Huehehee… inilah kerjaan iseng housewife yang nggak ngapa-ngapain : bereksperimen dengan masakan di lab miliknya (a.k.a DAPUR) πŸ˜›

Minggu lalu, gue sempet ngilerrr pengen makan daging kepiting. Cuma yaaa kalo masak kepiting utuh tu gue belom bisa, ngeri dicapit pula (jangankan kepiting, ngupas udang aja tangan gue masih gemeteran πŸ˜› ). Jadi lupakan saja itu menu Kepiting Panggang Saus Padang, huehee. Akhirnya gue carilah masakan yang bisa menggunakan daging kepiting kalengan, lalu… menemukan resep masakan ini : Fu Yung Hai πŸ˜‰

Platform resepnya gue lihat di situs ini, tetapi kemudian gue modifikasi biar isinya berlimpah, banyak, namun rasanya tetap gurih (note : semuanya ‘berujung’ pada pemakaian bahan-bahan yang harganya ekonomis, hehee). Berhubung disini harga daging kepiting kalengan tu cukup mahal, akhirnya gue mengganti setengah takaran daging kepiting dengan Crabstick (disini disebutnya Filamen Berperisa Ketam). Lalu kedalam fu yung hai-nya gue masukkan juga parutan wortel, cacahan bawang merah & daun bawang. Nyerempet-nyerempet sesuai dengan falsafah makanan Lima-Warna* lah πŸ˜‰ Karena isinya warna-warni, akhirnya gue namakan saja Fu Yung Hai Pelangi πŸ˜‰

Anyhoo, setelah diutak-atik, inilah resep yang gue pakai untuk membuat Fu Yung Hai Pelangi :

Bahan untuk dadar fu yung hai :
1/2 kaleng daging kepiting
6 buah crabstick, potong2 lalu cincang kasar (boleh juga diganti dengan daging udang cincang)
2 butir telur
1 sdm tepung terigu**
1 sdm tepung beras** (**=boleh diganti keduanya terigu, atau keduanya tepung beras)
1/2 bawang bombay, iris memanjang
2 siung bawang putih, rajang halus
3 siung bawang merah, rajang halus
1 wortel ukuran sedang, parut
1/2 sdt merica bubuk
1 sdt garam
1 sdt gula
Minyak untuk menggoreng, setinggi kira2 dua ruas telunjuk (dari dasar wajan)

Bahan Saus :
1/2 bawang bombay, iris memanjang
2 siung bawang putih, rajang kasar
1 siung bawang merah, rajang kasar
7 sdm saus tomat botolan
1 sdm tepung maizena, campurkan dengan 100ml air
1-2 sdm kacang polong (gue beli sekaleng & bisa dipakai sampai 3 kali memasak :-P)
1/2 batang wortel, parut memanjang/potong tipis2(korek api)
1 sdm gula (atau kurangi, kalau lebih suka rasa masam yg seger)
1/2 sdt garam
Sedikiiiiit merica (seujung sendok teh)
1 ruas jahe, geprek & iris-iris kasar

Pertama kali buat, gue udah terbayang-bayang hasilnya akan cantik seperti Fu Yung Hai yang dulu suka gue beli di resto Bakmi Kawi deket rumah : tebal, crispy & gurih, huwaaa…. *droooling* πŸ˜› Tapi begitu selesai dibuat, hasilnya adalah :

dadartebelsaostomat

…Telor dadar tebal pakai saos tomat & kacang polong πŸ˜›

Jauuuuuh banget sama Fu Yung Hai impian gue, huhuuu. Tapi gue gak mau menyerah !! Harus bisa menemukan cara untuk membuat Fu Yung Hai yang fluffy !! Dan saat kedua kalinya membuat Fu Yung Hai, akhirnya gue menemukan trik-nya; gue tulis dalam cara membuatnya berikut :

– Kocok telur, masukkan semua bahan dadar fuyunghai, lalu campur semua bahan tersebut jadi satu
– Panaskan minyak goreng dalam wajan. Tinggi minyak kira-kira sampai fuyunghai-nya terrendam saja πŸ˜€
Setelah minyak cukup panas, goreng adonan dadar fuyunghai. Satu adonan ini boleh digilir jadi dua kali menggoreng, yang penting si fuyunghai digoreng terendam dalam minyak… kayak bikin telor-dadar-keriting yang suka dijual warteg/warung makanan itu tuh.
– Jika satu sisi dadar fuyunghai sudah tampak matang (biasanya sebentar aja udah cepat matang; jangan sampai kematengan/gosong !), balikkan fuyunghai ke sisi yang satunya, lalu goreng sampai matang & warnanya ‘bagus’ (kekuningan).
– Setelah matang, angkat, tiriskan dari minyak, lalu taruh di piring saji.

Untuk saus-nya :
– Panaskan 1 sdm minyak, lalu tumis bawang-bawangan sampai harum.
– Masukkan kacang polong & wortel, lalu saus tomat, gula, garam, merica & jahe. Aduk sebentar sampai merata. Lalu diamkan sebentar sampai harumnya keluar
– Kemudian, masukkan tepung maizena yang sudah dicampur air, aduk & masak sampai mengental.
– Kalau sudah mengental, matikan api kompor. Tunggu sampai saus tidak terlalu panas, lalu siram diatas dadar Fu Yung Hai

Hasil uji coba untuk kedua kalinya adalah seperti ini :

fuyunghaik

Voila ! πŸ˜€ Jadilah Fu Yung Hai Pelangi yang sesuai dengan impiankuuuw…! Aroma daging kepitingnya juga menguar lembut… bercampur dengan wangi telur & aroma tomat & jahe dari saus asam-manisnya. Sekali masak, langsung ludes sekejap oleh kami berdua… nggak ada yang tersisa untuk lauk makan malam πŸ˜›

Ternyata, memang harus PANTANG-MENYERAH ya kalau bereksperimen di lab-dapur… eksperimen pertama nggak berhasil, coba lagiii di eksperimen kedua πŸ˜‰ Yang juga menyenangkan adalah saat Baim bilang : “Eh, tau nggak… Aku tuh favorit lho makan Fu Yung Hai…

“Oia ???” Hummmm… pantes aja dulu setiap kali makan di Solaria, mesennya fu yung hai melulu, hehee.

“Iya…” jawab Baim, “Hehee. Lain kali… bikinin fu yung hai kayak gini lagi ya, huehehehee…”

“. . .”

“Yayayayayayayaya ???”

“OK, ntar aku masakin lagi buat kamu…”

“Asiiiiikkkk !”

“…saat klo thesis-nya submit ya, OK ?? ” πŸ˜€ (MODE istrikejam : ON)

dsc07794
Lebih "tebel" kalo pake terigu...
fuyunghaik4
...tapi kalau pake tepung beras, lebih krenyess-krenyesss gurih =P~

..

.

*)= falsafah makanan Lima-Warna ini gue pelajari informasinya saat menonton acara tentang Korean Cuisine di National Geographic. Dalam acara tersebut, sang chef menjelaskan setiap ingredients Bibimbap (nasi campur a la Korea), cara memasaknya & kenapa isinya beragam… dari nasi, beraneka sayur-mayur, pasta cabe, kuah bumbu, sampai daging & telur. Chef tersebut menjelaskan, bahwa dalam kuliner Korea, masakan itu harus dimasak secara tepat (supaya nutrien-nya nggak rusak) & bahan-bahannya terdiri atas banyak “warna”… minimal memakai bahan makanan dengan “lima warna”, untuk menjamin keberagaman nutrisi dalam masakah tersebut. Mungkin karena orang jaman dulu tu belum kenal istilah gizi seperti vitamin, lemak, protein, etc., akhirnya mereka menggolongkan gizi bahan pangan sesuai dengan kelompok “warna” bahan pangan tersebut. Intinya sih, semakin beragam “warna” bahan-makanan yang terkandung, maka akan semakin sehat masakan tersebut. Lihat saja isinya Bibimbap : nasi (putih = karbohidrat), sayur-mayur yang direbus, ditumis & dibuat asinan pedas (merah & jingga = sumber vitamin A & C; hijau = sumber serat & mineral), telur (kuning = sumber protein & lemak), daging (merah-cokelat = sumber protein hewani & serat), jamur & rumput laut (hitam-cokelat = sumber serat), tahu & bumbu-bumbuan bawang, wijen, etc (putih-cokelat = sumber protein nabati & bahan penyedap alami), serta pasta cabai berbumbu (merah = sumber vitamin C & penambah nafsu-makan alami). Sehat & beragam, bukan ? πŸ˜‰

Terus, kalau Nasi-Padang itu sehat, gak ?
Ooooh, tentu saja SEHAT… lihat aja nih : ada nasi (putih), dendeng sapi kuah balado (merah -jingga), sayur singkong, ketimun & sambal ijo (hijau), sayur nangka & gulai cumi (kuning), dan Rendang (merah-cokelat)… belum lagi bumbu-bumbuan masakan minang yang jumlahnya segambreng πŸ˜€ Jadiii… ya pasti SEHAT-laaah !

(Well, tentang Nasi Padang ini sebenarnya cuma pembelaan gue aja, sih… saking pengeeeen-nya makan Nasi Padang πŸ˜› )