masa’ sih ? Yang bener nih ??”. Dan diatas semua itu, satu pikiran yang terlintas di otak gue (selaku emak-emak parno) adalah : Alma nggak indigo, kan ?

Terlalu awal untuk tahu indigo atau nggak kalau masih bayi. Banyak yang bilang (termasuk bokap) kalau anak bayi itu memang jiwanya masih “pure”, jadi getaran “sehalus” apapun bisa dia tangkap & rasakan. Emaknya bete aja dia bisa ngerasain kok (dan ini yang gue pikir menjadi alasan utama kenapa Alma sering rewel pas awal-awal minggu… disaat itu gue akui gue suka bete karena kecapekan & belum terbiasa ngurus bayi). Ntar seiring dengan bertambahnya umur, biasanya ‘kepekaan’ tersebut hilang dengan sendirinya. Gue juga sempat mikir, “Ah, barangkali Alma bosan didalam kamar, toh buktinya pas dibawa keluar kamar, rewelnya stop kok”.

Tapi kalo rewel karena “kehadiran” yang lain… walah, bingung gue harus gimana, selain banyak-banyak baca doa & minta perlindungan Allah swt. Soal anak indigo, gue berharap Alma bukan salah satunya. Semoga. Amiiin. Bukannya gue nggak pernah berhadapan dengan anak indigo & bisa gue bilang nggak semuanya punya pengalaman bagus. Gimana mau bagus kalau pada-suatu-hari itu anak keluar dari kelas dengan muka pucat-pasi & elu nemuin kertas yang digambari si anak dengan pemandangan wilayah meja kerja elu, hanya saja di dekatnya ditambah gambar wanita berambut panjang kusut masai ??? πŸ™

Enuff with that creepy story. Sampai sekarang, Alma masih suka rewel kalau pas magrib, meski nggak sesering sebulan yang lalu. Tapi kami tetap tenangkan dengan cara biasa : digendong, dibacain doa, suhu ruangan dibuat nyaman, dibawa keluar kamar sambil ditimang-timang, dan kalau udah nggak mempan… Baim yang gendong sampai Alma ketiduran. Cuma, kali ini selain bisikin doa, saat Alma rewel gue juga bisikin :

“Alma, udah… kalo yang disitu jelek, nggak usah dilihat. Sini, Alma lihat ke momma aja, kan cantik ‘kan ?”

Halah, emaknya malah narsis πŸ˜†

.

.

p.s : ada lagi nih, teori baru tentang rewelnya Alma (menurut gue) : sebelum lahir, bayi kan mendekam 9 bulan dalam rahim yang mana serupa lingkungan stationer… hangat, gelap, sempit, nggak ada apa-apa kecuali suara detak jantung ibunya & swoooshing suara aliran darah & air ketuban. Begitu keluar lahir & ngeliat segala keriweuhan di dunia ini…Β  bingunglah dia. Jadi, mau itu ngelihat benda “halus” maupun “kasar”, karena semuanya masih baru buat dia & belum terbiasa, nggak heran kalau si bayi kaget & rewel. Karena beda dengan lingkungan sebelumnya, it takes a while sampai rewelnya si bayi mereda & dia mulai terbiasa dengan lingkungan barunya ini. Gitu sih… πŸ˜›