…nope, bukan makan Sate di kolam empang, ya… Tapi tepatnya makan sate di sebuah jalan di kota Bogor bernama Jl. Alun Alun Empang πŸ˜‰

Waktu kemarin pulang ke Bogor, Abah, Mutia & Ahmad ngajakin gue makan siang di sebuah resto di bilangan Empang ini. Namanya : Sate Gate.Β  Gate-nya dibaca sebagai ga-te‘, ya… bukan geyt sebagaimana pelafalan dalam boso inggris (yang artinya = gerbang). Abah bilang, dinamakan “Gate” karena dalam bahasa sehari-hari di Empang, Gate itu artinya = enak banggeeettt πŸ˜‰ Jadi kalo disana ada yang bilang “meuni gate !” itu artinya memuji kalo rasa makanannya enak banget (gitu-lah kira-kira…). Restoran Sate Gate ini menyajikan hidangan khas arabian seperti Nasi Kebuli & Nasi Kabsah (…???), tapi juga menyajikan gulai & sop kambing, roti canai & kari, and… sate kambing πŸ˜€ Tahu sendiri kan, masakan Arab tu banyaaak menggunakan daging kambing dalam beberapa main course-nya… and i love daging kambing πŸ˜†

sategate

Tempatnya mudah dijangkau : di Jl. Alun Alun Empang Bogor, depan Mesjid At-Thohiriah atau depan lapangan bola Alun Alun. Di jalan tersebut,Β  resto Sate Gate ini berdiri dalam deretan ruko-ruko. Karena kesana pas siang hari, mobil yang kami naiki harus berjibaku dulu dengan angkot-angkot ijo yang riuh-gemerayak di sekitar pertigaan Sekolah AKA (Akademi Kimia Analitik)-Bogor, Museum Zoologi & Bogor Trade Mall (BTM).

Sampai di parkiran resto, kami disambut oleh banner resto Sate Gate yang ada gambar komik kambingnya… haha, si kambingnya tersenyum lebar gituh, padahal didalam sana kan dia disate πŸ˜› Bagian dalam restorannya pun rapih-bersih, lega & cukup terang.

Kalau kata abah, yang terkenal enak disini adalah Sate Kambing & Nasi Kabsah-nya. Gulai Kambingnya juga enak πŸ˜€ Yo wis, kami memesan sate kambing, Nasi Kabsah & Gulai Kambing… plus hidangan dessert Sarikaya. Yang pertama kali keluar adalah… si sate kambing :

dsc01556

dsc01558

As u see, tidak seperti sate kambing umumnya yang dimakan hanya dengan siraman sambel kecap, sate kambing di Sate Gate ini dimakan bersama sambel kacang berrempah (pake ketumbar, dkk.?) yang disiram kecap manis. Plus, ditabur bawang goreng πŸ˜‰ Potongan tomat, rawit & kecrutan jeruk nipisnya disajikan terpisah, instead of diaduk bersama kecap menjadi sambal kecap. Dan, benar kata abah : sate kambingnya enaaaak bangged !! Dagingnya empuk, nggak alot, masak sampai ke dalam-dalamnya… trus aromanya wangi tapi nggak prengus… Maknyusssss banget pas dikunyah bersama bumbu cocolan πŸ˜› Kami nggak-bisa-nggak berhenti ngemilin sate kambingnya, padahal hidangan nasinya aja belum dateng ! Akhirnya, yah… pesan seporsi lagi deh πŸ˜†

Ditengah keganasan kami menyantap sate kambing… thank God, datanglah hidangan nasi yang kami nanti-nanti : Nasi Kabsah.

dsc01559

Ahmad pesan 1 porsi (makan sendiri), dan Mutia & gue pesan 1 porsi (dimakan berdua). Serius, karena porsinya gede ajah… cukup buat dimakan berduaΒ  πŸ˜† Dessi, teman gue yang tinggal di Saudi sana, pernah cerita kalau one day, dia dikasih Chicken Kabsah sama tetangganya… dan itu nasi sukses baru habis DUA HARI KEMUDIAN, buat jatah makan BERDUA πŸ˜† Pas gue cari-cari info resep Nasi Kabsah ini di internet… ternyata emang beneran default-nya tuh gede ajah… disajikan dalam porsi besar. Serius, saking besarnya, kalau disajikan dalam ukuran porsi sajian a la arabian, disini mah bisa buat makan 8 orang se-kita-kita gini πŸ˜†Β  Hehee, bulan puasa ntar mau coba bikin ah buat Baim πŸ˜‰

Di resto Sate Gate, Nasi Kabsah dimakan bersama sepotong daging kambing panggang, dengan pelengkap taburan bawang goreng, secawan sambal pedas serupa parutan acar Zalata & secawan saus mint yang asem-asem-segar dan… well, minty πŸ˜› Rasa asem-asem-suegerrrnya pas “berpadu” dengan ketebalan citarasa si Nasi Kabsah ini. Me love it !! Trus, katanya nasi kabsah ini dimasak bersama susu kambing; hmmmm, pantesan aja rasanya bisa begitu ‘rich’ πŸ˜‰

Gulainya sendiri cuma gue cicipi kuahnya aja, karena… udah keburu kenyang πŸ˜› Akhirnya dibungkus & dibawa pulang. Kuah gulenya sih nggak setebal gule-gule di rumah makan padangΒ  yaaa. Lebih tipis, tapi juiciness daging kambing yang ngeblend dengan rempah2 & larut dalam kuahnya tu cukup “nendang”. Actually i prefer it a bit ‘thick’, tapi kalo dengan citarasa seperti itu disajikan dalam kuah yang kental… bisa2 mabok deh gue πŸ˜› Fhiuuuh… coba kalo gue nggak kenyang2 amat, pasti akan dengan senang hati gue menggasak gulai kambing itu πŸ˜†

Sesi makan siangpun ditutup dengan secawan kecil dessert Sarikaya. Kalau sarikaya pada umumnya tuh dominan olehΒ  aroma telur & pandan yang kuat,Β  sarikaya di Sate Gate ini samasekali beda… karena ada hint aroma kayumanis & sedikit cengkeh yang tercium ‘tipis’ diatas manisnya wangi pandan & kelapa πŸ˜‰ Nggak kecium deh tu aroma telur yang rada-rada amis… surely, Sarikaya di Sate Gate ini adalah salah satu sarikaya terlezat yang pernah gue coba πŸ˜‰

Usai makan, hanya ada satu kata yang bisa gue ucapkan untuk men-‘sum up’ acara makan siang kami di resto Sate Gate :

“Selamat datang, wisata kuliner berkolesterol tinggi nan lezaaat…”

πŸ˜†