Ayoooo… para mahmuds & pahmuds, tunjuk tangan siapa yang disini anaknya nggak pernah tantrum ?

*nggak ada yang angkat tangan* πŸ˜†

Kalo dulu pas jaman masih sekolah, biasanya kata “ujian” atau “quiz dadakan” yang suka bikin degdegan pucet. Setelah jadi ortu, pucetnya itu salah-satunya pas denger kata tantrum (atau saat menghadapinya sendiri) πŸ˜† Hayo ngaku… minimal degdegan laa. Wajar, menghadapi anak tantrum emang salahsatu ‘ujian’ kesabaranΒ  buat orangtuanya. Nggak jarang bikin panik, bikin capek, bikin kapasitas paru-paru bertambah (saking banyaknya narik napas dalem-dalem sambil istighfar), juga bikin ortunya pengen ikutan tantrum. Tapi banyak juga yang setelah menghadapi series of tantrum dengan kepala dingin & pengertian, malah jadi cool, calm & confident (tsah !). Well, ini juga dibantu dengan kesabaran seluas samudra & seiring dengan berjalannya waktu sih πŸ˜›

Malam ini pas lagi iseng-iseng mainan twitter (…setelah Alma tidur. Yippie jam 8 udah tidur !!), psikolog keluarga @AlissaWahid sedang membahas topik menarik tentang #anaktantrum. Pasti banyak buanget ortu yang langsung khusyuk ngikutin bahasannya… termasuk gue πŸ˜› Jujur, ini bukan kali pertamanya gue ketemu sama yang namanya tantrum : saat dulu di sekolah, beberapa kali menghadapi & menenangkan tantrumnya siswa-siswi. Exhausting, i tell ya. Tapi beda laa dengan menghadapi tantrumnya balita (meski capeknya SAMA). Setelah menghadapi tantrumnya Alma yang mulai muncul baru-baru ini, gue pikir perlu banget dari awal gue berusaha ngerti lagi tentang apa itu tantrum, kenapa bisa tantrum, serta tips-n-trik buat surviving tantrum. Kenapa ? Biar punya gambaran yang lebih positif aja supaya bisa menghadapi tantrumnya Alma dengan bijak. Sepertinya bakal lebih enak kalo melihatnya sebagai efek dari hal lain seperti kecapekan, keinginan buat menyampaikan perasaan atau menyalurkan emosi, etc etc… bukan sebagai perilaku nakal. Ortu lainnya yang ngikutin kultwit #anaktantrum juga pasti punya keinginan yang sama. Lagipula, as a n00b mommy, gue merasa masih jauh dari bijak dalam hal menghadapi Alma saat tantrum πŸ™ I wanna be better… or at least, bisa sesabar pak suami gitu.

Mbak @AlissaWahid, saya minta ijin ya merekap kultwit-nya disini. Monggo teman-teman kalau mau dibaca :

Kunci menghadapi #anaktantrum ada di rules & regulation yg ditetapkan orangtua. Penerapannya tentu harus sensitif usia.

Apa bbrp prinsip dasar pengasuhan anak, yg terutama sgt berlaku dlm hal menghadapi #anaktantrum

Prinsip1: anak membutuhkan kejelasan akan apa yg boleh & tak boleh dilakukan. Mrk blm punya ‘logika org dewasa’. #anaktantrum

Daya pikir anak masih dalam proses tumbuhkembang, krn itu clarity aturan menjadi patokan utama perilaku mrk. #anaktantrum

Kalau hr ini #anaktantrum minta eskrim nggak dibelikan, tp hari lain nangis dibelikan, maka aturan mjd tidak jelas utk anak.

Prinsip 2: anak sangat membutuhkan kestabilan pola, termasuk konsistensi orangtua dlm bersikap berperilaku. #anaktantrum

Prinsip kestabilan akan mempengaruhi rasa aman anak, ia bs percaya bhw dunia (sekitarnya) dpt diandalkan. #anaktantrum

Orang dewasa insecure, yg merasa dunia ini tak dpt diandalkan adl salah1 produk ketidakstabilan lingk.tumbuhnya. #anaktantrum

Prinsip3: anak belajar dr tindakan, bukan kata2 orangtua. Makanya mengancam tdk pernah mempan utk hadapi #anaktantrum.

“Your action speaks so loudly, I can’t hear what you say” gitu kalimat bijaknya. Anak memang belajar scr modelling. #anaktantrum

Prinsip4: negative attention is always better than no attention. Ini sangat tampak pada masa kanak2. #anaktantrum

Kalo anak tenang2 aja, orangtua menganggap situasi aman dan cuek. Begitu anak berulah, orangtua bereaksi. #anaktantrum

pernah ketemu anak yg ‘caper’ waktu orangtuanya ada tamu? ya itu prinsip negative attention yg lagi jalan. #anaktantrum

Prinsip5: anak tumbuh selaras dengan paparan tatanilai dominan. bisa orangtua, bisa TV, siapa pun yg dominan. #anaktantrum

Tantrum itu artinya perilaku tak terkendali. Bisa mengamuk atau menangis. Jadi #anaktantrum itu tidak tergantung usia.

Anak usia batita sedang belajar punya kemauan & cara menyampaikannya. Ini saat ia membangun kebiasaan baik. #anaktantrum

Dlm hal perilaku #anaktantrum apalagi di ruang publik, ini justru saat tepat membangun sikap menghargai aturan & orang lain.

Tetapkan batas perilaku anak yang jelas bila di tempat umum, dan jaga konsistensi kita atas batas itu. #anaktantrum

Cth batas: ‘nanti di mall, kita akan beli baju. Tdk beli mainan. Ibu minta Adik tenang, krn mall itu tempat umum’ #anaktantrum

‘Kl adik nangis atau marah2, kita masuk ke mobil dulu smp adik tenang. OK?’ sampaikan sebelum berangkat. #anaktantrum

@sittakarina iya mbak, itu proses normal. negative attention yg sy maksud adl dpt perhatian krn perilaku yg dipilihnya tdk tepat

Saat di mall, kita gunakan batas itu sbg panduan. Kl anak mulai merengek, ingatkan 1 kali atas batas itu. #anaktantrum

Katakan dg tenang dan pada nada rendah, ‘tadi kita sudah sepakat kita tidak beli mainan dan adik tidak marah2’ #anaktantrum

oya, bila jalan2, selalu ingat bhw anak usia balita membutuhkan energi 3x lipat orang dewasa utk waktu yg sama. #anaktantrum

Jadi utk anak, muter mall 2 jam membutuhkan energi setara 6jam orang dewasa. Kalau capek, mrk akan cranky. #anaktantrum

bikin kesepakatan di rumah itu mudah. tapi kl tetep aja #anaktantrum di ruang publik? nah prinsip 1-5 tadi terpakai semua

kl #anaktantrum, katakan dg nada tetap rendah ‘berhenti ya. Ibu ingin adik tenang. Kalau tidak berhenti, kita masuk mobil’

Cukup sekali peringatan. Bila #anaktantrum tdk berhenti, amalkan prinsip 1-3: gendong dia, bawa masuk mobil. TANPA ngomel.

Berdiamlah di mobil smp si #anaktantrum reda. Yg ideal: dudukkan ia dlm pangkuan, peluk selama ia menangis walau ia meronta

Sambil memeluk si #anaktantrum, sampaikan ‘ayah sayaaang sama Adik’ dg cara kita biasa ucapkan ke dia. Don’t let go

Yg terakhir itu penting spy #anaktantrum sadar bhw kita mencintai dia apapun kondisinya. Kita tidak suka perilakunya, bukan ia

Biarkan si #anaktantrum cry-out her anger. Jangan berceramah atu membujuk. Setia tunggu ia tenang. Berapa lama? Nggak penting

Kenapa kalau ia marah2 sebaiknya tidak dibujuk2? untuk mengendalikan prinsip 4: negative attention. #anaktantrum

Mari kita putus hub. antara perilaku jelek spt #anaktantrum dg perhatian. Justru kuatkan hubungan perilaku baik & perhatian

Begitu #anaktantrum jd tenang, silakan balik ke mall. Bahkan boleh belikan minuman utk obat capek & apresiasi ‘keputusan’nya.

Jadi jelas, menghadapi #anaktantrum kita perlu ambil kendali. Spy efeknya menetap, cuma perlu 2-3 kali saja kok πŸ™‚

Percaya deh, keberhasilan kita mengelola situasi ini akan membuat #anaktantrum belajar buanyaak banget utk bekalnya.

Ketenangan, kesabaran, ketegasan, konsistensi, kasihsayang; semua yg #anaktantrum lihat akan mjd benih prinsip dlm hidupnya.

@mariofranklin nggak salah, mas. Tips yg utk di tpt umum bisa dilakukan juga utk di rumah kok. Prinsip2nya sama: tegas, konsisten, kasihsayang.

Betul mas. Kl sdh gini kita jg perlu sadar: anak disuruh sadar tp kita sendiri nggak..RT @heruyaheru: sabare kui mbak sing uangel..

Iya banget. Lintas usia πŸ™‚ RT @blackoteka: Mbak, ini berlaku buat org dewasa jg ga? Hihi | Prinsip Negative Attention

Aih, paling tertohok deh gue sama dua twit terakhir di atas. Lebih lengkapnya silakan cek linimasanya mba AlissaWahid ya πŸ™‚

Eniwei… Wow. Yang dibahas itu semua menjelaskan sekali, kenapa Alma waktu itu ngamuk setelah (kelamaan) diajak jalan-jalan di keramaian, dan kenapa kalau gue nggrundel pas Alma ngamuk hanya akan bikin keadaan tambah kacau. Apalagi kalau keukeuh memperpanjang waktu belanja, o-hoooo… itu samaaja kayak menciptakan neraka sendiri. I did that, once… and regret it.

Selama ini Alma tantrumnya masih berupa nangis rewel. Eh itu tantrum apa cranky ya ? Abis suka sambil berontak minta keluar dari gendongan sih πŸ˜› Kalau setelah dibilangin pun masih rewel (pernah sekali nyaris ‘melantai’, alias pas mau digendong malah ngedeprok gitu), berarti sudah saatnya gue & Baim menyelesaikan apapun kegiatan saat itu dan keluar cari tempat sepi biar Alma bisa ditenangkan & sukur-sukur bisa istirahat. Atau kalau tantrumnya parah, ya pulang sekalian πŸ˜† Tapi selama ini buat mengantisipasi terjadinya tantrum, kami berusaha buat nggak bawa Alma pergi saat jam tidur, dan selalu memastikan Alma kenyang sebelum pergi. Sepertinya nggak lama lagi tips menentukan-batas-perilaku yang mbak AlissaWahid bilang bisa diterapkan nih.

Ada yang punya cerita tentang saat menghadapi anak tantrum ? Tips jitu-jitu, cerita yang mellow-melow, ataupun yang ‘kena’ banget pelajarannya ? I would like to hear it πŸ˜€