Masuk trimester kedua, alhamdulillah mual-mual & muntah sudah nggak muncul. Dunia terasa lebih indah saat pagi & siang bisa makan banyak 😆 Sesekali saat malam, kadang perutnya terasa “penuh”; ini gue atasi dengan melahap porsi makanan yang lebih kecil/sedikit saja. Malam hari pun gue juga tidak melahap makanan yang pedas atau berbumbu. Kadang-kadang gue sudah cukup kenyang dengan melahap roti keju, susu & buah, atau semangkuk kecil pasta atau nasi & lauk, sekitar 3-4 jam sebelum tidur.

Cuma… begitu si mual-muntahnya lewat, sekarang datanglah “tantangan” lainnya yang sempat bikin deg-degan; Kali ini berupa rasa cenat-cenut yang berasal dari daerah sekitar perut bawah. Rasanya seperti nyeri kecil atau nyeri tumpul (ngilu-cenat-cenut gitu deh) yang timbul sebentar saja. Munculnya kadang pas jalan atau pas ganti posisi badan, pas bangun dari kursi, pas bersin, atau pas ketawa ngakak 😛 Kadang nyeri-nya terasa agak intense kalau sedang kecapekan usai ngerjain sesuatu yang menguras tenaga. Timbulnya bisa pas pagi hari, kadang siang hari pas sedang ngerjain kerjaan rumah atau sedang nyantai ngetik, kadang malam sebelum tidur; nggak ada jadwal khusus, datang begitu aja.

Nyeri-nyeri kecil ini lumayan bikin was-was, karena kemudian bikin gue kepikiran akan kista yang masih ada. Apakah sakitnya berasal dari kista tersebut ? Atau ada hal lain yang sedang terjadi didalam sana ? Apakah si baby baik-baik saja ? Kamu sehat kan, Nak… ? Hehee, inilah yang suka bikin gue penasaran sekaligus degdegan waswas karena semua yang terjadi didalam rahim dan sekitarnya sana hanya bisa gue rasakan saja… & somehow, bikin jadi menduga-duga akan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Mungkin juga karena ini kehamilan yang pertama, jadi semuanya sadar-nggak-sadar jadi dibawa ekstra hati-hati (what a newbie…) 😛

Selain kekuatiran gue tentang kista, gue sempat menduga apakah nyeri ini jangan-jangan tendangan dari si bayi, pertanda mulai aktif gerak-gerak ? 😆 Yes, kayaknya gue nggak sabaran banget ya menanti tanda-tanda pergerakan dari si bayi 😆 Daripada bingung-nggak-jelas, akhirnya pas Senin kemarin kontrol ke LWEH, gue tanyakanlah perihal nyeri-cenat-cenut ini ke Dr.Lau. Dan dokter bilang… itu normal. Beliau menggambarkan kalau seiring dengan pertumbuhan si baby, maka rahim & otot-otot panggul juga harus ikut melentur, menguat & berubah ukuran supaya bisa mengakomodir ukuran tubuh si baby yang sedang tumbuh. Perubahan ukuran rahim dan otot-otot di daerah panggul inilah yang menimbulkan nyeri-nyeri kecil tersebut. “Jadi saya harus waspada kalau nyeri-nya berubah jadi gimana ?”

“Kalau sakitnya jadi lebih intense & berlangsung lama. Juga kalau kemudian badan demam & terjadi pendarahan…” jawab dokter, “Tapi sejauh ini masih normal, dan bukan karena kistanya. Some call it as a round ligament pain. Nothing to be worried, lah.”

Mendengar jawaban Dr.Lau, gue manggut-manggut. Oh, gitu tho. Yo wis, kalau dokternya bilang normal, yah dibawa tenang aja 😉

Kemudian gue juga baca keterangan mengenai round ligament pain ini disini, dan lega juga setelah tahu lebih jelas. Sekedar berbagi-info : sekarang kalau nyeri-nya mulai terasa, biasanya gue akan sebentar menghentikan aktivitas & rebahan dengan kaki disangga beberapa bantal. Trus pelan-pelan perutnya dielus sambil ngajak baby-nya bicara. Lumayan enakan & jadi nyaman lagi. Dari gerakan yoga & relaksasi yang pernah dicoba, posisi rebahan yang paling ampuh meredakan nyeri-nya adalah seperti ini :

deeprelaxation
sumber : "Yoga For Pregnancy"; 2005, Hall.D & F.B Freedman, Hermes House-Anness Publishing Ltd.

Trus, yang tentang tendangan pertama itu gimana ya ? Kapan harusnya mulai muncul ?

Iseng, gue tanyakan ke Ibu via SMS tentang kapan biasanya tendangan-tendangan kecil itu muncul (secara beliau-lah yang sudah pernah merasakan 😆 ), dan berikut balasan dari beliau : “Pas lima ato enam bulan, Kak. Yang tadi kamu rasain itu mungkin gara-gara kesikut atau kesundul Baim, kaleee…”

😆

Hehe, begitu yah Bu ? Baiklah, sedikit bersabar lagi untuk menanti datangnya tendangan-tendangan kecil tersebut. Plus, untuk kunjungan kontrol berikutnya, pertanyaan tentang “kapan harusnya tendangan-tendangan kecil tersebut muncul” akan masuk dalam daftar-hal-hal-yang-harus-ditanyakan-ke-pak-dokter 😉