Hehee, sori-sori aja nih kalau judul post kali ini rada-rada “jijay”. Sekedar mengkonfirmasi : gue samasekali bukan penggemarnya Desi Ratnasari, sampe bawa-bawa “Tenda Biru” yang dulu sempet ngetop dinyanyikan si Desi Ratnasari 😛 Tapi akan gue ceritakan, kenapa gue memilih judul di atas tersebut.

Hampir setiap pagi, sarapan gue adalah secangkir teh manis & halaman kompas.com 😛 Sebenarnya si kompas.com-nya sih yang jadi menu utama. Melek mata, gue nyariin Baim ke ruang tamu, nyalain laptop, trus buka kompas.com. Biasanya di ruang tamu, si Baim entah lagi asik melanjutkan ketikan thesis-nya, atau lagi iseng baca-baca detik.com. Trus baru deh gue beranjak bikin teh hangat atau roti bakar isi madu kesukaan gue (barengan si Baim yang bikin roti isi peanut butter n choco). Sarapan akan kami lahap bersama sambil ngobrol, curhat & bertukar info tentang apa yang masing-masing kami baca di halaman situs koran. Hippie sekali ya, sodara-sodara… 😛

Salah satu section di kompas.com yang suka gue baca adalah KoKi (=Kolom-Kita). Semacam komunitas citizen-journalism yang mengusung pendapat “Siapapun bisa menulis tentang apapun“. Lumayan baca KoKi, ada beberapa tulisan yang seger & kadang jadi ngasih ilham buat nulis. Nah, salah satu tulisan di KoKi yang membekas dalam ingatan gue adalah artikel KoKi yang gue baca 2 hari yang lalu. Judulnya “Sabtu Itu Aku Menikah”

Berhubung gue sedang membantu seorang teman yang lagi siboek mengonsep acara pernikahannya, gue pikir : waaah, kayaknya artikelnya nih tentang pesta pernikahan yang diadakah saat weekend yah ? Baca ah… siapa tahu jadi dapet ide abis baca… 😉

Pas gue klik & baca… wah, emang bener siy ; tentang sebuah pernikahan yang dilangsungkan di hari sabtu. Tapi, acaranya nggak biasa. It’s not even a solemn party. Penasaran seperti apa pernikahannya ? Baca aja ceritanya disini 🙂 It’s such a touching-story & i hope it has a happy-ending 🙂 Jadi insight yang cukup bagus kok. Coba gue baca artikel itu sebelum tahun lalu nikah 😛

Jadi…

…Bagi yang sedang menyiapkan pernikahan… lalu, merasa pusing mengkoordinasikan keinginan ortu, diri sendiri & wedding-organizer…

…kepentok urusan administrasi di KUA yang beribet…

…pusing memilih warna apa yang bagus untuk kebaya akad & kebaya seragam panitia…

…pengen dekorasi pelaminannya didominasi jenis bunga favorit yang sekarang sedang nggak-musim panennya…

…ngebet pengen punya foto pre-wedding superkeren tapi budgetnya hanya cukup untuk hari-H…

…lagi kesal karena nggak bisa mendapatkan kain renda-prancis untuk kebaya akad nikahnya…

…merasa bete karena jumlah seserahannya nggak melebihi lima kotak & nggak bisa dihiasi dengan wrapping & hiasan bunga-bunga indah…

…merasa capek berkeliling ke seantero toko sepatu demi menemukan sepatu cantik yang cocok dengan kebaya akad…

…merasa si calon suami (pasangan-tercinta) bersikap terlalu santai & tidak bersikap supportif dalam mewujudkan acara pernikahan yang seindah cerita dongeng…

… atau, menemukan sejumlah ketidakpuasan lainnya dalam persiapan pernikahannya…

…ingat…

…jangan mengeluh.

Anda masih jauh lebih beruntung…

…dibandingkan pasangan tersebut, yang menikah dibawah tenda biru.

🙂