Aini : Sayang, sekarang tanggal berapa sih ?
Baim : Uhm, tiga ?
Aini : Wah nggak kerasa ya, kita udah setahun tinggal disini.
Baim : Lho, iya yah ? Udah setahun ya ??
Aini : Iya, setahun… (berhenti sebentar untuk berhitung) …setahun-tujuh hari, tepatnya 😀
Baim :
Makasih banyak sayang, selama setahun ini kamu sudah menemaniku tinggal disini… *cuppp!*
Aini : Sama-sama, sayangku. Makasih juga, selama setahun ini kamu sudah rela & mau bersabar ditemani oleh aku disini.
Baim : ….. (*speechless*)

Yup, nggak terasa ajah sudah setahun kami tinggal disini 😀 Cepat juga yah waktu berlalu. Rasanya masih segar dalam ingatan, saat pertama kali masuk ke flat apartemen yang sekarang kami tinggali ini. Jam 11 malam baru sampai di Penang, geret-geret dua koper besar, diguyur gerimis pula… Nggak pake tuh ritual Baim-membopong-gue-masuk-melewati-pintu-rumah, layaknya pengantin-pengantin baru di TV, karena badan kami udah keburu pegal-pegal setelah mengejar jadwal flight pesawat (thanks to macet di tol bandara !!) & menyeret-nyeret koper 😆 Begitu pertama kali masuk ke flat… awwww, lantainya berdebu. Kasurnya belum dikebush-kebush. Akhirnya sejam kemudian kami turun ke supermarket bawah untuk beli sebotol Clorox & sapu lidi. Jam satu malam kami ngepelin rumah & kebush-kebush kasur 😆 Setelah lantai & kasurnya bersih, barulah kami mandi & tidur 😆

Anyhoo… flat yang kami tempati ini memang bukan flat yang kinclong, luas ataupun keren layaknya flat dalam katalog iKEA. Tapi cukup bersih, well-equipped, terurus dan yang terpenting : alhamdulillah, kami bahagia tinggal disini 😉 Selama setahun, disini banyak hal yang kami lewati bersama. Hal-hal yang kocak, aneh, membingungkan, pun menyenangkan. Hal-hal yang bikin menangis-dan-tertawa bersama. Hal-hal yang bikin gue makin cinta sama Baim. Hal-hal yang membuat kami semakin banyak belajar… dan bersyukur.

Sebenarnya ada beberapa hal yang terbilang unik (kalau nggak mau dibilang aneh) yang kami alami selama setahun ini :

1. Selama setahun… kami nggak pernah beli televisi 😆 Sekilas terlihat “primitif”, karena hari-gini televisi udah jadi benda-wajib di rumah setiap orang (ralat : di rumah setiap orang, kecuali kami). Alasannya simpel aja :  sebagian besar waktu kami dihabiskan didepan laptop, di ruang makan & di dalam kamar… sehingga belum perlu-perlu amat memiliki televisi 😛 Lagipula acara-acara TV nasional disini nggak menarik. Ada bagusnya juga sih nggak ada TV, karena sepulang kerja, Baim & gue bisa asyik snuggling berduaan aja di sofa rumah, atau asyik mematuti laptop masing-masing, sambil ngobrol & mengomentari berita-berita yang kami baca 😉 Baru sebulan yang lalu kami kepikiran buat beli TV-Tuner… tapi mengingat gimana habit kami, akhirnya tuh TV-Tuner cuma dipasang sesekali aja 😛

2. Gas LPG yang kami beli September 2008 (setahun yang lalu) belum kunjung habis, sampai hari ini saat tulisan ini dibuat. Yes, it’s true. Gue bingung : kok ya udah setahun nangkring di kolong meja dapur, itu gas dalam tabung kapasitas 14 kg nggak kunjung habis-habis ? Apakah jangan-jangan, ada jin yang menghuni tabung gas itu & secara konstan melepas gas buangan yang kemudian flammable & bisa dipakai buat masak ? Kalo iya memang benar, what a poor genie… terperangkap didalam tabung gas bersama akumulasi gas buangan (baca : kentut) yang dia hasilkan sendiri 😆  Tapi ada bagusnya juga kalau the-genie terus memproduksi gas; kan lumayan menghemat duit, jadi nggak usah beli gas lagi 😆  Kalau di Jakarta, dalam setahun mungkin udah gonta-ganti tabung gas beberapa kali…

3. Selama setahun ini, setiap kali gue sendirian di rumah & menyalakan lampu ruang tengah, pas pagi harinya lampu tersebut sudah padam… yang mana gue tidak pernah merasa sudah mematikannya sendiri. Nggak pula ada sensor-cahaya yang kami pasang di flat sewaan kami ini, supaya lampunya mati sendiri pas pagi. Well, siapapun (atau apapun) yang mematikannya, you’re doing a good job. Terimakasih yaa… *mulaimerasamerinding*

4. Baru sekarang gue terbiasa & mulai rajin dengan aktivitas cuci-mencuci baju, karena… aktivitas cuci -mencuci ini bisa mensubstitusi kegiatan berolahraga. Terlebih lagi, dengan latar cuaca Penang yang panas-meranggas-nggak jelas, maka jadilah gue mendapatkan efek yang setara dengan mandi sauna setelah berolahraga 😛 Tapi yah soal hasilnya, berat gue masih belum kunjung turun, huaaa huaaa hikss… 🙁

5. Selama setahun ini, benda yang paling cepat habis di rumah kami adalah : tissue toilet (toilette paper). Mulai terasa tekor saat sebulan kami menghabiskan 1 pack (12 roll). Untuk menghematnya, Baim mengusulkan beli lap serbet dapur yang berdaya-serap bagus. Hasilnya : sekarang bisa makan waktu sampai satu-setengah bulan untuk menghabiskan 12 roll tissue 😉 Lumayan… penghematan juga yah.

6. Setelah 8 bulan tinggal disini, barulah kami punya meja setrikaan 😆 Asli deh, hippies banget…

7. Meja makan di rumah lebih banyak berfungsi sebagai meja-tempat-Baim-dan-gue-mainan-laptop. Trus, makannya dimana ? Di meja ruang tamu (… sambil berharap nggak ada tamu yang datang saat kami sedang makan 😀 ). Recently, meja makan tersebut sudah berubah fungsi menjadi “drop-area” tempat meletakkan dompet, brosur-brosur dari supermarket (sebelum dibaca & disortir), kunci rumah, buku-buku bacaan gue, dan sebuah keranjang berisi snacks cemilannya Baim 😆

8. Setelah setahun… ternyata bisa juga ya kami kangen makan Indomie Goreng Special 😀

9. Meski gue menikmati kegiatan memasak, cuci piring & membersihkan dapur, serta (akhirnya) kegiatan cuci-mencuci baju, tetapi… gue masih berusaha keras untuk menikmati kegiatan menyapu (i’m allergic to dust)  😛 Dua minggu yang lalu, Baim memecahkan persoalan ini dengan : beliin vacuum-cleaner 😉 Yaaaaaayy… Thank you, sweetheart !! 😆

10. Ritual pagi yang setia kami lakukan bukanlah sarapan… tetapi : ritual “news-exchange“, dimana Baim duduk di depan laptopnya membuka detik.com & Google News, sementara gue (di seberang Baim) membuka kompas.com, twitter & facebook. Kemudian sambil menikmati sarapan (kalau kepikiran), kami akan bersahutan saling bertukar berita & membahasnya… dari mulai headline-news, status-status kocak di facebook, sampai ke berita-berita nggak penting di kolom gosip (yes, somehow, hobi “mencela-berita-infotainment” itu masih kami lakukan untuk bersenang-senang 😆 ).

11. Kalau belanja bahan-bahan makanan untuk dimasak, gue nggak pernah belanja ke LipSin Wet Market dekat rumah. Kayaknya gue bisa trauma deh kalo gue masuk kesana…

12. Baim suka pisang, tapi nggak suka pepaya. Gue suka keduanya 😀

13. Gue belum pernah menemukan sup Tom Yam selezat Tom Yam Soup di warung Thai dekat LipSin Supertanker Cafetaria 😛

Setahun sudah kami lewati disini. Semoga di tahun-tahun selanjutnya, kebahagiaan itu terus datang dan bertambah… dimanapun kami berada 😉 Amiiin…!