Minggu lalu, gue baru saja menerima kabar dari dua sahabat gue tercintah, kalau insyaAllah mereka akan menikah di penghujung tahun iniiii…! Nope, mereka bukannya menikahi-satu-sama-lain yaa… tetapi menikah dengan calon-suami mereka masing-masing. Anyhooo, gue jadi excited & senang mendengar kabar-kabar gembira tersebut πŸ˜€ Lucunya, ternyata hari pernikahan mereka cuma beda seminggu. Asiiik, berarti di penghujung tahun ini gue punya alasan untuk pulang lebih lama ke Jakarta, hahaa ! πŸ˜€

Seru deh kalau mendengar cerita mereka tentang segala printilan yang disiapkan untuk acara pernikahan mereka… bikin gue jadi bernostalgila teringat saat dulu ber-jungkirbalik-ria menyiapkan pernikahan kami πŸ˜› Trus, yang nggak diduga juga : ternyata kedua sobat gue ngasih bahan seragam kebaya… πŸ˜€ Wah, terimakasih banyaaak ya, jengs *mmmuah !!*Β  Means, mulai dari sekarang saya harus berburu model kebaya ! YOSSSH !! πŸ˜€

Emang dasarnya gue suka memakai baju kebaya, makanya gue sangaaaat menikmati ritual-berburu-bahan-model-dan-menjahit-kebaya πŸ˜€ Puncak-ritual-perburuan ini sudah bisa ditebak kapan : yaitu saat tahun lalu gue menikah, dimana gue berburu model kebaya secara brutal… sampe pusing memilih, saking banyaknya model kebaya yang bagus2 (ini mah “penyakit” calon manten pada umumnya, yaaa πŸ˜› ). Ritual-berburu ini sangatlah “sacred”; ada kepuasan tersendiri saat berhasil mendapatkan bahan, model maupun hasil jahitan yang memuaskan, hehee. Biarpun pusyiing-keblinger memilih, tapi entah kenapa ritual ini selalu asyik untuk dinikmati… dan gue akan dengan senang hati mengulangnya lagi, lagi, dan lagi πŸ˜€

dsc08307
sketsa kebaya akad untuk pernikahan teman (^^)

Beberapa malam ini saat Baim lagi asyik ngerjain risetnya yang baru, gue akan dengan anteng duduk di sebelahnya… asyik berburu model kebaya πŸ˜€ Gue suka kebaya-kebaya tradisional yang bergaris anggun, tetapi hayuk juga sama kebaya modern-modifikasi… asal bukan extreme-modification yang sampai pake bulu-bulu atau ruffles everywhere πŸ˜› Karena gue pakai kerudung, gue memilih yang tertutup. Kalau dapat bahan kebaya berupa lace /brokat transparan, maka didalam kebayanya nanti akan gue lapisi dengan furing kain chiffon (bukan kain satin ya), instead ofΒ  “pakai-bodysuit-didalam-kebaya-transparan”. Gue nggak menganut faham “pakai-bodysuit” ini karena si bodysuit membuat kebaya yang gue pakai nggak “jatuh” dengan bagus saat dipakai di badan… kalau kata nyokap : ting-pecotot, nggak rapih πŸ˜› (selain membuat badan gue terlihat seperti lontong). Gue juga nggak terlalu suka membuat kebaya yang mirip-plek-plekan dengan model yang gue temukan di majalah/google. Biasanya, gue akan mengumpulkan antara 2 sampai 3 desain yang gue suka… bisa jadi yang satu gue ambil karena suka model kerahnya, yang lain gue ambil karena suka model aplikasi di lengan, atau karena gue suka cuttingnya. Kemudian, hasil comot-mencomot iniΒ  akan gue gambar menjadi model kebaya lain yang persis seperti gue inginkan. Ini, baru benar-benar asyik πŸ˜€

Untuk penjahitnya… gue punya penjahit langganan di Bandung sana. Sebenarnya sih beliau ini adalah penjahit langganannya Ibu. Suatu hari, gue melihat ibu memakai kebaya yang baru aja “fresh” selesai dijahit oleh penjahit tersebut. Maaak… cuttingnya bisa bagus gitu, dan “plekk” menempel dengan pas-nya di tubuh; nggak kesempitan (terutama kalo duduk yaa πŸ˜› ) dan nggak kebesaran pula. Pokoknya pas, ajah… Well, that’s how a kebaya is supposed to be !! πŸ˜€ Bahkan Ibu pun pernah mempercayakan brokat prancisnya untuk diolah sang penjahit itu; hasil kebayanya ternyata sangatlah memuaskan πŸ˜‰ Akhirnya gue jadi ikutan deh naro jahitan kebaya disitu juga… dari mulai kebaya-kebaya resmi atau casual, sampai akhirnya bikin kebaya siraman, kebaya buat ngunduh-mantu & akad nikah gue juga disitu πŸ˜€

Waktu bikin kebaya akad nikah, gue baru tahu dari penjahit langganan di Bandung itu kalau ternyata… kebaya-kebaya hasil karya para desainer yang suka dipajang di majalah-majalah itu, yang tampak depan kebayanya cantiiik sekali karena dimodifikasi macem2, ternyata… kancingnya tuh bukan benar-benar di bagian depan, melainkan berupa resleting di belakang/punggung. Jadi yah tampak depannya kayak kebaya, tapi sebenarnya serupa baju kurung. Dengan resleting di belakang, maka modifikasi di sekitar dada/bagian depan kebaya tidak terganggu oleh bukaan baju & deretan kancing. Sebenarnya hal ini nggak berlaku untuk semua jenis kebaya, kok… apalagi buat kebaya yang dijahit menyatu dengan bustier-kancing-depan, atau kebaya ber-pakem tradisional seperti model kutubaru, kebaya kartini atau kebaya encim. Hanya saja… as for me yang perutnya nggak rata & nggak selalu suka pakai bustier, fakta ini cukup menguntungkan karena modifikasi di bagian depan kebaya jadi jatuhnya mulus & bagus… nggak terlihat mlentung-mlentung atau berlipat-lipat πŸ˜› Waktu Juli lalu bikin kebaya di penjahit tersebut, sesuai saran beliau maka gue nurut aja pas dibuatin kebaya-dengan-resleting-di-belakang πŸ˜€ Lagipula untuk kebaya akad nikah gue, modelnyaΒ  sendiri berupa kebaya modern; jadi kalau jatuhnya agak mirip baju kurung, masih nyambung lah karena padanan bawahannya adalah kain songket Padang. Lain halnya kalau ternyata bawahannya tu berupa batik & di-wiron…. nah, itu baru harus mengikuti pakem kebaya jawa, tanpa kompromi ! πŸ˜€

Gue pribadi sih cocok menjahitkan kebaya-kebaya gue di penjahit yang di Bandung ini. Udah harganya terjangkau, cutting kebayanya bisa jatuh bagus di badan gue, hasil jahitannya rapih pula πŸ˜‰ Penjahit ini juga hayuk-hayuk aja saat didaulat untuk mencomot-comot model aplikasi kebaya & membuat-ulang gambar desain kebaya sesuai yang gue mau… ya cucok-lah. Palingan kalau gue masukin bahan kebaya yang agak mahal disana, gue hanya mewanti-wanti aja supaya please-handle-delicately-with-care πŸ˜›

Soo… sepertinya untuk memproses bahan-bahan kebaya pemberian sahabat2 gue, maka gue akan kembali mempercayakanΒ  penjahit langganan gue di Bandung untuk menggarapnya πŸ˜€ Udah mulai tanya-tanya ke Ibu juga nih… nih kapan beliau mau jalan-jalan ke Bandung, supaya ntar daku bisa sekalian nitip masukin bahannya ke penjahit langganan kami itu. Hihihiii… nggak sabar rasanya menanti kebaya-kebaya itu usai dijahit, hihihii…

πŸ˜‰