Kemarin ada teman yang cerita (atau ngeluh ?) kalau dia dalam status bangkrut setelah berbelanja perlengkapan bayi, “Gue nggak nyangka, ternyata barang-barangnya bayi tuh banyak banget ya ?? Lebih banyak daripada kebutuhan bokap-nyokapnya ! Padahal masih sekecil itu ! Lu dulu pas belanja mpe bangkrut gini gak sih ?” ujarnya. Hehee, problem klasik-lah ini. Tapi sebenarnya nggak perlu sampai bangkrut lho… asalkan tahu triknya.

1. Beli yang perlu-perlu aja.
Nah… ini dia yang rada susah; soalnya begitu sampe di TKP (toko kelengkapan perbayian), semuanya keliatan perlu dibeli πŸ˜† Tapi untuk permulaan, beli kebutuhan dasar untuk minggu-minggu pertamanya bayi baru lahir. Apa aja barang-barang untuk si newborn-baby ini ?
popok (kain maupun disposable; untuk popok kain, 2-3 lusin cukup lah),
tempat tidur bayi & seprei-kelambu-bantalnya,
gendongan (baby-carrier),
perlak (beli 2, untuk alas tidur & alas mandi/ganti popok)
baju bayi (setengah lusin baju lengan panjang & pendek, celana panjang/tutup kaki, celana pop, jumper/piyama tidur, kaus kaki & 1 topi. Tambah beli jaket-capuchon lembut kalau tinggal di tempat dingin),
selimut bedong,
grooming tools (gunting kecil, gunting kuku, pinset, sisir lembut, peniti bayi, termometer),
celemek, waslap & lap gumoh (nggak perlu yang fancy-fancy… yang penting bisa menyerap gumoh/iler dengan baik. Trust me, berguna banget buat mengurangi cucian baju πŸ˜› )
car seat (hukumnya wajib-beli kalo punya mobil… kalo nggak mah ngapain ?)
Ada sih beberapa barang yang terlihat ‘penting’ seperti bouncer, playmat, mainan bayi, stroller, atau baju-baju bepergian yang lucu-lucu itu… tapi buat itu semua mendingan dari kado-kado setelah si bayi lahir yaa… jangan malu-malu, bikin aja wishlist-nya πŸ˜† *ogahrugi* Ato kalo nggak, masih bisa dibeli setelah bayinya lahir. Yang penting, dahulukan yang terpenting. Dalam kasus kami, stroller & car seat nggak kami beli dulu karena selain disini kemana-mana naik bus, jalanan di Penang pun nggak stroller-friendly. Mungkin nanti pas di Jakarta baru mau beli. Atau… ada yang mau ngasih stroller & car seat ? Boleh banget lhooo, Alma (dan emak-babenya) akan menerimanya dengan senang-hati-riang-gembira πŸ˜†

2. Bagusnya sih, menyusui.
I’m not a breastfeeding-nazi, and i don’t want to become one… not everyone can fully-nurse their baby, and that is okay; mereka pasti punya alasannya sendiri-sendiri. Tapi kalau bisa, memungkinkan, apalagi sehat & produksi ASInya bagus, menyusuilah. Menyusui itu sehat untuk ibu & bayi, bagus untuk membangun bonding (tapi bukan satu-satunya cara lho ya), serta hemat. It is a lot cheaper than buying formula. Sediakan nursing-cover atau shawl, bisa deh menyusui pas lagi jalan-jalan. Kalaupun ibunya harus kembali bekerja & menyiapkan stok ASI-perasan, persenjatai diri dengan botol kaca penyimpanan ASI, breastpump, sterilizer & cooler bag. Ini investasi yang bagus untuk seterusnya saat menyusui, dan lagi-lagi, masih lebih murah daripada beli sufor.

3. Berburu barang second-hand, ato modis (modal-diskon)
Ini bisa untuk baju, changing-table, stroller, box bayi, dkk (PENGECUALIAN untuk car seat). Kalau ada saudara yang anaknya udah gede tapi bouncy seats, ayunan bayi atau play yards-nya ngedeprok di rumah, tanya apakah boleh dipinjam. Lumayan bisa dipinjam untuk dipakai barang 6 bulan.
Gue pernah dapat jumper mothercare & baby-GAP lucu-lucu seharga 25.000 perak/pc dan tebak belinya dimana ? factory outlet shop πŸ˜‰ Dapat baby-craddle diskon 30% saat member’s day di mall. Dapat breastpump medela dengan harga 2/3 dari harga jual di online shop, hasil berburu di eBay. Tas laptop jaman dulu gue cuci bersih &… voila, jadilah diaper-bag keren buat Alma (plus babe’nya nggak malu nyangklong diaper bag model begini πŸ˜› ). Untuk baju rumahan, beli produk Tenabang ato ITC aja lah… bagus & murmer. Atau kalo dapet baju warisan, boleh juga; yang penting masih layak pakai, nggak rusak, dan bersih. Kalau benar-benar nggak ada yang ngewarisin baju-baju tersebut, barulah beli. Selama ada yang bagusan, no need to buy new β€” besides, a baby doesn’t care what they wear… emaknya aja yang suka ‘ribut’ sama penampilan & merk baju yang dipakai bayinya πŸ˜†

4. Coba kosmetik bayi dalam ukuran kecil dulu…
Nggak rugi kok untuk beli kosmetik bayi dalam kemasan kecil terlebih dahulu… kan lihat dulu reaksinya ke kulit bayinya, untuk tahu cocok atau nggak. Kalau bistu cocok, silakan deh beli dalam kemasan refill gede, atau in-bulks. Daripada keburu beli, let’s say, baby lotion/soap seliter lalu ternyata nggak cocok ? Sayang kalau kebuang, ‘kan.
Tapi kalau mau beli kemasan gede langsung sih silakan. Kalopun nggak cocok di kulit bayinya, itu baby lotion/soap bisa dipake oleh ibunya πŸ˜‰

5. Jangan beli SEMUA barang yang disarankan oleh booklet perlengkapan bayi
Serius deh… ini bener banget. Gue dapet berlembar-lembar booklet & list-belanja perlengkapan bayi dari buku, majalah, internet, plus dari teman-teman… ternyata barang yang benar-benar perlu dibeli & dipake nggak sampai sebanyak 2/3 dari yang dicantumkan dalam list tersebut. Sekali lagi, dahulukan yang terpenting buat dibeli (terdengar klise, tapi terbukti benar).

6. Mainan teraman & terbaik untuk bayi : orangtuanya.
Boleh aja beli teddy bear kecil, kicrikan, buku bergambar, playmat, toy-bar, atau apapun yang berwarna-warni & mengeluarkan suara untuk dimainkan oleh si bayi… toh ini bisa jadi stimulus yang bagus (katanya). Tapi nggak ada yang lebih menyenangkan selain nyanyi buat si bayi, menggoyang-goyang lembut dalam gendongan sambil joget (hanya berlaku selama emak-babenya kuat menggendong si bayi πŸ˜› ), bercerita & ngajak bayinya ngobrol (& hanya dijawabi “Ooo… aaa…” oleh si bayi πŸ˜† ), atau bermain menggerak-gerakkan tangan-kakinya bayi. Simple pleasures πŸ™‚

7. Masak MPASI (makanan pendamping ASI) sendiri di rumah
Gue belom pernah coba sih… tapi dari pengalaman, masak makanan di rumah lebih hemat daripada bolak-balik beli di warung/jajan di resto. Kalau untuk makanan bayi : selain sehat & terawasi kandungannya (karena dimasak sendiri oleh si ibu), membuat MPASI sendiri lebih mudah karena bahan bakunya segar, bisa dibeli murah di pasar, bisa dibuat stok-beku, serta masaknya pakai alat-alat pemroses makanan yang mudah dioperasikan. Plus ada banyaaak situs yang memuat resep & tips membuat MPASI-rumahan; salah satunya yang keren bisa dibaca disini & diikuti infonya disini.
Menurut saya, sih… menyiapkan makanan pendamping ASI sendiri bisa jadi langkah awal untuk mengajarkan pola hidup sehat kepada anak. Iya, dengan membiasakan makan bersama dirumah, makan masakan segar, & meminimalisir makan jajanan dari luar. Nutrisi & bahan bakunya juga lebih terkontrol oleh si ibu.Β  Trus kalau anaknya udah rada gedean, kayaknya aktivitas masak-memasak sederhana bisa jadi salahsatu kegiatan bersama yang seru tuh… ya bikin pancake, roti isi, salad, atau sekedar cemilan dip-fruit πŸ˜‰

Tips lainnya :
* Manfaatkan kupon-voucher/member’s discount saat berbelanja. Kalau dikumpul-kumpulin, lumayan juga tuh besar diskonnya. Tapi inget : dahulukan beli kebutuhan yang terpenting πŸ˜› (soalnya suka “kelepasan” liarrrr belanja nih kalo lihat tulisan “diskon”).
* Tukar-menukar kado-kado yang statusnya “unwanted” (baik itu karena dapet kado dobel, atau karena ukurannya nggak pas di badan si bayi).
* Memanfaatkan atau memakai-ulang beberapa barang di rumah, contoh :
-handuk mandi tipis dipotong 8 bagian, dijahit & dijadikan waslap atau lap gumoh
-all-purpose microfiber cloth untuk tambahan insert-nya pocket diapers (it works !)
-baskom kecil untuk wadah bilasan mandinya si bayi
-popok ikat dialih-fungsikan menjadi celemek
-laci atau rak alat tulis jadi wadah kosmetik bayi
-coffee table atau lemari rak difungsikan sebagai meja ganti-popok (tinggal beri perlak atau changing pad di bagian atasnya)

…tapi, gue belum tega menjadikan pot bunga plastik sebagai penggantinya tummy-tub πŸ˜† soalnya bentuknya mirip sih, hehee.

Wokeh. Sekian tips “asal-asalan” dari saya ini… selamat belanja & selamat muter-otak buat berhemat yaaa πŸ˜†