Ini sekedar daftar-ide aja (yang terlintas saat brainstorming ma Baim); ide “Be a kid again“, untuk “mewaraskan diri” & merasa “seimbang” lagi :

– Koprol, jumpalitan, atau guling2 di atas kasur, karpet atau rumput…

– Pura-pura nyanyi sepenuh jiwa didepan kaca, pake’ sisir sebagai mic-nya

– Telanjang kaki berjalan diatas rerumputan basah sehabis hujan,  atau di pasir pantai yg basah

– Build a sand-castle

– Dengerin lagu kesukaan, keras-keras, dan diputar berkali-kali… sampai bosen

– basah-basahan main hujan

– Nyelupin kue biskuit ke dalam susu/teh sebelum dilahap

– Main Galasin, tak-jongkok, dampu, atau permainan tradisional apapun yang menguras tenaga tapi bikin happy

– Memperhatikan buih lidah ombak yang menyapu kaki…

– … dan teriak-teriak kegirangan sambil berusaha lari menghindar saat ombaknya memecah

– Meniti tepi trotoar (sidewalk)

– Usaha ngedapetin bekal roti/lauk lunch yang lebih enak dengan ngebujuk teman buat tukeran

– Makan es krim sambil berjalan-jalan…. hmmmm !

– Ngejilatin sendok es krim yang masih berlumur es krim

– Memungut batu/kerang yang cantik di pantai, lalu menyimpannya

– Pakai blus favorit & celana favorit berkali-kali, bahkan kalo kombinasinya nggak match; yang penting favorit-lah

– Ngelompatin kubangan air dengan mengambil ancang-ancang lari dari jauh terlebih dahulu

– Dalam sebuah jamuan makan : makan dessert-nya duluan, baru kemudian main-course nya 😛

– Tidur siang

– Pakai sepatu keds merah

– Makan makanan manis-manis atau jajanan sekolahan

– Pura-pura ngecot dengan gaya lebay & menirukan suara screeching-tire waktu berbelok pas nyetir mobil, atau pas bawa kereta-dorong belanjaan di supermarket

– Bersuara “SRRROOOT” tanpa ragu2 saat buang ingus pake’ tissue. Lega, tauu 😉

– Tertawa lepas & terbahak-bahak

– nonton Sesame Street, atau baca buku Si Lupus

– Cekikikan geli, for no reason

– Berdoa dengan tulus

.

Hmm… sekedar list ancient-wisdom biasa. Karena gue pikir, we-the grown ups, udah kebanyakan “terikat” oleh aturan2 & tuntutan kepatutan2, yang (biasanya) membuat diri nggak bisa menikmati hal-hal kecil disekitar kita dengan cara yang sederhana. Karena diikat oleh segala tuntutan & aturan apa-yang-pantas-dan-tidak-pantas-untuk-orang-dewasa tersebut, the grown-ups jadi memilih untuk menikmati hal-hal yang harus tampak bisa “mengangkat-status”, yang membuat diri terlihat “keren”, atau yang dianggap “sesuai” dengan tuntutan kepatutan diri sebagai penyandang gelar “orang-dewasa”. Lupakan spontanitas. Lupakan kegembiraan dari hal-hal kecil. Yang penting terlihat mentereng.

Inilah yang kadang-kadang suka bikin gue iri sama anak kecil.

Mereka, anak kecil, lebih bisa menikmati hal-hal sederhana dalam hidup, dengan cara yang lebih tulus & “lepas”, tanpa beban. Bukannya gue memilih untuk menjadi anak kecil lagi ya, tetapi… ternyata hal-hal kecil yang bisa dinikmati dengan spontanitas & kesederhanaan itu tu terasa lebih… precious & priceless.

Somehow, gue melakukan hal-hal dalam list diatas untuk “mewaraskan-diri” & supaya merasa “seimbang” kembali.

.

.

.

P.S : … ada lagi yang mau menambahkan list di atas ? Silakan, silakan… feel free buat nambahin 😉